24. MASA LALU 6

4.3K 552 6
                                    

Lucius berjalan dengan tenang mengikuti arahan dua pelayan di depannya. Kedua pelayan itu tampak sedikit gemetar saat berbicara dengannya. Yah itu tidak masalah, karena di kehidupan sebelumnya orang-orang yang tidak mengenalnya pun merasa takut saat melihat dirinya. Mereka sampai di sebuah ruangan, para pelayan membuka pintunya dan membungkuk dengan sungguh-sungguh sebelum keluar dari ruangan.

Lucius melihat sekeliling. Kamar ini sangat mewah, sepertinya sering di gunakan jika utusan dari kerajaan lain datang berkunjung.

Sementara itu, Estian tampak tenggelam dalam pikirannya. Lucius yang menyadari hal itu menepuk pundak Estian dengan ringan.

"Apa yang kau pikirkan? Apa lagi-lagi kau paranoid tentang apa yang aku alami?"

"Itu bukan sesuatu yang aneh. Kakak tidak pernah memberitahuku apapun. Apakah aku benar-benar tidak bisa di andalkan?"

"Bukan begitu. Kau pun tau alasannya."

"Benar aku sekarang tau. Tapi bagaimana dengan dulu?"

"Masa lalu tetaplah masa lalu. Bahkan jika kau mengulang waktu, kau tidak akan bisa mengubah semuanya. Karena itu, jalani saja hidupmu dengan tenang Estian. Lihat apa yang ada di depanmu dan jangan terpaku pada sesuatu di masa lalu. Itu tidak berguna dan menyia-nyiakan waktu yang telah di berikan kepadamu."

"Iya, kau memang benar. Tapi bahkan kau tidak mau memberitahuku setelah aku kembali mengulang waktu. Kau tau? Aku lebih tua darimu sekarang."

"Lalu apa? Kau ingin membuatku memanggilmu kakak?"

"Kau tau bukan itu yang aku maksud! Kau selalu menganggapku anak kecil yang tidak tau apa-apa. Tapi itu tidak benar."

"Memangnya berapa usiamu saat itu?"

"Aku tidak ingat apakah itu tiga puluh lima atau tiga puluh enam."

"Hooo... Dia masih lebih muda dariku. Dan itu bahkan berbeda dua sampai tiga tahun."

"Oh."

"'Oh'? Hanya itu?"

"Apa? Kau sekarang tetap masih muda dariku dua tahun."

"Kakak!"

"Sudahlah, diam. Kau membuatku pusing dengan hal-hal yang tidak penting."

Estian mendengus dan melemparkan tubuhnya ke ranjang. Lucius menyembunyikan tawanya dan segera duduk di sofa.

"Ah.. aku lupa tentang stigma poison resistence. Akan gawat jika aku masih mematikannya."

Lucius menggumamkan sesuatu, suaranya sangat kecil hingga Estian tidak bisa mendengarnya.

"Sistem. Aktifkan stigma poison resistence."

[Stigma 'poison resistence' telah di aktifkan.

Anda akan mendapatkan kekebalan terhadap racun selama mengaktifkan stigma.

Keterangan : Stigma ini hanya berlaku pada racun dari dunia ini dan dunia sebelumnya. Anda akan mendapatkan peningkatan stigma jika anda dapat menemukan racun dari dunia lainnya (Tidak wajib).

Catatan : meningkatkan poison resistence ke level Infinite memiliki efek samping. 'Melirik pada jurang kematian' adalah efek samping dari peningkatan stigma.]

"Hmm? Level Infinite? Bukankah hanya ada level max yang tertinggi? Ah... Apakah karena aku berpindah dimensi? Peningkatan stigma poison resistence adalah dengan menggunakan racun, saat aku pertama kali masuk ke dunia ini, tubuh Lucius memang sudah teracuni. Apakah karena itu stigma poison resistence semakin kuat? Tapi itu tidak menimbulkan efek samping, apa mungkin karena Level Infinite adalah level yang hampir mustahil? Pikirkan saja, bagaimana aku bisa mendapatkan racun dari dunia yang berbeda?"

Become an Evil Grand Duke [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang