HAPPY READING 🌈
*
*
*
*🌹
' PLAK! '
Kini suasana disana yang tadi sudah hampir menemukan Resolusinya kembali ke puncak masalah. Keadaannya benar-benar tegang ketika tangan Aresa mencapai pelepasan.
Dengan Amarah yang sudah tidak bisa lagi ia tahan, Tangannya melayang melambungkan sebuah tamparan yang sangat keras hingga menggetarkan tubuh para penyaksi yang ada di sana.
Menjadi suatu tamparan yang mewakili semua kemarahanya. Pelepasan dari segala rasa yang ia tahan sejak tadi.
Abadi maju satu langkah mendekati tubuh gadis yang menundukan kepalanya sembari memegangi satu pipinya. Dengan tatapan masih tertuju pada Aresa, cowok itu melingkarkan tanganya dari belakang lalu mengusap pipi gadis itu.
" Tangan lo terlalu licin. " katanya kepada Aresa lalu membawa tubuh gadis itu ketubuhnya.
Aresa yang telah melakukan tamparan itu terdiam. Memegangi tangannya yang gemetaran. Yang benar saja dia sudah menampar gadis yang tidak bersalah dengan tamparan yang super extra darinya.
" gue udah bilang gak usah ikut campur." ucap Abadi datar.
Cinta masih menundukan kepalanya. Memang sudah niat gadis itu mau melindungi Abadi, tapi lihat cowok itu? Dia malah mendatar-datarinya.
Tidak tahu berterimakasih." tapi kan- "
" Diem. " potong Abadi.
Abadi mengambil nafas. Jujur dirinya sangat jantungan ketika Cinta terkena tamparan dari Aresa. Tapi rasa itu sedang berusaha ia tutupi. Tubuhnya sudah melemah sejak melihat tatapan mata dari Gadis itu.
" bawa dia ke Rumah sakit. " perintahnya kepada Vero dan Farel.
Kedua cowok itu pun langsung membantu Alex berdiri dan membawanya pergi dari sana. Setelah Aresa dan Alex benar-benar tidak terlihat, Abadi membalik tubuh Cinta agar berhadapan dengannya.
" gue gak suka cara lo ikut campur! "
Bentak Cowok itu.Cinta masih terdiam sembari mengusap-usap pipinya.
Abadi menelan ludahnya dan ikut mengusap pipi gadis itu yang tadi menjadi sasaran empuk tamparan Aresa.
" weleh-weleh kamu itu emang gak ada kapoknya bikin masalah! " Anabel mendekati keberadaan Abadi.
" buk tolong diurus saya sudah angkat tangan. " pak Yahsan kembali masuk kedalam kantornya.
" Abadi!-"
" shut.." Abadi mengangkat satu tangannya guna memberhentikan mulut Anabel agar tidak mengeluarkan kata-kata lagi.
" enaknya lo gue apain ya? " tanyanya berfikir.
" Banting aja bad. " Alfin unjuk suara.
" Gak mau! " tolak Cinta.
Abadi terkekeh.
Cowok itu langsung menggendong tubuh Cinta seperti karung beras. Tak peduli banyak mata dan mulut yang tengah menjadikanya pusat perhatian, cowok itu langsung membawa Cinta pergi.
" kak turunin! Kak!!! Aku takut! Turunin! Kak Abad!!! " teriak rengek Cinta.
Namun cowok itu tidak menurunkanya juga. Dia tetap meneruskan jalannya.
" Woi-woi kok beneran mau di banting?" tanya Alfin gugup sendiri. padahal dia kan hanya bercanda tapi Abadi menganggapnya serius.
" bad! Jangan di banting anak orang!!! Gila, Banting kasur aja Bro! "
![](https://img.wattpad.com/cover/299780725-288-k93651.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
LAST RAIN [] Lee Jeno✔
Teen Fiction" Tuhan, Biarkan aku pergi tanpa melukainya." LET'S GET IT❗ * * * * ⚠ Tidak menerima plagi...