20. MASA LALU 2

4K 645 16
                                    

Brigade Ksatria pertama Edinburgh membuka semua sel tahanan yang mengurung anak-anak. Lucius mengecek sekeliling, dia menemukan seorang anak perempuan dan laki-laki saling meringkuk memeluk satu sama lain. Rambut dan mata mereka berwarna biru, sebiru lautan.

"Deskripsi ini tidak asing... Rambut dan mata biru seperti laut. Tapi aku tidak yakin."

Lucius berjongkok dan memperhatikan kedua bocah itu dari dekat.

"Kalian tidak ingin keluar?"

Anak laki-laki yang tampak seperti kakaknya itu menatap Lucius. Tatapannya begitu tajam dan dalam untuk anak seumurannya. Kira-kira mereka berusia enam dan lima belas tahun.

"Aku suka tatapanmu."

Anak itu tersentak dan segera menundukkan kepalanya. Lucius berdiri dan hendak keluar dari sel saat anak laki-laki itu memegang lengan bajunya.

"Makan."

"Apa?"

"Beri adikku makanan. Aku akan melakukan semua yang kau perintahkan."

Lucius memiringkan kepalanya, "Anak ini mengingatkanku pada Lucius..." - batinnya.

"Memangnya apa yang bisa kau lakukan?"

"Membunuh."

"Dia agak menyeramkan (?)"

"Kau? Dengan tubuh kurus mu itu? Haahh... Lupakan. Berdiri dan ikuti aku."

Kedua anak itu berdiri dan benar-benar mengikuti Lucius.

Kereta kuda yang terlihat biasa saja itu melaju dalam kegelapan menuju kediaman Grand Duke Edinburgh. Estian melirik kedua anak yang di bawa oleh kakaknya itu dengan heran.

"Siapa mereka?"

Lucius menjawab dengan acuh tak acuh, "Seseorang yang pandai membunuh(?)"

"Hah?" - Estian melihat kedua anak itu lagi.

"Mereka?" - tanyanya ragu. Dia melihat tatapan tajam anak lelaki yang memeluk adiknya itu dengan cermat.

"Jangan ganggu mereka Estian."

"Aku tidak..." - Estian memalingkan wajahnya dan melihat tangan Lucius. Tangan kakakknya itu belum di bersihkan, terlihat ada darah yang mengering di sana.

"Daripada itu, kenapa kakak tidak mengobati luka di telapak tanganmu itu dulu?"

"Jangan berlebihan. Luka kecil ini akan membaik besok."

"Kakak."

"Apa?"

"Berikan tanganmu."

"Tidak."

"Ck. Cepatlah."

"Kenapa kau keras kepala sekali? Itu hanya masalah kecil."

"Bagimu memang begitu, tapi bagiku tidak."

Estian meraih paksa tangan kanan Lucius. Dia mengambil kantung dimensi spasialnya dan mengeluarkan ramuan obat. Dia dengan hati-hati membersihkan tangan Lucius dan mengoleskan salep ke atasnya.

Lucius menarik tangannya dan menghela nafas pelan, "Apa kau puas sekarang?"

"Ya, itu jauh lebih baik."

"Hm.."

Estian kembali mengalihkan pandangannya ke arah dua anak di depannya.

"Kenapa kalian mengikuti kakakku?"

Anak lelaki itu hanya menatapnya tanpa bersuara.

"Pendiam sekali... Apa kau takut?"

"Estian, diamlah."

Become an Evil Grand Duke [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang