Estian mengayunkan pedangnya dengan lihai, menebas satu persatu monster di depannya seperti menebas kertas. Itu aneh, di dalam novelnya, Estian belum se-mahir itu dalam menggunakan pedang.
Eclair yang mengamatinya dari jauh sempat ingin turun tangan membantu Estian dan Arthur. Namun dia berhenti saat semua monster di tebas oleh Estian dengan mudahnya.
"Itu cukup sulit." - meski begitu, tenaga Estian terkuras habis setelah menghadapi banyaknya monster yang datang. Apalagi monster itu telah berevolusi menjadi jenis yang lebih kuat dari spesiesnya.
"Anda luar biasa Tuan Muda Estian." - Arthur terpana dengan kemampuan berpedang Estian. Jiwanya kembali di dorong untuk menjadi lebih kuat.
"Tidak sehebat kakakku." - ujar Estian. Dia memandang pedang Tenebris diaboli atau Tenebris daemonium gladius di tangannya. Pedang yang Lucius sengaja berikan padanya. Lucius melemparkan pedang berharga itu seperti sampah saat Estian bilang kalau dia ingin berlatih pedang.
Estian dalam novel menggenggam pedang itu dan membunuh Lucius dengan pedang itu juga.
"Aku ingin membuangnya. Tetapi ini adalah sesuatu yang kakakku berikan padaku." - Estian kembali mengalihkan perhatiannya ke arah setumpuk mayat monster.
Saat itu, tanah bergetar. Ratusan kalajengking baik besar maupun kecil muncul dari dalam tanah. Ratu kalajengking muncul terakhir setelah pasukannya telah sepenuhnya muncul.
"Ini dia. Makhluk sialan." - batin Estian. Giginya bergemeletuk. Amarahnya meningkat tajam.
"Akan ku pastikan untuk membunuhmu dengan tanganku sendiri." - Estian.
"Arthur, mundur. Aku akan mengurus ratunya dan kau mengurus antek-anteknya." - perintah Estian.
"Tidak Tuan Muda Estian! Saya yang akan mengurus semuanya, anda pergilah. Saya akan membuka jalan untuk anda keluar dari sini. Ini terlalu berbahaya." - Arthur.
"Kau akan mati." - Estian.
"Saya tidak peduli, tugas saya adalah melindungi anda sampai akhir." - Arthur.
"Tidakkah kakakku menyuruhmu untuk bertambah kuat dan bukannya berkorban dengan menyerahkan nyawamu?" - Estian.
"Memang benar, tetapi situasi saat ini..." - Arthur.
"Aku sudah bukan lagi orang lemah yang bisa terancam hanya dengan monster sepertinya." - Estian menggenggam pedangnya dengan erat.
Melihat situasi semakin genting, Eclair menunjukkan dirinya dan berdiri di depan Estian.
"Saya akan mengurusnya Tuan Muda Estian." - Eclair.
"Kau... Kenapa kau ada disini? Bagaimana dengan kakakku? Dimana dia sekarang?!" - Estian menjadi marah karena suatu hal.
"Yang Mulia Grand Duke Lucius menyuruh saya untuk melindungi anda Tuan Muda Estian. Saya tidak tau dimana beliau sekarang, tapi sepetinya dia menuju ke arah barat dari sini." - Eclair.
"Apa?! Bukankah itu arah menuju ke tengah hutan? Bagaimana bisa dia..." - Estian.
"Saya tidak yakin mengapa beliau pergi kesana, tetapi mungkin itu ada hubungannya dengan racun-" - Eclair tersentak. Dia seharusnya tidak mengatakan apapun soal racun itu di hadapan Estian.
Estian yang terkejut langsung bertanya, "Racun? Racun apa yang kau maksud?"
Eclair ragu untuk melanjutkan, namun dia sudah terlanjur mengatakannya.
"Ini sebenarnya adalah sesuatu yang tidak boleh anda maupun semua musuh Grand Duke Lucius ketahui Tuan Muda Estian. Saya akan mengatakannya setelah kita menangani kalajengking itu, anda sudah kehilangan banyak energi." - Eclair maju menerjang kalajengking itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Become an Evil Grand Duke [ON GOING]
FantasíaDion Leonardo yang tiba-tiba saja merasuk ke dalam tubuh dari seorang karakter di dalam novel. Karakter yang hanya di jabarkan dalam beberapa baris kalimat, seorang Grand Duke jahat yang juga merupakan kakak dari tokoh utama di dalam novel, Lucius M...