HAPPY READING🌻
*
*
*
*" keputusan terberat adalah, belajar melupakan apa yang baru saja menyapa. "
🌹
Angin malam berhembusan lewat membuat tubuh gadis itu kedinginan. walau Arayan sudah mengalah untuk memberikan Jaketnya kepada Cinta namun rasa dingin masih bisa menembus tebalnya Jaket itu.
Arayan memberhentikan motornya di depan Panti. Cinta pun turun dengan anggunnya.
" sekali lagi gue minta maaf udah ingkar janji. " ucap Arayan.
" gapapa kok. Aku tau, Ciko yang sekarang bukan Ciko yang dulu lagi. " lanjut Cinta dengan nada mereda.
Matanya berkaca-kaca. Dia sudah kecewa dengan cowok itu. Dulu Arayan adalah sosok cowok yang baik, tidak pernah ingkar janji, dan segala kenangan yang mereka lewati benar-benar berubah dengan instant setelah cowok itu sudah tidak tinggal satu atap lagi dengannya.
Arayan yang sekarang adalah Arayan yang Asing. Dia memang masih baik, tapi itu jika dihadapannya saja. Arayan yang dulu hanya memukul orang-orang yang membuli Cinta, kini cowok itu memukuli orang-orang yang ia jadikan sasaran pelampiasan, kebencian, atau bahkan orang yang tak bersalah. Intinya Cinta kecewa dengan ulah cowok itu.
Arayan menundukan kepalanya. Tidak ingin melihat wajah gadis itu yang hampir menangis.
" gue cuma melakukan apa yang harus aku lakukan. " ungkap cowok itu.
" Aku emang gak pernah tau masalah apa yang sedang kamu hadapi. Tapi kamu tau, aku selalu bilang jangan lakukan sesuatu dalam kebencian! lakukan itu jika menguntungkan orang lain. Bukan merugikan diri sendiri bahkan buat orang lain! " Sentak Cinta.
" Aku gak tau lagi harus bilang apa sama kamu. Intinya, aku udah Kecewa."
Kemudian gadis itu memberikan Jaket yang tadi ia pakai kepada Arayan dan segera berlari ke dalam tanpa meninggalkan salam ataupun kata lain.
Melihat Cinta seperti itu, bukannya insaf kini hati cowok itu makin berkobar kebencian terhadap Abadi. Dia menganggap Ini semua terjadi hanya karena Abadi. Cinta seperti itu karena Abadi. Semuanya itu karena Abadi!
Cowok itu memukul helmnya sendiri dengan teriakan tak terdengar. Hanya mulut yang terbuka membentuk huruf O besar dengan getaran di rahangnya.
Sebenarnya ingin benar-benar teriak namun ia urungkan, jadi alhasil dia berteriak di dalam batin." Abadi Haedricho Pramanta, ini belum usai." Gumamnya sendiri.
Lain posisi dengan Cinta gadis itu berlari ke kamarnya. Mengunci diri dalam ruangan itu. Dadanya naik turun mencoba untuk tenang tidak marah ataupun menangis.
Dia benar-benar tidak menyangka bahwa Arayan akan jadi seperti ini. Jika sudah seperti ini itu artinya Arayan memanglah Arayan, bukan Ciko.
Ciko itu lembut, baik, Bukan seperti perwujudan yang sekarang.
" Kak Abadi. "
Cinta langsung tersadar bahwa malam ini Abadi juga ada Balapan. Tanpa berfikir panjang gadis itu menelfon Farel untuk menanyakan kabar Abadi. apakah cowok itu baik-baik saja atau tidak.
" Halo kak, Assalamualaikum." sapa Cinta begitu Telfon sudah tersambung.
" Walkumsalam Cin, ada apa nelfon? "
" kak, kak Farel lagi sama kak Abadi gak? " tanya Cinta.
" He.em kenapa? "
" tadi siang kak Abadi jemput Cinta ke SMA tapi Cinta udah balik duluan. Terus dia cuma ngasih pesan sama fwana tolong bilangin ke Aku kalo dia mau balapan malem ini. "
![](https://img.wattpad.com/cover/299780725-288-k93651.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
LAST RAIN [] Lee Jeno✔
Teen Fiction" Tuhan, Biarkan aku pergi tanpa melukainya." LET'S GET IT❗ * * * * ⚠ Tidak menerima plagi...