61. Penyesalan terhebat 🌹

29 3 0
                                    

HAPPY READING 🌼

*
*
*
*

🌹

>Recommendation song
Beautiful-crush•

   Malam sudah berganti. Matahari mulai menampakan sinarnya. Perlahan-lahan cowok itu terbangun. Memegangi kepalanya yang sedikit terasa berat. Mungkin karena dia semalam hujan-hujanan makanya dia sakit.

Cowok itu tersimpul senyum begitu melihat nisan di depannya. Tanpa sadar ternyata dia telah tertidur di tempat itu. Tak lama kemudian matanya kembali mengeluarkan sebuah air mata.

' Cup. '

Mengecup nisan itu sembari memejamkan matanya. Berusaha kembali tersenyum walau itu sangat menyakitkan.

" Morning kiss sayang. "

Ini adalah awal dari hari-harinya yang akan tanpa gadis itu untuk selamanya. Tak mungkin lagi dia bisa menyapa gadis itu disetiap pagi seperti dulu. Sekarang sudah berbeda. Dia tidak bisa lagi mengusili Cinta setiap gadis itu malas bangun. Tidak ada lagi yang akan mendobrak-dobrak pintu kamarnya hanya untuk menyuruhnya solat subuh. Jika diingat-ingat itu lucu.

Merasakan ada yang menyentuh pundaknya dari belakang, cowok itu terkejut dan langsung berbalik. Ternyata dia adalah Arayan.

Dia datang membawa beberapa bunga untuk ia letakan di makam sahabatnya. Tersenyum kecil pada Abadi.

" ayo pulang." ajaknya.

Dengan berat hati cowok itu mengangguk. Sebenarnya dia tidak ingin pergi dari sana, namun keegoisannya mungkin akan membuat Cinta merasa tidak tenang. Makanya dia mengalah untuk mundur.

Kedua cowok itu bangkit dari duduknya. Berjalan menajauhi makam Cinta lalu pergi menuju letak mobil Arayan terparkir.

Abadi berjalan dibelakang sang kakak. Tiba-tiba langkahnya terhenti dibibir pintu. Tatapannya tertuju pada tangga. Seorang gadis memakai hijab pink dan sweter hitam miliknya itu turun kemudian berlari ke arahnya.

Abadi tertawa kecil. Gadis itu sangatlah lucu memakai Sweter tersebut. Bahkan dia terlihat seperti orang-orangan sawah.

" Kak, kamu kemana aja? Kamu kenapa? Kamu baik-baik aja kan? Kamu dari mana? Aku khawatir nunggu kamu! Harusnya kamu kalo mau kemana-mana kasih tau dulu. Setidaknya kamu gak bikin aku panik." omel gadis itu.

" ouh ya hari ini kamu ada janji katanya mau setoran jus 26, udah hafal? "

Cowok itu menggelengkan kepalanya.

" gimana sih?! Kan kata kamu gampang, giliran di tagih aja enteng tinggal geleng kepala! " guram Gadis itu kesal.

" Ouh ya kamu bener baik-baik aja kan?" gadis itu mengusap pipi Abadi yang sedikit kotor. Seperti terkena tanah.

Abadi tersenyum. Tangannya meraih tangan gadis itu namun, satu detik kemudian dia menghilang. Menyadarkan Abadi bahwa barusan itu hanyalah bayangannya saja.

Rasa kecewa tentu menyelimutinya. Dia pikir tadi itu nyata, ternyata tidak. Semua itu tidak mungkin lagi ia dapatkan. Omelannya, cicitannya, kesalnya, bahkan tawanya. Dia tidak bisa lagi mendapatkan hal itu.

" Arayan, Abadinya mana? " tanya Aresa.

Arayan menunjuk ke arah Abadi yang masih terdiam di pintu.

" Abadi-"

LAST RAIN [] Lee Jeno✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang