27. INSIDEN 3

4.1K 566 24
                                    

Lucius kembali membuka matanya. Saat dia tersadar dari kenangan Lucius, dia telah terbaring di lantai dengan Eclair yang meneriakkan namanya di sebelah tubuhnya yang tergeletak.

"Yang mulia!"

"Aku... Kenapa aku-"

"Hah... Sialan, itu pasti karena hanya jiwaku yang di panggil untuk melihat memori Lucius. Tidak, yang lebih penting lagi... Siapa anak laki-laki itu? Saat itu terlalu gelap, hanya rambut abu-abu miliknya yang terlihat. Dia bilang namanya Vier?"

"Apa anda baik-baik saja Yang Mulia? Saya akan memanggilkan tabib segera."

"Tidak. Aku tidak apa-apa."

Dia kembali berdiri di bantu oleh Eclair.

"Anda benar-benar tidak apa-apa?"

"Iya. Aku memanggilmu kemari karena ingin menyuruhmu melakukan beberapa hal."

"Katakan saja Yang Mulia."

"Kau pimpin brigade ksatria pertama untuk mengawasi ibukota tempat dimana rakyat merayakan festival. Bersama dengan para penyihir, mencari jikalau ada magic bom atau semacamnya yang bisa membahayakan rakyat. Karena Arthur sudah ku perintahkan untuk mengawal kedua bocah itu, jadi tugasnya tidak ada yang mengisi."

"Lalu bagaimana dengan anda?"

"Lewis ada di sisiku untuk membantu mengamankan istana."

"Kalau begitu, saya akan melaksanakan tugas sebaik mungkin."

Lucius mengangguk, "Pastikan untuk tidak membiarkan satu orang pun terluka."

"Baik, Yang Mulia."

"Mungkin hanya dengan Eclair saja tidak cukup. Setidaknya ada dua puluh penyihir hitam yang akan menyerang, dengan satu grandmaster sihir tingkat tujuh yang lebih kuat dari Duke Loristan sebagai pemimpinnya. Mereka adalah orang-orang yang disiapkan kalau-kalau magic bom tidak berfungsi sebagaimana yang mereka harapkan. Belum lagi dengan sepuluh bom bunuh diri, pasti akan sangat merepotkan."

Mana dari magic bom hanya dapat terdeteksi oleh penyihir tingkat tinggi. Setidaknya penyihir dengan level lima ke atas. Atau bisa juga dengan mereka yang kepekaannya terhadap mana itu tinggi. Tidak banyak orang-orang yang berbakat seperti itu di seluruh benua. Karena itu, akan sedikit sulit untuk mencegah kalau-kalau magic bom di pasang di tempat-tempat tersembunyi.

Lucius membersihkan dirinya dan bersiap untuk menghadiri penobatan Putra Mahkota. Dia memakai pakaian bernuansa hitam-emas seperti ciri khasnya. Rambutnya dia kuncir sebagian di bagian atas. Eclair membantunya memakaikan jubah panjangnya dan mengawalnya menuju kereta kuda.

Disana, Estian sudah menunggu. Pakaiannya bernuansa sama seperti Lucius dan membuat mereka tampak seperti saudara kembar.

Di dalam kereta kuda, Estian memperhatikan wajah Lucius. Wajahnya tampak pucat dan matanya tidak fokus.

"Apakah ada masalah?"

Lucius tersadar dari lamunannya dan menanggapi dengan tenang, "Tidak."

"Benarkah? Apakah mungkin kakak khawatir dengan penobatannya?"

"Yah mungkin. Firasat ku tidak enak."

"Jangan khawatir kak, kita pasti bisa mencegahnya."

"Iya, semoga saja begitu."

Tak lama, mereka sampai di depan gerbang istana kekaisaran. Penobatan Putra Mahkota akan di hadiri oleh banyak bangsawan bahkan pangeran dan putri lain dari seluruh kerajaan di benua barat. Itulah mengapa permaisuri mengincar hari ini untuk menjatuhkan Pangeran Emmanuel.

Become an Evil Grand Duke [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang