Lorong rumah sakit terasa semakin dingin. Tatapan Raja bertemu dengan tatapan Kaitlin. Sama-sama menatap dengan tatapan yang sulit di artikan. Kaitlin melepas pelukannya dari Dwiky membuat laki-laki itu ikut menoleh.
Dwiky sudah bingung harus bersikap seperti apa. Baru satu langkah Kaitlin maju menuju Raja, langkah kakinya terhenti. Di belakang Raja ada Tiffany. Raja datang ke rumah sakit bersama Tiffany tanpa sepengetahuannya.
Tiffany yang sedari tadi fokus dengan tasnya berhenti di sebelah Raja. Saat ia mendongak, Tiffany terkejut melihat keberadaan Kaitlin yang menatapnya bingung. Tiffanypun menatap bingung Kaitlin dan Dwiky yang bisa berada di satu tepat bersamaan. Sama dengan Kaitlin, Kaitlinpun bingung menatap keberadaan Raja dan Tiffany yang berada di tempat ini bersama.
Dingin melanda mereka berempat. Raja sudah berada diambang emosinya. Raja maju dan mendekati Kaitlin
"Nyaman di peluk laki-laki lain selain aku?"
Kaitlin yang merasa di pojokkan tidak mau kalah. Raja juga salah di keadaan ini. Kaitlin mendongak untuk menatap mata Raja.
"Kamu sendiri, nyaman jalan sama sahabat sendiri?" Lalu Kaitlin bergantian menatap Tiffany sengit.
Tiffany mengendalikan dirinya setenang mungkin "Lo salah paham"
"Gue udah biasa, Ti, lihat kalian berdua begini. Cukup biasa untuk buat gue mikir yang nggak-nggak tentang kalian"
"Jaga bicara kamu, Lin. Dia sahabat kamu" Raja menekan kata-katanya.
"Oke, aku tanya. Kalian ngapain berdua di rumah sakit? Tanpa kasih aku kabar sama sekali" Raja terdiam. Ia tidak menjawab pertanyaan Kaitlin.
Tiffany yang mengerti keadaannya mencoba bicara, namun di tahan oleh Raja.
"Apa bedanya sama kamu? Kamu ngapain disini? Pelukan lagi" Raja menatap Dwiky sengit
"Sama manager kamu?" Raja terkekeh remeh.
"Bisa-bisanya" Ujar Raja lagi.
Kaitlin merasa makin terpojok. Raja menyalahkannya. Raja bahkan tidak menjawab pertanyaannya. Raja malah menyudutkannya berkali-kali.
"Kamu jangan bicara seolah-olah cuma aku yang salah. Aku kesini temani Dwiky untuk jenguk mamanya yang sempat kritis sepulang rapat tadi" Jelas Kaitlin
"Oh, namanya Dwiky" Raja hanya mengangguk anggukkan kepalanya dramatis. Padahal, ia berkali-kali lipat ingin memaki keadaan ini.
"Oke, have fun kamu. Kamu mau ikut aku pulang atau sama dia?" Raja memberikan Kaitlin pilihan. Kaitlin sempat berpikir, ia tidak mungkin meninggalkan Dwiky yang sedang tidak baik-baik saja. Tapi Raja adalah kekasihnya. Kaitlin menoleh kearah Dwiky yang mengangguk
Raja berdecih "Perlu izin dia untuk kamu pulang bareng aku?"
"Nggak gitu, Ja, kamu mikir deh, kamu tinggalin temen kamu yang lagi berantakan sendirian, gimana perasaan kamu"
Raja kali ini benar-benar ingin meledak. Kaitlin membela Dwiky terang-terangan di depannya. Dwiky yang menatap tatapan marah dari Raja mencoba menengahi
"Kaitlin di sini cuma sebatas menemani gue karena mendesak. Tadi kita sempat rapat bareng sampai akhirnya kita berdua ada di sini. Ini mendadak dan lo nggak perlu salah paham sama gue" Dwiky menjelaskan hal itu setenang mungkin.
"Jadi kalau lo mau bawa Kaitlin pulang, it's oke. Gue minta maaf sudah menjadi alasan kalian berantem begini"
Raja mencoba mendekati Dwiky. Hal itu membuat Kaitlin dan Tiffany mendadak panik. Takut-takut Raja memulai pertengkaran dengan Dwiky. Namun hal yang di lakukan Raja sama sekali tidak memulai pertengkaran.
KAMU SEDANG MEMBACA
Can We? [Completed]
Teen FictionCinta akan membawamu pulang kepadaku. Meskipun langkahmu sudah terlalu jauh, aku yakin, kau akan kembali pada orang yang kau sebut rumah, yaitu aku.