12. Perihal Sakit Menyakiti

288 42 9
                                    

Suara desing mobil menyapu indra pendengaran mereka. Tidak ada satupun dari mereka yang mencoba untuk membuka suara. Mereka berdua sama-sama terjebak oleh emosi mereka sendiri.

Jalanan lengang. Dan Raja berkali-kali menahan untuk tidak berteriak. Namun kekesalan sudah memenuhi kepalanya. Raja mencengkram setir kuat hingga buku-buku jarinya memutih.

Kaitlin melirik ngeri ke arah Raja. Jika begini, ia tau Raja betul-betul marah kepadanya. Raja menginjak pedal gas dalam dan membuat mobil mereka melaju kencang.

Berkali-kali Raja menyalip mobil-mobil yang menghalangi jalannya. Kaitlin menutup matanya mencoba menetralisir perasaan takutnya.

“Ja, pelan! Kamu mau kita mati, ya?!” Teriak Kaitlin kuat membuat Raja akhirnya memelankan mobilnya.

Ia melirik Kaitlin dengan nafas yang berderu kuat. Raja menepikan mobilnya dan berhenti. Raja memukul setir mobilnya kuat dan berhenti.

Raja keluar dari dalam mobil dan berdiri. Raja berteriak kencang. Untung saja mobil yang berlalu lalang sedikit. Raja berteriak berkali-kali untuk mengurangi amarahnya.

Kaitlin yang melihat hal itu hanya bisa menghapus air matanya yang menetes. Ia menetralisir detak jantungnya akibat panik ketika Raja mengendarai mobilnya dengan kecepatan di atas rata-rata.

Raja merasa marah ketika menemukan Kaitlin bersama dengan laki-laki lain. Raja terlalu mencintai Kaitlin dan takut kehilangan gadis itu. Tapi Raja bahkan tidak menyadari, beberapa hal yang ia lakukan malah membuat Kaitlin bisa-bisa pergi meninggalkannya. Dan Raja tidak akan pernah siap untuk ditinggalkan oleh Kaitlin.

Karena bagi Raja, salah satu alasan Raja berjuang dan bertahan hidup adalah Kaitlin.

Sekali lagi, Raja berteriak dan menjambak pelan rambutnya sendiri. Kaitlin keluar dari mobil dan menghampiri Raja. Ia menyentuh pundak Raja.

“Kenapa harus pergi sama laki-laki lain, sih, Lin?! Hah?” Tak berteriak marah.
Kaitlin terkejut dengan nada bicara Raja yang meninggi. Membuat gadis itu terpaku dan bingung harus berbuat apa. Matanya mamanas.

“Ini kali pertama kamu bentak aku begitu, Ja. Cemburu kamu menghancurkan hubungan kita kalau begini caranya” Kaitlin menghapus setetes air matanya yang terjatuh.

Raja menyadari bahwa ini salah. Raja telah menyakiti hati kekasihnya dengan bicara menggunakan nada yang tinggi "Itu karena aku terlalu takut kehilangan kamu, Lin. Bisa mengerti nggak sih kamu?"

Melihat Kaitlin yang diam saja, membuat Raja langsung memeluk Kaitlin erat “Maaf, Lin, aku kelepasan. Aku harap kamu mengerti posisi aku gimana”

Kaitlin membalas pelukan Raja. Kaitlin merasa iba melihat Raja seperti itu. Melihat kegelisahan di mata Raja, membuat Kaitlin berusaha menenangkan laki-laki itu dari emosinya “It's oke, Ja. It's oke” Kaitlin mengelus pundak Raja berkali-kali untuk mengurangi kesedihan kekasihnya itu.

Padahal, Kaitlin merasa bahwa moment ini adalah moment terburuknya selama menjalin hubungan dengan Raja. Ia tidak mengerti suatu hal yang telah membuat Raja menjadi seperti sekarang ini. Dan Kaitlin mencoba mengerti.

“Kamu cuma butuh mengurangi tingkat emosi kamu, Ja. Kamu berubah. Kamu lebih sering marah ketimbang dengar penjelasan aku dulu”

“Aku akan mencoba mengerti kamu semampu aku, Ja. Aku akan coba” Lanjut Kaitlin lagi.

Raja melepas pelukannya dan menatap Kaitlin “Jangan kemana-mana, ya, Lin? Aku bisa mati kalau nggak ada kamu”

Kaitlin menatap mata Raja “Kamu cuma butuh diri kamu sendiri untuk hidup, Ja”

Can We? [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang