Dari ketinggian lantai sembilan belas, Raja menengadah ke langit. Menatap bagaimana indahnya langit hari ini. Biru bersih berikut dengan bentuk awan yang indah. Raja tersenyum, ia masih bisa menikmati harinya menatap bagaimana matahari terbit, bagaimana langit berwarna biru, atau kelam, atau bahkan mendung. Ia masih bisa menatap langit malam yang terkadang ditemani bulan dan bintang. Ia masih bisa merasakan kesiur angin yang menampar pipinya lembut.
Raja tidak tau sampai kapan ia akan bertahan. Apakah sesuai dengan vonis dokter atau Tuhan mengizinkannya memperoleh bonus usia untuk memberi kenangan baik untuk orang-orang terdekatnya. Atau malah lebih cepat dari itu. Sekelebat bayangannya bersama Kaitlin dan Tiffany memenuhi kepalanya.
Tiffany yang selalu menemaninya sedari kecil. Yang mengetahui apapun tentangnya. Yang mengerti dirinya sampai detik ini. Tiffany yang mencintainya lebih dari sahabat. Tiffany yang berani mengakui perasaannya. Namun begitu, Tiffany kini sudah bersama orang yang ia percaya. Samudra.
Sebelumya, Raja sudah merencanakan semua ini dengan baik. Mendekatkan Samudra dengan Tiffany, adalah rencananya. Karena Raja percaya, bahwa Samudra adalah laki-laki yang tepat untuk menjaga Tiffany. Dan satu rencananya berhasil.
Ingatan itu beralih kepada Kaitlin. Orang yang sempat ia jauhi, orang yang sempat ia sakiti, orang yang sangat ia cintai. Namun semua harus Raja korbankan demi kebahagiaan Kaitlin. Karena bagi Raja, Kaitlin tidak akan pernah bahagia bersamanya. Raja pernah memohon pada Dwiky untuk menjaga Kaitlin dengan baik. Namun kenyataan bahwa Kaitlin mencintainya sekuat itu membuat Raja kesusahan. Raja tidak ingin menyakiti siapapun. Raja melihat ketulusan dari tatapan yang Dwiky berikan kepada Kaitlin.
Terlepas dari semua itu, Raja juga kesakitan menyaksikan orang yang ia cintai berada di sisi laki-laki lain. Namun itu adalah hal yang terbaik agar semua orang bahagia ketika ia tinggalkan.
Raja lupa, tidak ada satu orangpun yang bahagia ketika ditinggalkan.
Setelah puas merenungi hidupnya, Raja memutuskan masuk kembali ke dalam apartemennya. Raja berniat mengambil air putih, namun tangannya sangat sulit untuk ia gerakkan. Gelas yang sudah ia genggam seketika terlepas dan hancur. Kepalanya terasa sakit, darah segar keluar melalui hidungnya. Raja berkali-kali meringis dan merasakan sakit yang menghantam kuat kepalanya. Hingga akhirnya, Raja jatuh tak sadarkan diri.
Pintu apartement Raja perlahan terbuka, memperlihatkan Samudra di sana. Sebelumnya, Kaitlin memaksa Raja memberi tau password apartemennya.
Samudra berlari ke arah Raja yang terkapar tidak sadarkan diri. Samudra segera membawa Raja ke rumah sakit dan segera menghubungi Tiffany. Tiffany yang menerima telfon dari Samudra langsung meninggalkan semua pekerjaannya dan menyusul ke rumah sakit.Di perjalanan, Tiffany mencoba menghubungi Kaitlin, namun panggilan itu tak kunjung terjawab. Hingga akhirnya Tiffany mengetikkan pesan singkat yang langsung ia kirim pada Kaitlin.
***
Kaitlin yang baru saja keluar dari ruang rapat langsung menuju ruangannya. Saat Kaitlin membuka ruangannya, Kaitlin mendapati bunga mawar di sana. Di belakangnya, ada Dwiky yang tiba-tiba memeluknya.
“Happy Nasional Girlfriend Day, Sayang”
Kaitlin menatap Dwiky dari samping “So sweet sekali sih, pacar aku” Ujar Kaitlin yang berbalik dan memeluk Dwiky.
Niat hati ingin mengakhiri hubungan mereka tidak mungkin Kaitlin utarakan hari ini. Hari ini Dwiky sedang senang dan membuat Kaitlin merasa dicintai. Kaitlin melepaskan pelukannya dan menatap mata Dwiky lekat. Tatapan mata itu akan membuat siapa saja jatuh cinta. Tatapan mata yang penuh cinta di hujani padanya. Kaitlin semakin merasa bersalah.
“Gimana? Senang?”
Kaitlin mengalungkan kedua tangannya pada leher Dwiky “Senang dong, mana ada yang nggak senang diperlakukan spesial seperti ini”
KAMU SEDANG MEMBACA
Can We? [Completed]
Teen FictionCinta akan membawamu pulang kepadaku. Meskipun langkahmu sudah terlalu jauh, aku yakin, kau akan kembali pada orang yang kau sebut rumah, yaitu aku.