32. Kematian Greza 🌹

17 4 0
                                    

HAPPY READING🐀

*
*
*
*

🌹

    Semalaman sudah Abadi dan
anak yang lain mencari Devan dimana-mana. Mereka mencari cowok itu dengan sebisa mungkin namun hasilnya tetap saja Kosong. Tidak ada satu pun jejak yang menunjukan keberadaan Devan.

Mungkin satu-satunya cara yaitu mencari Markas Wolf yang sekarang. tapi mungkin itu akan memakan waktu lebih lama.

Karena tidur hanya Dua jam. Kini mata Abadi seperti mata Panda. Bola mata bagian putihnya masih cukup merah. Harusnya cowok itu tidur lagi tapi karena ingin bertemu dengan Cinta Alhasil dia memutuskan untuk berangkat kesekolah. Begitupun dengan Farel Dan Alfin, kedua cowok itu aslinya malas tapi karena Abadi yang minta akhirnya mereka juga mau berangkat sekolah.

Pagi ini Abadi membawa mobil karena dia membawa kedua temannya yang tidak memungkinkan jika mereka mengendarai Motor dalam keadaan mengantuk. Cowok itu pun memberhentikan mobilnya setelah tiba di parkiran.

Turun dengan keadaan buruk membuat para siswa yang melihat itu terpelongo bingung. ' ' Apa cowok itu sedang sakit? '
Mungkin ini adalah yang pertama kalinya mereka melihat Abadi, Farel, dan Alfin dengan mata panda mau berangkat sekolah. Tapi mereka juga menebak ujung-ujungnya pasti ketiga  cowok itu akan tidur di kelas.

" Good morning Girl.. " sapa Alfin kepada gadis-gadis yang tengah berdiri di sana.

" Kak, kalian sakit? " tanya salah satu gadis.

" Fine. Gak usah khawatir." jawab Alfin.

Cowok itu langsung di tarik oleh
Farel agar cepat jalannya dan tidak melayani gadis-gadis tidak bermanfaat itu.

" Cabut ahg! "

Ketiganya berjalan menelusuri koridor. Rata-rata di setiap koridor pasti ada teriakan-teriakan anak Perempuan yang membuat mereka makin merasa ingin mengamuk. Pikiran mereka sedang kacau gegara hilangnya Devan dan di tambah dengan kematian Greza, pagi ini mereka sudah menjadi panda, dan sekarang telinga mereka harus mendengarkan suara-suara cempreng dari mulut para kaum hawa. Seperti menguji kesabaran saja.

Melihat seorang gadis tengah berdiri di depan papan informasi, Abadi langsung menariknya dari belakang agar gadis itu lebih dekat dengannya. Dengan tatapan yang melekat gadis itu memperhatikan keadaan Ketiganya yang seperti tidak baik-baik saja.

" Good morning Dear. " ucap Abadi.

Melihat itu sontak pandangan beberapa gadis di sekitaran sana tertuju sinis pada Cinta. Mulut mereka sudat berkomat kamit mulai mengibah. Sudah jelas mereka itu iri dengan Cinta yang selalu mendapatkan Rejeki di atas mereka. Pasal cantik, pinter, uang, Cinta memang kalah tapi pasal Abadi pasti dia selalu menang.

Hampir semua siswi di National Raya  tidak suka dengan Cinta hanya karena gadis itu telah menjadi Pacar Resmi Abadi. Apalagi kemaren, cara menembak Abadi itu sangat Luar biasa. Banyak yang menginginkan posisi Cinta tapi mereka tidak bisa. Karena Abadi hanya bisa tidak kasar dengan gadis itu saja, sedangkan yang lain selalu diperlakukan Kasar. Tidak Adil!

Segala Ocehan, Gibahan mulai menggelegar hebat di SMA itu. Terlebih-lebihnya mulut perempuan itu sangatlah ampuh. Bisa saja mereka menggunakan cara menghasut yang lain agar ikut sependapat dengan mereka. Menyinyir sebisa mungkin dengan beribu kata untuk menyakiti Cinta secara instant tapi tidak tertampak.

LAST RAIN [] Lee Jeno✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang