HAPPY READING🍁
*
*
*
*" Jika bukan untuk kita, setidaknya lakukan untuk dia."
🌹
pagi yang cerah dibawah langit-langit yang biru, terlihat sekitar 34 anak motor yang sudah melintasi jalanan raya.
Mereka adalah GENER. pagi ini mereka berniat berkunjung ke Markas Wolf untuk mengakhiri semuanya.
Hanya 34? Yah, Abadi hanya memilih beberapa saja dari Anak Gener. Karena jika semuanya ikut pasti para polisi langsung bisa mengetahui bahwa mereka akan tawuran.
Setibanya di depan Rumah tua, Abadi turun kemudian mengecek, apakah benar itu markasnya? Dan ternyata benar. Di sana terlihat ada motor milik Arayan dan anak Wolf lainnya.
Tanpa mengambil waktu berlama lagi, Cowok itu masuk ke dalam bangunan itu mengawali yang lain.
' Brak! '
Ihsan menendang pintu agar terbuka.
Membuat yang ada di dalam sana terkejut seketika." Morning pren.." sapa Alfin dari belakang ihsan sembari melambaikan tangannya dua kali.
" Wah anak Gener. " kekeh Reno remeh.
" lepasin temen gue." perintah Abadi dengan santai.
" dari mana lo tau kalo ini markas kita?! " tanya Arayan.
" gue bilang lepasin temen gue! "
Arayan terkekeh kecil. " itu temen lo? Bangkek itu? Hahaha..kasian banget si, punya member sekarat-"
' Bugh! '
Sebuah pukulan yang hangat Abadi lambungkan dan tertumpu indah di rahang cowok itu.
" bawa Devan pergi! " perintahnya ke pada anak buah.
" GAK SEMUDAH ITU! "
' Bugh! '
Arayan membalas pukulan Abadi.
Tak lama setelah keduanya baku hantam pun jadi, para anak buah pun ikut turun tangan untuk bermain pukul-pukulan satu sama lain.
Alhasil mereka pun tawuran di dalam Rumah tua itu.Siapa sangka Risky yang biasanya paling Goblok karena keturunan dari Alfin itu, berhasil memanfaatkan keadaan. Di sela-sela yang lain sedang sibuk-sibuknya baku hantam dia malah membawa Devan untuk keluar lalu membawanya pergi dari sana menuju ke rumah sakit.
Awalnya cowok itu dilarang ikut namun dia memaksakan diri. Katanya sih mau ikut berjuang.
" Bugh! Bugh! Bugh! "
Baku hantam masih terus berlanjut. Ada beberapa anak yang sudah tumbang dan tidak bisa lagi melawan. berbeda dengan Abadi dan Arayan kedua cowok itu terus saja bergulat dengan gairah yang sudah mencapai level tertinggi.
Sama-sama tidak mau kalah.
Mereka tak perduli luka yang sudah mereka dapat, begitupun dengan darah yang telah keluar. Mereka hanya menginginkan kemenangan, tak ada sedikit pun rasa ingin menyerah.
KAMU SEDANG MEMBACA
LAST RAIN [] Lee Jeno✔
Подростковая литература" Tuhan, Biarkan aku pergi tanpa melukainya." LET'S GET IT❗ * * * * ⚠ Tidak menerima plagi...