14. TEROR 2

5.2K 666 16
                                    

"Ini... Mimpi yang sama?" - gumam Estian. Dia tengah berdiri di sebuah ruangan yang gelap, hanya di terangi oleh cahaya rembulan.

"Tidak... Ini bukan tubuhku."

Estian kembali bermimpi tentang mimpi buruknya. Namun itu bukan tubuhnya. Itu adalah tubuh kakaknya.

Estian merasa sakit seperti sesuatu menyedot kekuatannya perlahan. Tubuh kakaknya terasa sangat berat, dan juga lelah.

"Apakah ini bukan mimpi? Rasa sakit ini terlalu nyata untuk di sebut sebagai mimpi."

"Jika racunku tidak segera di obati... Aku akan mati cepat atau lambat." - Estian tersentak. Kakaknya berbicara.

"Apakah hanya kesadaranku yang berada disini? Aku tidak bisa mengendalikan tubuh kakakku. Apakah aku disini hanya untuk merasakan dan mendengarkan dari sudut pandangnya?"

"Namun jika aku mati... Bagaimana dengan Estian? Jika aku mati, perang akan terpecah. Kekuatan kekaisaran akan melemah. Apakah tidak ada yang bisa aku lakukan?"

"Ini benar-benar kakak. Ini adalah sesuatu di masa lalu yang tidak aku ketahui. Isi hati dan pikiran kakakku yang tertutup."

["Kau bisa menyelamatkannya Lucius."]

Sebuah suara wanita mendarat di telinganya. Baik Lucius maupun Estian tersentak kaget.

"Siapa?!"

["Jangan tanya siapa aku. Aku adalah cahaya yang bisa menyelamatkanmu dan adikmu. Jika kau bersedia melakukan sesuatu untukku, aku akan membantumu."]

"Apakah kau berharap aku akan percaya padamu?"

["Jangan terburu-buru. Kau akan tau mengapa aku menghubungimu. Sesuatu telah terjadi pada adikmu. Sesuatu berbahaya yang bisa menyedot jiwanya dan membuatnya gila."]

"Apa? Omong kosong apa itu?"

Saat itu, pintu ruangannya terbanting terbuka. Lucius menoleh, itu adalah Estian. Adiknya itu telah dipenuhi dengan energi iblis yang sangat pekat.

"Hati iblis? Bagaimana bisa tiba-tiba?" - Lucius berjalan menghampiri Estian, namun langkahnya terhenti.

["Baik adikmu maupun dirimu akan mati jika kau memaksa untuk mendekat sekarang. Sekarang pilihlah. Apa kau akan membiarkannya menjadi gila dan mati perlahan-lahan, atau kau akan mati bersama adikmu? Namun kau masih punya satu pilihan, kau bisa meminta bantuan ku. Ini tentu saja bukan kerugian untukmu kan?"]

Lucius menggertakkan giginya. "Jangan bercanda."

Estian mulai mengayunkan pedangnya secara membabi buta. Lucius menghindarinya dan mengaktifkan black steel armor. Dia mengeluarkan pedangnya dan berteriak, "ESTIAN SADARLAH!"

Namun Estian tidak menjawab dan hanya terus menyerang.

"Tidak. Estian!"

Tang!

Pedang mereka saling berbenturan puluhan atau bahkan ratusan kali. Tubuh Lucius yang sedang melemah akibat racun membuatnya terpukul mundur. Lucius meraih lengannya yang tersayat pedang. Energi korosif dari hati iblis membuat lukanya semakin memburuk dan memicu racunnya menjadi lebih kuat.

"Benar. Mungkin ini adalah yang terbaik untuk Estian." - suara hati putus asa dari Lucius terdengar dengan jelas di telinga Estian yang tengah berada di tubuhnya.

"Tidak! Itu adalah hal terburuk yang pernah aku alami! Jangan lakukan apapun untukku kakak!" - Estian berteriak dengan frustasi. Namun tentu saja tidak ada yang bisa mendengarnya.

Become an Evil Grand Duke [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang