51. Lion 🌹

8 3 0
                                    


HAPPY READING 🌈

*
*
*
*

🌹

" Sialan tuh cewek! "

Abadi menggeram kesal jika mengingat kejadian memalukan yang terjadi tadi di SMA. Dirinya tak habis fikir dengan kelakuan tak waras gadis itu, intinya dia benar-benar Emosi.

Cowok itu duduk di kursi samping brankar Cinta Menggerak-gerakan kakinya di lantai tak henti. Tangannya mengepal sendari tadi. Cowok itu kini sedang bersama Ihsan, Farel, dan Alfin di ruangan Cinta. Ia Menceritakan semua yang terjadi
di NR secara Ringkas mengenai kejadian Gila yang terjadi di SMA.

" Hahahaha!!! gila sumpah! "

" Bang dia itu bukan gila lagi-lagi tapi emang gak waras." Timpal Alfin.
" Kemaren aja dia nyari masalah sama Abadi pakek acara nampok leher Abadi pakek Buku paket. "

" Ahg parah tuh! Tapi lucu juga sih yang barusan. " kekeh Ihsan.

Abadi berdengus kesal.

" Terus nyokap lo dipanggil ke SMA? "

" Iya bang. Tapi untung aja nyokap percaya kalo gue gak bener-bener mau lecehin tuh cewek! " jawab Abadi.

" Syukur lo masih diberi selamet. " lanjut Ihsan makin tertawa.

" Tapi ati-ati Bad, bisa-bisa besok-besok tuh cewek yang lecehin lo. "

" Sht! Jangan ngomong gitu depan Cinta! " Geram Abadi kemudian berbalik menatap wajah gadisnya.

Mencubit pipi gadis itu gemas.

" Gak kok sayang.. Aku gak bakal dilecehin apalagi ngelechin cewek lain kok. Jangan khawatir oke? "

Tak ada jawaban.

Melihat tingkah Abadi yang seperti ini, membuat ketiga Cowok itu makin merasa kasihan terhadap Abadi. Ternyata sejauh ini rasa rindu Abadi untuk Cinta.

Walaupun gadis itu koma,
Abadi masih terus mengajaknya berkomunikasi meski dirinya tau tak akan ada jawaban dari Cinta. Itulah Abadi, masih terus mengutamakan, menjaga, menyayangi, dan peduli terhadap kekasihnya. Meski ia yang tersiksa sendiri karena harus terus membohongi diri, dia tetap berusaha bercanda dan tertawa. Itu ia lakukan hanya untuk Cinta.

Abadi meraih tangan gadis itu, Menggengamnya dengan segala rasa Rindu.

" Sayang, percaya gak? Kalo aku gak akan pergi dari kamu? "

" percaya kok. " jawab Alfin dibalas tatapan tajam dari ihsan dan Farel.

" Kamu harus bangun. Kamu itu bukan putri tidur yang tidur selama seribu tahun. Kamu itu putri Rindu. Dimana dia tidur dan membuat pangerannya merasa Rindu walau hanya sebentar. "

" Please bangun ya?? "

Kekesalan Abadi tiba-tiba hilang berganti menjadi rasa sakit yang telah ia lupakan sejenak. Matanya kembali membendung sebuah samudra kejernihan yang tak lama lagi akan terjatuh.

" Putri Rindu baru denger ceritanya gue. " kekeh Alfin langsung dibungkam oleh Farel.

" Diem lu! " desis Ihsan.

" Iya Cin, lo harus bangun. Gak cuma Abadi yang kangen kita semua pun sama." ucap Farel.

" Lo putri Rindu kita Cin. Lo putri tidur yang berhasil buat seribu Pangeran ini merasakan rasanya tersiksa kerinduan." timpal Ihsan.

" tuh kamu dengerkan, gak cuma aku yang berharap kamu bangun. Mereka juga. "

" Bad! " panggil seseorang tiba-tiba masuk kedalam ruangan itu.

LAST RAIN [] Lee Jeno✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang