20. Balapan yang Mengejutkan 🌹

21 5 0
                                    

SELAMAT DATANG DIBAB 20🎉

HAPPY READING🍁

*
*
*
*

🌹

   Cowok itu menghentikan montornya di depan Gerbang National Raya. Gadis di belakangnya pun turun dengan sempurna.

Melihat Cinta yang lagi-lagi berangkat bersama pentolan sekolah, langsung para siswi NR berbondong-bondong ke depan untuk menyaksikan hal itu. Mulut mereka sudah ancang-ancang untuk bersiap menyinyiri Cinta nanti.
Kata mereka sih, ' SALAH SIAPA DEKET SAMA ABADI. '

" Nanti pulang mau gue jemput gak? " tawar cowok itu.

" Emh, gak usah. nanti aku pulang sama Fana aja. "

" Ouh oke. "

Cowok itu mencondongkan tangan kanannya ke arah Cinta. Membuat gadis itu bingung apa maksud Abadi?

" A-apa kak? " tanyanya gugup.

" Salim-lah! " Tungkas Abadi.

" Hah A-apa? "

" Salim sayang salim. Jabat tangan." gemas cowok itu meraih tangan Cinta dan ia jabatkan ke tangannya kemudian ia tempelkan ke jidat gadis itu.

" Nah pinter. " pujinya lalu kembali menyalakan Mesin motornya.

" M-makasih, hati-hati. " pesan Cinta.

Gadis itu masih sedikit canggung.

Abadi mengangguk. Cowok itu melajukan motornya kembali ke area jalanan Raya.

Beberapa menit berlalu....

Setelah cowok itu mengantarkan Cinta ke SMA. sekarang tujuannya adalah Markas.

Sesampainya di markas Cowok itu di sambut dengan kedatangan anak Wolf yang sudah terlebih dahulu tiba disana.

Cowok itu turun dari motornya. Berjalan menghampiri Arayan yang tengah duduk Manis di kursi yang tersedia disana dengan baik-baik.

" Mau apa lo kesini? Gue capek. "

Arayan bangkit dari duduknya.

" tumben lo jam segini udah bangun? Heh, pasti di bangunin sama Cewek ya?" kekehnya.

" Sitt! Bukan Urusan lo! " tungkas Abadi tajam.

Arayan terkekeh.

Suasana markas hari ini masih cukup sepi. Hanya ada dirinya, Farel, dan anak Gener lain yang sudah lengkap dengan luka lebam di wajah mereka. Beserta Anak Wolf.

Tanpa bertanya, Abadi pun sudah faham dari mana luka lebam itu berasal. Dari mana lagi jika bukan ulah Wolf?

" Lo liat temen-temen lo semua " Arayan menunjuk ke arah para anak  Gener yang sudah tepar. "mereka lemah PENGECUT. "

" dan gue kesini cuma mau pastiin kalo ketua mereka gak sepengecut mereka. Katanya, Gener itu melindungi bagai pahlawan tidak mati sebagai pecundang? Buktiin! "

LAST RAIN [] Lee Jeno✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang