Jgn lupa vote and komen ( ˘ ³˘)♥
HAPPY READING 🌈
*
*
*
*" Dia bukanlah benda yang harus kita perebutkan, melainkan dia adalah sesuatu yang harus kita jaga untuk sama-sama bahagia."
🌹
Abadi berdiri di balik pintu kamar Cinta. Menunggu gadis itu keluar dan berbicara dengannya. Namun sampai sekarang gadis itu belum memunculkan batang hidungnya sama sekali.
Rasanya itu sedikit membuat Abadi khawatir. Gadis itu benar-benar mengunci diri di dalam kamar. Yang Abadi takuti adalah Cinta berbuat nekat. Tapi tidak mungkinlah gadis itu punya pemikiran ingin menyakiti diri sendiri, hanya saja mungkin dia ingin sendirian.
Padahal tiga jam berlalu gadis itu masih di dalam kamar. Jam sarapan pagi juga sudah ia lewatkan. Ia tidak keluar dari kamar itu bahkan berteriak memanggil nama atau apalah itu tidak. Kini Abadi sangat khawatir. Cowok itu dengan setianya mondar-mandir di depan pintu kamar Cinta. Hari juga sudah mulai panas dengan matahari yang sudah menonjol di atas sana.
' tok.. tok.. tok.. ' Abadi mengetuk pintu.
" Sayang, keluar ya? Kita makan dulu"
" ... "
Tidak ada jawaban. Jujur ia belum makan karena dia ingin menunggu gadisnya. dia tidak ingin kenyang sendirian, jika satu kelaparan maka yang satu juga akan kelaparan. Itulah moto Abadi saat bersama Cinta.
" Abadi. "
Cowok itu menoleh saat ada Aresa datang menghampirinya.
" sebaiknya kamu makan dulu, nanti Cinta gampang Mamah bujuk. "
' Dret.. Dret.. Dret.. '
Tak lama kemudian ponsel di saku celana Abadi bergetar. Lantas owok itu langsung mengangkatnya, mungkin penting karena itu adalah telfon dari Alfin.
" Halo "
" Halo bad, hari ini lo lagi di rumah kan? "
" Hm kenapa? "
" ke markas, anak Gener ada info terbaru dan Real! Tentang penabrak bokap lo. "
" oke. "
' Tut. '
Sambungan terputus.
" Ada apa? " tanya Aresa.
Sesekali Abadi menatap ke arah pintu kamar Cinta dan kembali menatap wanita di hadapannya.
" Mah Abadi nitip Cinta, Abadi mau keluar sebentar ada urusan. "
Aresa mengangguk.
" tapi kamu gak mau makan dulu? "
" gak mah, kabarin Abadi aja kalo Cinta udah keluar. " pesan cowok itu dan segera pergi kebawah.
Dengan kecepatan kencang, Abadi melajukan motornya di jalanan Raya untuk cepat sampai menuju Markas.
Beberapa menit kemudian..
KAMU SEDANG MEMBACA
LAST RAIN [] Lee Jeno✔
Teen Fiction" Tuhan, Biarkan aku pergi tanpa melukainya." LET'S GET IT❗ * * * * ⚠ Tidak menerima plagi...