Setelah melewati banyak rintangan, akhirnya Dwiky berhasil meyakinkan Kaitlin untuk bersedia hidup dengannya. Tidak perlu waktu yang lama, setelah meminta persetujuan kedua orangnya dan orang tua Kaitlin, pernikahan mereka akhirnya akan diadakan esok hari. Kaitlin dan Dwiky mempersiapkannya dengan cepat.
Meskipun Kaitlin sebenarnya belum bisa sepenuhnya menerima Dwiky. Hanya saja, Kaitlin ingin menunjukkan pada Raja, bahwa ia bisa melupakan laki-laki itu dan memulai hidup baru tanpa dirinya.
Malam ini, Kaitlin di temani Zivia dan Tiffany. Mereka menghabiskan waktu bertiga sebelum bergantinya status salah satu dari mereka. Zivia dan Tiffany memilih menginap. Setelah cukup lelah bersenang-senang, mereka bertiga merebahkan diri di atas kasur king size yang mampu menampung mereka bertiga. Tatapan mereka jauh ke langit-langit kamar Kaitlin.“Gue nggak nyangka, besok salah satu dari kita sudah berganti status” Zivia masih tetap menatap langit-langit sambil tersenyum tipis. Tiffany ikut menganggukkan kepalanya.
“Gue berharap ini pilihan yang tepat buat lo, Lin. Dan gue berharap lo bahagia dengan kehidupan baru lo setelah ini”
“Lupakan masa lalu lo dan jalani masa depan lo dengan penuh keyakinan” Lanjut Tiffany.
Tiba-tiba, setetes air mata Kaitlin turun. Ia tidak menyangka semua berjalan secepat ini. Ia tidak menyangka, keputusan yang ia buat membawa ia pada titik ini.
“Gue nggak akan kemana-mana, Lin. Gue dan Zivia akan selalu ada dalam keadaan apapun buat lo. Jadi, setelah lo dah menjadi istri orang, apapun yang lo butuhkan dari kita suami lo nggak bisa kasih, lo boleh ke kita”
Kaitlin duduk diam dan menyeka air matanya “Semoga ini jadi pilihan terbaik buat gue”
Zivia dan Tiffany ikut duduk dan memeluk erat tubuh Kaitlin.
***
Raja menerawang jauh, penglihatannya kembali meskipun tidak sepenuhnya kembali, Raja perlahan bisa melihat meskipun tidak jelas. Raja menatap ke arah langit. Bulan dan bintang sedang terang-terangnya malam ini. Raja tersenyum.
“Besok, bulan akan resmi punya teman hidup. Tidak perlu merasa kesepian dan sendirian”
Di balik senyum itu, Raja merasakan pedih di hatinya. Ternyata ikhlas tak selamanya mudah di jalani. Tapi ia harus dan Raja tidak ingin egois.
Samudra menatap punggung Raja, samudra menundukkan kepalanya dan menghampiri Raja. Sam memukul bahu Raja pelan.
“Gimana perasaan lo sekarang, bro” Raja menoleh kearah Sam dan mengangguk.
“Lebih baik, Sam” Sam juga menganggukkan kepalanya mendengar penuturan Raja. Meskipun Sam tau, bahwa Raja lebih hancur dari kemarin. Orang yang ia cintai menikah dengan orang lain. Membunuh perasaan sendiri karena tidak ingin egois adalah bunuh diri paling mematikan.
“Besok lo mau datang ke pernikahan Kaitlin, atau tidak?”
“Gue akan datang, Sam. Nggak mungkin gue tidak menyaksikan orang yang gue sayang akhirnya bahagia dengan pilihannya”
“Itu karena lo yang paksa, tolol” Ujar Sam dalam hatinya
“Gue penasaran, bagaimana cantiknya gaun pengantin dari gue di kenakan oleh Kaitlin di pernikahannya nanti”
“Gue sudah tenang, Sam. Dan kapanpun gue dipanggil untuk pulang, gue akan pulang” Sam terdiam.
Raja menoleh ke arah Samudra “Setelah Kaitlin menikah, gue harap Tiffany juga melabuhkan pilihannya di lo untuk yang terakhir, Sam”
“Ada atau tidaknya gue, jangan pernah lepaskan Tiffany. Paham?” Raja memperingatkan Samudra untuk melakukan permintaannya.
Samudra tersenyum meskipun ia sedikit kaget “Menurut lo, apa gue bisa melepaskan Tiffany seperti yang lo lakukan pada Kaitlin?”
KAMU SEDANG MEMBACA
Can We? [Completed]
Teen FictionCinta akan membawamu pulang kepadaku. Meskipun langkahmu sudah terlalu jauh, aku yakin, kau akan kembali pada orang yang kau sebut rumah, yaitu aku.