Tentu saja tindakan Lucius yang tampak biasa itu sedikit mengganjal bagi Estian dan juga Sebastian. Mereka berjalan mengikuti Lucius. Disana mereka melihat Lucius duduk dengan tenang, bersandar pada batu besar sembari menutup matanya. Dia tampak sangat kelelahan, padahal sebelumnya dia masih sangat segar.
Dengan kecepatan mereka menangkap situasi. Dengan segera mereka paham tentang apa yang terjadi pada Lucius. Kekuatan penyembuhan dengan efek buff, di tambah jumlah mereka yang tidak sedikit pasti membuat stamina Lucius terserap habis. Mereka setengah berlari menghampiri Lucius.
"Kakak."
Lucius tidak membuka matanya dan hanya berdeham pelan.
"Kau terlihat kelelahan."
"Sedikit."
"Tidak mungkin itu 'sedikit' Yang Mulia." Tatapan mata Sebastian yang selama ini tampak seperti seorang penipu berubah menjadi ganas.
Lucius tidak sedang dalam kondisi bagus untuk berdebat dengan Estian maupun Sebastian. Dia memilih untuk diam dengan mata yang terus terpejam. Dia sedang menunggu stigma vitality nya untuk menyelesaikan tugasnya.
Estian menatap kakaknya dan berkomentar. "Aku tidak suka."
Lucius menghela nafas kemudian menjawabnya dengan singkat. "Cukup, aku tidak mau mendengar omelanmu. Kau juga Sebastian."
Mereka berdua benar-benar diam melihat seberapa lelahnya Lucius. Walaupun tidak suka, mereka juga tidak bisa berbuat apapun. Mereka hanya duduk di sekitar Lucius seolah menjaganya dari hal-hal yang bisa membahayakannya.
Waktu satu jam berlalu dengan cepat. Lucius segera bangkit dan kembali menunggang kudanya. Stigma vitality telah mengembalikan tenaganya. Mereka kembali memacu kudanya sampai malam tiba. Kelompok Lucius tiba di kediaman di ibukota pada dini hari saat matahari masih belum muncul. Disana sudah ada Arthur dan juga Lewis yang menyambut kedatangannya.
Lucius mengangguk pada mereka berdua, bersamaan dengan itu, dia juga mendengar suara naga di kepalanya.
"Ini sangat luar biasa. Banyak orang-orang berbaju hitam yang mengelilingi kediaman besar ini."
Lucius yang mendengar ini langsung mengarahkan pandangannya ke arah Sebastian. Tatapan mereka bertemu dan Sebastian tampak tersenyum. Itu mengkonfirmasi bahwa orang-orang yang mengelilingi kediamannya adalah anggota dari tentara bayaran Nirvana.
Lucius memalingkan wajahnya kembali ke arah Arthur. "Bagaimana dengan Baginda Kaisar?"
"Baginda Kaisar meminta anda untuk menemuinya segera. Namun beliau meminta secara khusus agar anda menyembunyikan keberadaan anda saat berada di dalam istana."
"Ah... Jadi Baginda pun sudah memutuskan untuk bertindak seperti ini?"
Tidak heran mengapa Kaisar memintanya secara khusus untuk bersembunyi. Kaisar pasti sudah 'menangkap' permaisuri dan pengkhianatan Kerajaan Ellington berkat petunjuk yang Lucius, Estian dan juga Emmanuel berikan. Kaisar tentu bukanlah orang yang bodoh sehingga bisa terus di tipu oleh siasat permaisuri. Namun sebagai kaisar yang tindakan serta ucapannya akan menjadi sesuatu yang mengubah seluruh benua, tentu dia tidak bisa bertindak secara terang-terangan.
Perlu kehati-hatian penuh untuk mengungkapkan pengkhianatan dari permaisuri dan Kerajaan Ellington yang sudah bersedia untuk tunduk dan setia pada Kekaisaran. Ditambah pasokan batu sihir yang hanya bisa di dapatkan dalam tambang di Kerajaan Ellington membuat Kaisar semakin sulit dalam mengambil keputusan. Karena itu, keputusannya kali ini pun pasti membutuhkan banyak pertimbangan yang membuat sakit kepala.
Lucius turun dari kudanya.
"Aku akan menemui Baginda Kaisar sekarang."
"Maaf? Tapi anda baru saja tiba."
KAMU SEDANG MEMBACA
Become an Evil Grand Duke [ON GOING]
FantasyDion Leonardo yang tiba-tiba saja merasuk ke dalam tubuh dari seorang karakter di dalam novel. Karakter yang hanya di jabarkan dalam beberapa baris kalimat, seorang Grand Duke jahat yang juga merupakan kakak dari tokoh utama di dalam novel, Lucius M...