4. Perkenalan Awal 🌹

57 9 0
                                    

HAPPY READING🌈

*
*
*
*

🌹

  " Gue lagi tidur seribu tahun gak sih?" tanya Adel seraya membuka pintu UKS.

Dia masih cukup heran, entah kenapa hari ini dia dihadapkan oleh kenyataan yang begitu seperti mimpi. Dia benar-benar tidak percaya atas sikap Abadi kepada Cinta.

" mana gua tau. " Fana angkat bahu.

" WOI ABADI MANA??!! "

Tiba-tiba ada seorang cowok mengenakan seragam yang tidak dikancing satupun dan kaos oblong berwarna hijau muda di dalamnya.
Cowok itu datang dan langsung berteriak.

" ngapain lo nanya Abadi? " ketus Fana.

" gue kan temennya yakali gak boleh nanya dia dimana. " tungkas Farel.

" lo bisa gak sih gak usah kenceng-kenceng kalo ngomong! Cinta bisa kebangun!!!" Protes Fana.

" Dih gue kan cuma nanya. " ujar Farel.

" Cuma nanya-cuma nanya, gak berdosa banget lo udah teriak-teriak! Paling juga nyari Abadi mau di ajak Tawuran." ujar Fana.

" mulut lo emang suka bener. " kekeh Farel.

" udah sono pergi! Abadi baru aja keluar." Usir Fana segera menutup pintu.

Farel mencari Abadi itu sudah pasti mau di ajak sesat. Hal itu sudah tidak asing lagi bagi Fana. Jika ditanya siapa yang paling membenci Farel di dunia ini jawabanya Fana. Mereka itu sudah seperti air dan minyak, gak akan pernah nyatu dan kompak dalam satu hal.

Mereka itu kebetulan tetanggaan jadi tidak heran jika mereka terlihat sudah saling kenal lama di SMA. ya bisa dibilang mereka akrab dalam hal Bertengkar, hoby mereka Baku hantam, adu mulut, dll.

" gue masih heran deh. Kok bisa kak Abad gendong Cinta dan jaga dia? " Adel masih dalam fase keterheran-heranan.

" Ya mana gue tauk, Naksir kalik. " tebak Santai Fana.

" Apa?! "

🌹

     Bel pulang berbunyi sejak tadi. Namun Abadi baru saja berniat pulang padahal ketiga temannya sudah pulang sejak tadi. Kini cowok itu berjalan keluar dari kelas dan segera pergi ke Parkiran.

Langit terlihat mendung dan pasti sebentar lagi akan turun hujan. Baru saja melewati Tiga kelas ternyata benar, kini hujan turun dengan deras. karena tidak mau berlama-lama di Gedung itu, Abadi segera berlari menuju parkiran dan menembus derasnya percikan air yang jatuh dari atas sana.

Bola matanya menoleh sekitar, tiba-tiba langkahnya terhenti ketika melihat seorang gadis yang sedang duduk membelakanginya di tengah-tengah lapangan basket. Dia terlihat tidak peduli dengan hujan yang membasahinya, bahkan dia seakan malah menikmati keadaan itu.

Awalnya Abadi tidak peduli dengan gadis itu, tapi entah kenapa matanya sering kali ingin menatapnya dan tidak ingin melepaskanya. Bahkan sampai-sampai dia berjalan tanpa menatap ke arah depan. Dan akhirnya,

' BEDEBUGH! '

" Anjir! "

cowok itu terjatuh dengan indahnya meleset di lantai yang licin. Duduk  sempurna dengan dua kaki yang terluruskan kedepan. Namun Pantat cowok itu pasti sakit ketika menerima benturan dengan lantai yang cukup keras.

LAST RAIN [] Lee Jeno✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang