2. PERBURUAN 2

7.6K 866 40
                                    

"Kakak!" - Estian membelalakkan matanya, ia berlari dan mendorong Eclair mundur lalu mendekati Lucius yang terjatuh ke depan.

"Yang mulia Grand Duke!" - Edmund menangkap tubuh Lucius.

"Tuan!" - Eclair yang terkejut membantu Edmund membaringkan Lucius di atas tempat tidur.

"Apa yang sebenarnya terjadi?! Mengapa... Mengapa tubuh kakak penuh dengan luka seperti ini? Mengapa kakak-" - kalimat Estian terhenti karena tenggorokannya tersedak seperti tercekik oleh perasaan asing yang menyakitkan.

"Tuan Muda Estian, sebaiknya anda kembali ke kamar anda." - Edmund menenangkan dirinya dan berusaha membawa Estian pergi.

Namun Estian bersih keras tetap tinggal di sisi Lucius.

"Jawab aku Edmund! Apa yang terjadi pada kakakku?!" - Estian berteriak dengan tegas, sekali lagi menanyakan pertanyaan yang coba dialihkan oleh Edmund.

"Maaf Tuan Muda Estian, saya tidak bisa memberitahukannya kepada anda. Ini adalah perintah dari Yang Mulia Grand Duke Lucius." - Edmund membungkukkan badannya sebagai permintaan maafnya.

"Kalau begitu pergi dan panggil dokter sekarang juga!" - Estian tidak mau menyerah.

"Tuan Muda Estian, Yang Mulia Grand Duke Lucius tidak akan bisa segera sadar kembali bahkan jika dokter terhebat di kekaisaran datang kesini dan mengobati beliau. Saya harap anda bisa tenang." - meski berkata demikian, Edmund sebenarnya sangat khawatir dengan keadaan Lucius.

Tidak pernah ada satu orang pun yang bisa selamat setelah menerima venenum cudere. Lucius yang berhasil hidup setelah dua kali pun bisa dikatakan sebagai keajaiban. Namun yang ketiga adalah yang paling berbahaya.

"Saya akan berjaga disini Tuan Muda Estian, saya harap anda bisa beristirahat di kamar anda. Bukankah Anda baru saja selesai latihan pedang?" - Eclair mencoba membujuk Estian.

"Tidak. Aku akan tetap disini." - Estian yang sifat dasarnya memang keras kepala tidak mau meninggalkan Lucius.

Dengan begitu, perdebatan selesai. Estian tetap tinggal di dalam kamar Lucius, Eclair berjaga di depan pintu kamarnya dan Edmund kembali untuk mengurus pekerjaan Duke yang tertunda.

"Kakak... Sebenarnya apa yang terjadi padamu? Apakah di masa lalu, kau pun menderita seperti ini?" - Estian terisak. Dia tidak berani menyentuh tubuh Lucius yang tampak sangat rapuh saat ini. Dia hanya bisa tertunduk dengan tangisan yang tidak mau berhenti.

Satu hari berlalu. Stigma dari Dion yang terbawa ke dunia ini, stigma vitality aktif secara otomatis. Stigma yang bisa membuatnya pulih dengan cepat. Stigma yang selalu membuatnya berenergi itu telah membuatnya sadar lebih awal dari Lucius yang asli.

Lucius membuka matanya perlahan. Tubuhnya yang lemah kemarin sudah kembali pulih ketitik tertingginya. Luka yang ada di seluruh tubuhnya telah menghilang, digantikan dengan kulit baru yang halus.

Lucius meraih kepalanya yang sedikit pusing dan mengedarkan pandangannya ke sekeliling. Matanya membelalak saat dia melihat sosok Estian tertidur di sampingnya.

"Apa-apaan?! Mengapa dia disini? Jadi yang ku lihat itu bukan mimpi?" - Lucius merasa menggigil di seluruh tubuhnya.

Apakah ini akan baik-baik saja? Bagaimana jika cerita ini tidak berjalan sesuai alurnya? Apakah masa depan yang dia tau akan berubah?

Estian yang merasakan pergerakan Lucius pun terbangun. Dia mengusap matanya dan mengalihkan pandangannya ke arah Lucius yang tengah duduk bersandar di sampingnya. Lucius masih memijat dahinya yang terasa pening karena memikirkan berbagai kemungkinan perubahan alur cerita.

Become an Evil Grand Duke [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang