56. Berbeda 🌹

11 4 0
                                    

HAPPY READING 🍀

*
*
*
*

" Biarlah semua berjalan sesuai rencana tuhan, karena aku hanya percaya bahwa dia akan memberikan sebuah keabadian. "

🌹

  " Bad Cahaya lagi dihadang sama anak Lion. Gue mau nolong tapi takut. Mereka rame-rame. "

" sekarang lo dimana? "

" jalan kenanda deket sekolah. "

" Kak bentar! "

Abadi berhenti ketika Cinta menghentikannya di depan kamar.

" kenapa hm? "

" Lagi telfonan sama siapa? "

" sama Alfin, ada apa hm? "

" Kamu lagi buru-buru ya? " tanya Cinta.

Pasalnya cowok itu memang bertingkah seolah panik. Seperti terburu-buru mengejar sesuatu.

" Iya halo iya-iya gue otw. Lo tetep disitu aja."

Abadi mematikan ponselnya kemudian beralih pada Cinta. " Aku berangkat dulu ya."

Pamitnya terburu-buru. Tak lupa ia memberikan usapan kecil di kepala gadis itu baru dia berlari menuruni tangga kebawah.

Gadis itu menghela nafasnya. Pagi ini Abadi berbeda, biasanya cowok itu rela meninggalkan apapun demi dirinya. Tapi ya sudahlah lagi pula Cinta tidak boleh egois, mungkin Abadi memang ada urusan penting. Tapi, dia punya sesuatu yang harus diberitahu pada Abadi, yah mungkin bukan sekarang saat yang tepat. Padahal sesuatu itu sangat penting.

" Cinta gue mau pergi lo mau minta gue beliin apa?! " teriak seorang laki-laki dari lantai bawah.

Mendengar itu Cinta segera berlari kebawah guna menghampiri si asal suara.

" Ciko! Aku ikut!! "

Cowok itu berbalik, ia terkejut ada Cinta yang tiba-tiba sudah di belakangnya.

" Ikut? "

Cinta mengangguk.

" tapi gue gak mau jalan-jalan, gue mau ke-"

" Markas! " potong Cinta. " ikut! "

" Lo di rumah aja istirahat, entar yang ada Abadi marah sama gue. "

" Enggak. " gedek Cinta yakin.

Arayan sedikit bimbang. Pasalnya Abadi saat ini tidak di rumah. Cowok itu berpesan tidak boleh membiarkan Cinta keluyuran, katanya harus istirahat. Tapi gadis itu meminta untuk ikut. Lalu ia harus bagaimana?

" oke, tapi lo harus telfon Abadi buat minta izin."

" terkadang meminta maaf lebih baik dari pada meminta izin." cengir gadis itu membuat Arayan tertawa konyol.

" Ya udah ayo." pasrah Arayan.

" tapi pakek mobil! " pinta gadis itu.

Arayan mengangguk.

Berbeda tempat dengan Abadi, kini cowok itu baru saja keluar dari toilet. Berjalan menelusuri koridor dan, dia bertemu seorang gadis yang kebetulan berpapasan dengannya. Awalanya keduanya hanya saling pandang. Sama-sama menghentikan langkah mereka kemudian sang gadis mulai angkat suara.

LAST RAIN [] Lee Jeno✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang