familia-see you

495 114 13
                                    

"semua sudah kamu siapkan?" Noah berujar lagi saat ia sudah sampai bandara tempat dimana Olivia akan meninggalkan dia untuk bertugas demi perdamaian negara.

Olivia yang hari ini diantarkan oleh Noah yang bertukar shift segera mengangggukan kepalanya.

"nanti di cek lagi setelah apel. Kamu ikut sampai dalam kan ya?" Tanya olive sembari melepas seat belt yang melingkar di tubuhnya. "dibolehin ngga?" Noah bertanya.

Olivia mengangguk. "Ya boleh kalau masuk sama aku. Yuk turun, ikut masuk aja ngga apa apa. Keluarga pasukan yang lain juga ikut masuk, kok" ujar Olivia sambil membuka pintu.

Noah mengikuti kemana Olivia. Ia segera membuka bagasi, mengeluarkan tas jinjing berwarna hijau miliknya.

"ini aku tidak apa apa masuk?" Noah bertanya sekali lagi sebelum mereka melangkah masuk. Olivia menoleh. Menggandeng tangan kiri dokter dengan tangan kanannya yang tidak membawa apapun sementara tangannya yang kiri membawa tas.

"Bawel deh"

"Weits, captain dateng sama gandengan aja. Tumben banget" begitu mereka masuk ke ruangaan dimana mereka menunggu untuk apel, siulan siulan menggoda langsung terarah pada olive dan Noah.

ini kali pertama olive diantar oleh seorang pria.

"Capt, kenalin dong siapa tuh gandengannya. Anak satuan mana?" Noah hanya tertawa saat mereka menganggap bahwa Noah adalah seorang tentara karena postur tubuhnya yang tinggi tegap dengan otot pada bisep nya yang terlihat walau tidak seberotot tentara yang ada di ruang ini.

"diem kalian" bukannya mereka diam, mereka malah semakin menggoda Olivia.

"udah jangan didenger mereka. Nanti kamu ikut sama rombongan keluarga yang lain nya ke hanggar boleh kok, nanti ada papaku. Biar kamu bisa masuk mau ikut papa aja?" Noah menggelengkan kepalanya. Ia bahkan melupakan bahwa papa Olivia adalah jenderal di angkatan darat.

"no, thanks. Liat kamu pake seragam aja udah bikin aku merinding apalagi liat papa kamu. Bisa mati berdiri aku" Olivia tertawa mendengar keluhan Noah. "ya udah aku masuk dulu. Mau briefing bentar"

Noah hanya menganggukkan kepalanya, ia kemudian terdiam dan duduk di salah satu kursi kosong dimana ada seorang perempuan dengan menggendong anak kecil yang Noah rasa baru berusia kurang dari satu tahun di pelukannya.

"pacarnya ya, mas?" Noah menoleh kemudian tersenyum dan menggelengkan kepalanya. "bukan Bu, teman"

Ibu disampingnya hanya menganggukkan kepalanya. "tapi cocok loh kalian" Noah tersenyum tipis. "minta doanya aja, Bu"

"Dedeknya umur berapa, Bu?" Ujar Noah samb bertanya perihal bayi gemas di pelukan sang ibu. "baru sembilan bulan. Tapi harus ditinggal papanya tugas bertahun-tahun" Noah tersenyum tipis sambil memegang bayi yang berusaha menggapainya.

Athena bertugas selama kurang lebih tiga tahun, meninggalkan keluarganya dan dia demi keamanan internasional.

"Kayanya udah selesai briefing, ayo kesana mas buat liat mereka" Noah hanya menganggukkan kepalanya. Mengikuti kemana barisan barisan keluarga para tentara yang ditinggalkan berjalan. Dia berjalan paling belakang, mempersilakan semu orang berjalan lebih dulu dari dirinya.

Noah bisa melihat pasukan yang akan dikirim untuk terbang tengah dibariskan dengan Olivia memimpin di depan. Walau dia berdiri paling belakang, tubuhnya yang tinggi menjulang masih melihat wanita yang sedang dekat dengannya tengah berdiri dengan gagah.

"mas itu dokter ya?" Noah menoleh begitu seseorang menyentuh lengannya. "eh, iya Bu. Kok ibu tahu?"

"Dulu kayanya adik saya ada kasus. Langsung diusut tuntas sama dokter" Noah terdiam. Kapan? Dia tidak merasa pernah menangani suatu kasus berat sendirian. Pasti ada dokter senior yang memimpin dan dia hanya membantunya.

FamiliaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang