eric tergeletak tidak berdaya saat bunyi pistol ditembakkan. kali ini, pistol yang ditembakkan sudah mengenai bagian perutnya.
Kenzo sendiri yang menembak bajingan sialan yang membunuh keluarganya. Kenzo menembak dengan senapan yang tadi Jeno berikan pada Mark dan datang untuk menyelamatkan Jeremiah dan Jeno.
namun sangat disayangkan, peluru dari pistol yang digenggam eric sudah meluncur terlebih dahulu sepersekian detik sebelum Kenzo menembak dirinya.
Jemi, membuka matanya saat ia merasa tidak terjadi apa apa dengan dirinya selain bau amis darah serta cairan lengket yang berada dekat dengannya.
perlahan, ia membuka matanya.
"PAPA" Jemi berteriak saat melihat siapa yang berada di depannya.
sang papa, kembali mengorbankan dirinya. Papanya menjadikan dirinya tameng bagi jemi agar tidak terkena peluru yang ditembakkan oleh eric.
jeno hanya bisa tersenyum sekilas sebelum keseimbangan nya hilang dan ia terjatuh ke depan, tepat dimana sang putra tengah terduduk penuh ketegangan.
darah mengucur dari kepala sang papa.
Eric tidak menembakkan peluru di jantung sang papa, melainkan mengenai kepalanya sehingga Jeno tidak lagi sadar dan sekarang ia terjatuh dan bersandar di tubuh putra sulungnya. Membiarkan kaus berwarna putih Jemi ternodai oleh darah segar yang keluar dari tubuhnya.
"Pa, bangun, pa. Dengar Jemi?" Jemi berujar, mencoba menyadarkan papanya yang tidak mengedip sama sekali. tetap membuka matanya namun tidak lagi merespon rangsangan yang Jemi berikan.
"pa, demi tuhan, bangun. Jemi takut" air mata yang tidak pernah jeremiah keluarkan langsung tumpah saat ia merasa papanya sudah tidak merespon dirinya. Ia mengguncang guncang tubuh papa nya. tidak ada balasan apapun selain darah yang menciprat kemana mana.
Kenzo yang berada di tempat kejadian memastikan Eric tidak bisa kemana mana. Ia mengecek denyut nadi Eric, masih ada.
tentu saja karena Kenzo tidak menembak organ vital milik Eric. Tidak tahu sih jika nanti ada kerusakan organ dalam.
"BANG, PAPA, BANG" Kenzo segera berlari mendekati Jemi yang berteriak memanggil namanya karena sang papa tidak kunjung merespon apapun yang dia lakukan.
Bukan hanya Kenzo yang sekarang datang, melainkan jaemin, mark, yoshi, serta Asahi yang sudah merangsek masuk juga ada di depan pintu. Mereka berhasil melumpuhkan orang orang di depan rumah dengan bantuan yang juga datang. Namun naas, papanya sudah bersandar di tubuhnya dengan bersimbah darah. Bahkan kausnya sudah tidak lagi berwarna putih akibat darah yang keluar dari tubuh sang papa.
"uncle" Kenzo yang sedang berjongkok menoleh kepada Mark yang sudah berdiri mematung dengan wajah yang berkaca-kaca. Dia baru saja mengecek denyut nadi dari sang paman.
hilang.
denyut di tangannya sudah tidak lagi terasa.
Kenzo tidak bisa mengatakan hal ini dihadapan jemi. Bagaimana bisa Jeremiah menjadi saksi dari kejadian berdarah yang dialami oleh dirinya.
"biar mereka kami yang urus, capt" ujar anak buah jaemin sembari menunjuk eric yang sudah tidak berdaya di lantai. Jaemin menganggukkan kepalanya, matanya menatap lurus dimana sahabat nya tengah terbaring penuh darah di pelukan sang putra.
Langkahnya dengan berat mendekat.
"uncle" Kenzo melirik Mark yang menatap tidak percaya kepada adiknya. Mark menganggukan kepalanya, menggeser badannya mendekat ke arah dimana tadi Kenzo berdiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Familia
Fanfiction-Diamante universe- [Please read Diamante and Royals before you read this story] Ketika keluarga sudah kembali utuh, rasa bersalah sudah menghilang dari kalbu, apakah hidup mereka akan baik baik saja? "Kalian bertiga akan aman dengan papa. Papa ber...