64. Sekali Lagi Hancur

327 21 10
                                    

Telfon tengah malam itu memaksa mereka untuk menelaah apa yang terjadi. Pukul setengah satu pagi, seseorang menelfon Zivia menggunakan ponsel Kaitlin yang ternyata menempatkan Zivia pada posisi pertama kontak darurat miliknya.

Tiffany yang sensitif suara langsung terbangun kala mendengar ada panggilan masuk pada ponsel Zivia. Tiffany langsung menyikut pelan Zivia yang masih memejamkan matanya.

“Ziv, hp lo. Siapa sih yang nelfon lo tengah malam begini”

Dengan mata tertutup, Zivia melenguh sambil meraih ponselnya, kemudian menyipitkan matanya yang baru saja disapa cahaya dari ponselnya sendiri. Melihat nama yang tertera di sana membuat Zivia mengedipkan matanya berkali-kali guna memastikan siapa yang menelponnya tengah malam begini.

Zivia kemudian terduduk dan menatap ke arah samping Tiffany yang kosong. Kaitlin memang tidak ada di sana bersama mereka.

“Halo, Lin,-" Suara seseorang yang tidak ia kenal beserta suara sirine memekakkan telinga Zivia. Tiffany menoleh ke arah Zivia yang terdiam.

“Maaf, mbak, pemilik ponsel ini kecelakaan dan sedang dalam perjalanan ke rumah sakit”

Zivia tergagap, sampai penelfon itu menyebutkan alamat rumah sakit dan menjelaskan singkat kondisi Kaitlin, hingga mematikan panggilan sepihak, Zivia masih diam menelaah apa ada yang baru saja mengerjainya?

Tiffany ikut terduduk saat Zivia menjatuhkan ponselnya begitu saja “Ziv? Siapa?”

“Kaitlin kecelakaan, Ti”
Tiffany mengernyit, menoleh ke belakangnya yang ternyata kosong. Sesegera mungkin Tiffany membawa Zivia dalam kesadaran dan langsung meraih kunci mobilnya dan bergegas menuju rumah sakit. Perasaan gelisah dan kacau menghampiri mereka.

Tiffany mengendarai mobilnya seperti orang kesetanan. Ia menginjak pedal gasnya dalam. Hingga kurang dari lima belas menit, mobilnya sudah terparkir rapi di sana. Mereka segera berlari mencari nama korban kecelakaan  atas nama sahabat mereka. IGD menjadi tujuan utama mereka saat ini.

“Keluarga Nyonya Aleya Kaitlin Maheswari?”

Baru saja mereka sampai, mereka mendengar nama Kaitlin di panggil, mereka berdua langsung menghampiri dokter yang berdiri di depan pintu IGD.

“Kaki dan tangan Nyonya Kaitlin patah. Dan Nyonya Kaitlin mendapat benturan di kepalanya yang mengakibatkan pendarahan hebat”

Dunia mereka seakan berhenti begitu saja saat mendengar penjelasan dokter kepada mereka.

“Kami kekurangan darah O Resus negatif, jika menunggu petugas,-“

“Ambil darah saya, Dok” ujar Tiffany tanpa perlu berpikir.

Dokter kemudian mengangguk dan memerintahkan seorang perawat membawa Tiffany untuk mengambil darahnya untuk Kaitlin. Sepeninggal Tiffany, Zivia menghubungi Dwiky.
Tidak sampai lima belas detik, Dwiky langsung menjawab panggilannya. Zivia terdiam cukup lama sampai akhirnya memberanikan diri mengatakan kepada Dwiky bahwa Kaitlin sekarang berada di rumah sakit kerena kecelakaan. Tanpa berpikir panjang lagi, panggilan itu segera terputus begitu saja. Zivia bisa mendengar deru nafas Dwiky yang berat sebelum mematikan panggilan mereka sepihak.

Setelah Tiffany kembali, dokter membawa Kaitlin ke ruang ICU. Dimana kehidupan wanita itu sudah berada di ambang batas. Bahkan tadi dokter sempat menggunakan alat kejut jantung untuk mempertahankan kehidupan Kaitlin yang semakin tipis.
Dwiky dengan penampilan berantakan datang dan menatap ruang ICU dengan nanar.

“Kenapa bisa seperti ini?” Mendengar pertanyaan Dwiky membuat Zivia menggeleng terdiam. Iapun tidak tau, bahwa malam ini ia akan mendapat kabar menakutkan lagi. Dalam waktu berdekatan, Kaitlin sudah dua kali menguji malaikat maut.

Can We? [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang