18. TEROR 6

4.5K 622 12
                                    

Cahaya itu menghilang, dan awan mereda. Sebuah kawah besar terbentuk di tengah area latihan.

"Hah?" - Lucius tersentak kaget.

"Apa-apaan? Aku bisa menggunakan sihir hanya dengan membaca buku ini?! Bukankah itu curang? Dan lagi kenapa buku ini baru bisa dibaca sekarang?! Jika aku bisa menggunakan sihir di hari aku mati aku tidak akan mati!" - entah Lucius sedang merasa senang atau kesal. Namun dia jelas bersemangat.

Eden yang berdiri di belakangnya tercengang dengan kekuatan penghancur yang dahsyat.

"Bukankah.... Anda tadi bilang bukan seorang penyihir?"

"Iya itu benar. Aku hanya membaca mantra ini dan halilintar itu jatuh."

"Apa-apaan?" - Eden merasa tidak terima. Mana ada manusia yang bisa dengan mudahnya menguasai sihir?

"Aku tidak tau dimana batas bakat Grand Duke Lucius, tetapi bukankah ini keterlaluan?! Dia sudah menjadi sword master dan sekarang dia juga seorang penyihir?! Aku merasa sangat iri! Kenapa dewa begitu tidak adil?!" - gerutunya dalam hati.

"Itu luar biasa. Apa kau mau mempelajarinya? Aku tau kau sudah menguasai sihir es."

Eden tersadar dari lamunannya dan tersentak, "Bagaimana anda bisa tau?"

"Itu tidak penting. Kemari selangkah."

Eden maju selangkah lebih dekat ke depan Lucius. Jari telunjuk Lucius menyentuh dahi Eden, cahaya samar mulai mengalir dari jarinya menuju kepala Eden.

"Permitto Eden Muviro Loristan unum esse ex populo qui te legere possit."

Aliran pengetahuan mantra meresap ke dalam pikiran Eden. Dia membuka matanya tak percaya.

"Sudah. Itu adalah mantra dariku, namun tentu kau bisa lebih baik dari itu."

"Bukankah itu mustahil untuk lebih hebat dari halilintar yang anda ciptakan?"

"Nyatanya kau yang telah terlahir sebagai penyihir akan lebih hebat daripada aku yang meminjam kekuatan dari buku."

"Mengapa anda begitu yakin terhadap saya?"

"Karena kau memang pantas mendapat gelar Grandmaster sihir tingkat tinggi, mungkin nyaris mencapai tingkat mistik?"

"Saya tidak begitu yakin, namun tentu jika anda yakin saya akan menjadi lebih percaya diri."

"Aku yakin buku ini seharusnya ada di tangan Eden. Tapi kenapa buku ini bisa melompati dimensi dan berpindah tangan ke tanganku?" - Lucius tidak yakin.

Tap tap tap

Suara banyak langkah kaki yang berlari mengejutkan mereka. Suara sekeras itu tentu saja akan di kira sebagai teror dari bom atau sejenisnya.

Satu brigade Ksatria yang dipimpin oleh Eclair berlari menuju tempat Lucius berada.

"Yang mulia?"

"Ah.. maaf. Itu salahku."

"Apa yang telah terjadi?"

"Aku hanya mencoba membaca mantra di dalam buku ini dan halilintar menyambar tempat latihan."

"Maaf?" - Eclair tampak bingung, entah karena dia masih syok atau tidak percaya dengan apa yang dia lihat.

"Jadi anda menghancurkan tempat latihan lagi Yang Mulia?" - Eclair menatap canggung ke arah kawah yang lagi-lagi terbentuk di tempat latihan.

Become an Evil Grand Duke [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang