58. Fuck! 🌹

15 4 0
                                    

HAPPY READING 🌈

*
*
*
*

" entah kenapa rasanya sakit, harusnya ini tidak terjadi, Ini adalah rasa yang salah. Tak seharusnya aku menyimpannya untuk dia. Rasa ini adalah anugerah dari kamu.
Bukan dia. "

🌹

   Malam ini para anak Gener sedang berada di markas. Seperti biasa, bercanda tawa sembari saling melempar tebak-gombal. Tidak ada kekerasan hanya ada keharmonisan.

Malam ini Abadi juga hadir di tempat itu. tadinya dia tidak mau pergi tapi karena di usir oleh Cinta dari rumah untuk malam ini, alhasil cowok itu pergi ke markas.

Khem! Bentar Cin, sebenarnya itu rumah Abadi bukan yah? Kok Cinta yang ngusir dan Abadi yang main nurut-nurut aja. Kayaknya kalo udah jadi suami bakal nyandang gelar 'Suami Takut Istri' hehehehe..

" kita itu harus seperti keset." kata Alfin.

" kenapa tuh? " tanya Farel.

" meskipun sering di injek-injek, tetap welcome." ujar Alfin disambut gelak tawa dari yang lain.

" Gokil-gokil gila!! " Risky terpingkal-pingkal.

" Jangan main-main jangan main-main! Muridnya Deni Cagur nih." Alfin menepis bajunya kebelakang sekali.

" calon komedian. " Sahut Vito.

" Eh bad! Btw lo tumben mau tidur di markas? Lagi ada masalah? " tanya Farel beralih pada seorang cowok yang tengah tiduran di atas kursi.

" gak dibolehin tidur di rumah sama bini." jawab Abadi lemas.

" lah kenapa? Wah jangan-jangan lo main belakang ya?! " todong Alfin.

" Etjh! Sembarangan lo! Gila mana mungkin main belakang, sorry ya main lewat aja gak berani gue. " ujar Abadi.

Cowok itu bangkit dari tidurnya memindah posisi menjadi dudukan.

" bad, yang namanya urusan rumah tangga emang gitu susahnya. Apalagi kalo Cewek udah marah, jatuhnya ke mental kita yang bakal lelah. Tapi ingat jangan pernah menyerah meski terus di beri kata terserah. " kata Alfin sok bijak.

" Anjay!! " Seru Risky.

Farel mengerutkan alisnya. " Emang gue udah ningkah sama Cinta? "

" anggap saja seperti itu," Alfin mengambil jalan mudah.

" dia berimajinasi lebih dari gue." kekeh Abadi dilanjut. " jadi gue bakal tidur di markas beneran nih? "

"  Ya mau tidak mau harus seperti itu." timpal Alfin.

Abadi menghembuskan nafas nesunya. Sebenarnya dia tidak ingin tidur di markas, tapi mau bagaimana lagi jika sudah seperti ini bisa apa?

" emang ada masalah apa bro sampek-sampek lo gak boleh tidur di rumah?"

Abadi menoleh ke arah Vito." ini salah gue sih, udah tau dia udah tidur malah gue ganggu. Terus marah-marah deh. "

Mendengar itu seketika yang lain menahan tawa. Tidak kebayang waktu Cinta mengusir Abadi itu pasti sangat lucu. Lagi pula mereka belum pernah lihat Cinta marah sebelumnya.

LAST RAIN [] Lee Jeno✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang