02. Perkara Kabar

424 55 5
                                    


Suara desing suara pendingin ruangan dan detik jam yang perlahan menggulir menyapu pendengaran seorang wanita yang betah bergelung dengan selimutnya, Aleya Kaitlin Maheswari. Kaitlin bangun dari tidurnya dan menatap lama ponselnya yang tidak ada notifikasi apapun. Raja sama sekali tidak menghubunginya selama dua hari. Kalau begini, siapa yang akhirnya akan menurunkan ego?

Kaitlin mengetikkan pesan kepada Raja sebelum ia beranjak untuk mandi kemudian bersiap-siap dengan semua ritual paginya sebelum berangkat bekerja.

Mine ❤️

"Ja, kamu kemana?"

Sampai Kaitlin selesai dengan ritualnya pun, pesan itu tidak terbaca. Centang dua berwarna abu-abu masih terlihat disana. Kaitlin mengesah nafasnya panjang kemudian berjalan menuju mobilnya dan berangkat dengan banyak pertanyaan tentang Raja di kepalanya. Benarkah Rajanya melakukan ini semua untuknya? Kalau benar begitu, mengapa Rajanya makin hari makin mengabaikannya?

Sesampainya Kaitlin di tempat ia bekerja, Kaitlin langsung menuju ruangannya dengan pertanyaan-pertanyaan yang makin bercabang tanpa memperdulikan sapaan orang-orang di sekitarnya.

"Selamat pa..gi" Melihat Kaitlin melengos begitu saja, kedua satpam yang menyambut Kaitlin dengan sapaan saling tatap. Dan bertanya lewat gerakan bibir.

"Nteu nyaho aing, Mang. PMS mereun"(Nggak ngerti saya, mang. PMS kali) kemudian kedua satpam itu kembali dengan pekerjaan mereka masing-masing.

Seorang gadis yang terlihat seperti anak SMA datang dengan ceria dan langsung menyapa mereka berdua

"Halo, Mang Ujang"

"Halo, Pak Bandi" Zivia menyapa mereka berdua bergantian.

"Wah, cerah nyak kalau disapa neng geulis pagi-pagi" Ujar satpam bernama Ujang tadi.

Zivia melihat kearah wanita yang berjalan begitu saja memasuki lift.

"Yang barusan masuk Kaitlin ya, pak?"
Pak Bandi memutar kepalanya menoleh kearah yang ditunjukkan oleh Zivia. Pak Bandi hanya menganggukkan kepalanya.

"Ho'oh, Neng. Kayaknya teh, si Neng Kaitlin kedatangan tamu. Tadi saya sapa tapi di cuekin" Sambar Mang Ujang.

"Kedatangan tamu kumaha mang?" Ujar Zivia polos.

"Atuh tamu bulanan neng, cewek-cewek bisanya kitu kan"

Zivia hanya menganggukkan kepalanya tertawa "Iya mang, ngerti aku mah"

"Ya udah deh, saya masuk dulu, ya. Semangat kerjanya bapak-bapak" Zivia melayangkan kedua tangannya di samping menyemangati dua orang ini.

"Saya belum bapak-bapak atuh neng" Ujar Ujang setengah berteriak karna tidak terima di katakan bapak-bapak

"Makanya cari istri, Jang. Sudah pantas itu" Ucap Pak Bandi.

Zivia menghampiri Kaitlin yang sedari tadi sibuk melamun sambil membolak-balikkan ponselnya. Zivia menatap bergantian ponsel yang berada di tangan Kaitlin dan wajah masam gadis itu.

"Lo beneran lagi PMS, ya" Sambar Zivia dan mengambil tempat duduk di hadapan Kaitlin.

Kaitlin kemudian menatapnya sengit "Iih, apaan sih, kaget tau"

Can We? [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang