HAPPY READING 🍀
*
*
*
*" terkadang kita bicara bukan melalui sesuatu yang kita pikirkan. Tetapi melalui sesuatu yang kita harapkan. "
🌹
Kini keberadaan mereka yaitu di koridor depan Kelas X ips1. beberapa langkah lagi mereka akan tiba di depan kelas Cinta. Sayangnya pekerjaan mereka harus tertunda-tunda karena ada beberapa siswi yang sengaja menempel-nempel untuk meminta foto bareng.
Mereka sedang menjalankan tugas mereka, yaitu membersihkan seluruh sudut gedung NR. Bagaimana pun kekacauan yang terjadi disana itu adalah ulah mereka yang tawuran kemarin.
" Kak-kak foto dong, foto.. Bentar aja. "
" kak foto sama aku dulu. "
" eh apaan, sini dulu! "
" kak sini foto. "
" kak. "
" kak. "
Suara berisik anak-anak gadis yang tengah mengelilinginya seakan membuat telinga Cowok itu panas dan berasa ingin pecah. Tak tahan, iya tak tahan.
' Brak! '
Abadi membanting sapu yang ia pegang dengan cukup keras ke lantai hingga membuat semua gadis bungkam ketakutan.
" Lo pada bisa diem gak?! "
" Apa mata lo buta?! Kita lagi bersih-bersih, bukan lagi pamer muka!! " Geramnya dengan muka yang amat-amat menyeramkan.
" PERGI! PERGI ATAU GUE PUKUL LO SEMUA PAKEK BATU!! " ancam Abadi sembari mengangkat satu batu yang ia ambil dari tangan Farel.
Melihat itu lantas para gadis yang tadinya disana pergi ke kelas mereka masing-masing. Anggap saja mereka lari ketakutan.
Siapa yang tidak takut coba dengan Abadi dan Amukanya? Mereka sudah sering melihatnya dan kini mereka tidak ingin terkena. Hih itu cukup MENYERAMKAN jika dibayangkan.
" yah pada ngelancur ketakutan.. hahaha.." kekeh Alfin melihat para Gadis yang berlarian pergi.
" Seserem-seremnya setan, Abadi itu masih amat-amat menyeramkan. " Farel ikut terkekeh.
Abadi menghembus nafas kesal. Cowok itu dengan sembaranganya melempar batu tadi ke lantai tanpa takut lantai itu rusak. Kemudian cowok itu berbalik kembali meneruskan pekerjaannya.
Disela-sela itu, Dia sering kali mencuri-curi pandang gadis yang kini tengah duduk di deretan kursi baris kedua di dalam kelas X ips2. Gadis itu tengah bersama Kedua temannya. Tapi kenapa dia hanya diam saja? Sedang ada masalah? Tidak mungkin. Tadi pagikan dia baik-baik saja.
" Gue gak tau ya kenapa tadi pagi gue itu bawaanya marah-marah mulu. Eh tau-taunya gue lagi dapet." Fana bercerita.
" mau lagi dapet apa enggak lo itu sama aja. Marah-marah terus." timpal Adel.
" Beh! Gue banting lo! " Guram Fana sembari menunjukan otot lengannya kepada Adel.
" Dih banting aja kayak lo gak bakal ketiban badan gue." ujar Adel.
" ye gak Cin? " lanjutnya beralih kearah Cinta.
Cinta hanya mengangguk.
" lo kenapa sih?! " guram Fana.
Cinta menggeleng masih dalam fase diam.
Diperhatikan jelas-jelas, tingkah dan raut wajah Cinta makin mengusik dirinya untuk mencari tau. Padahal sebelumnya dia bukanlah Cowok yang suka kepo. Yah kalian pasti taulah.
KAMU SEDANG MEMBACA
LAST RAIN [] Lee Jeno✔
Teen Fiction" Tuhan, Biarkan aku pergi tanpa melukainya." LET'S GET IT❗ * * * * ⚠ Tidak menerima plagi...