Terlalu mencintai membuat ia berubah menjadi gadis yang bodoh. Terlalu yakin pada pilihannya sendiri malah membawa ia ke tempat paling gelap yang mampu ia gapai dengan mudah. Kisah tiga tahun yang ia yakini akan berakhir indah malah tak berujung membuat ia lelah. Di tambah lagi, ia bingung hubungan ini masih miliknya atau bukan.
Genap dua bulan Kaitlin merasa kalah. Kisah cintanya karam tanpa ada kata berpisah. Genap dua bulan ia menjadi orang bodoh yang mencari sesuatu tanpa tepi dan pasti. Ia buntu.
Kekalahan itu membawa dia ke tempat yang sudah lama sekali tidak dia kunjungi. Terakhir, dia datang empat tahun yang lalu, di saat keadaan keluarganya nyaris berantakan.
Suara musik yang berdentum kuat tak mengalahkan isi kepalanya yang berisik. Berkali-kali Kaitlin memukul kepalanya sendiri. Mengingat Raja yang hilang entah kemana. Hubungan mereka akan di bawa kemana. Bahkan Tiffany sahabatnya pun tidak tau dimana keberadaan Raja saat ini.
Mereka berdua sama bingungnya. Namun Tiffany berhasil mengendalikan diri meski badai yang ada di dalam kepalanya tak kalah riuh di banding Kaitlin.
Kaitlin menghabiskan waktunya lama di salah satu club di bilangan Jakarta Selatan. Tanpa mengenal siapapun, ia kembali ke tempat ini. Sekali lagi, ia menenggak minumannya yang tak kalah pahit dari hidupnya saat ini. Tapi baginya, pahit yang di rasakan lidah dan tenggorokannya yang panas, tidak ada artinya di banding semua masalah yang harus hilang dari kepalanya
Kaitlin terkekeh, menertawakan dirinya sendiri. Bagaimana bisa ia kembali ke tempat ini saat orang yang dulu menyelamatkannya adalah alasan Kaitlin kembali berada disini. Ya, Raja orang yang membawanya keluar dari segala kesesakan hidupnya.
Keluarganya nyaris hancur dan ia nyaris mati. Tapi Raja menolongnya, membawanya ke tempat terang dan mengenyahkan dunia gelap dari hidup Kaitlin. Ketika keluarganya kembali utuh, yang menyelamatkannya malah hilang tanpa kabar. Hilang bagikan debu yang di tiup angin.
Kaitlin sudah menghabiskan berbotol-botol alkohol dan membuat kesadarannya hampir hilang. Sebelum kesadarannya hilang, Kaitlin masih mampu mengendalikan dirinya untuk pulang dan mengendarai mobilnya sendiri.
Kaitlin berjalan terhuyung dan berkali-kali menabrak banyak orang yang berusaha melewati jalannya. Namun seorang laki-laki datang menghampiri Kaitlin yang tengah mabuk sekarang. Mencoba mengajak gadis itu bicara dan seolah berbaik hati mengantarkan Kaitlin ke mobilnya.
Kaitlin yang tidak memiliki tenaga untuk melawan hanya bisa mengatakan tidak dengan bibirnya namun tubuhnya di papah oleh laki-laki yang sama sekali tidak ia kenal.
Kaitlin menunjukkan letak mobilnya kepada pria itu. Setelah mereka sampai, pria itu membawa Kaitlin masuk ke dalam mobilnya.
Namun laki-laki tetaplah laki-laki dengan segala nafsu yang mereka punya tanpa bisa menahannya. Kaitlin memejamkan mata, pengaruh alkohol ternyata tak berhasil ia kendalikan. Pria itu mengesampingkan rambut Kaitlin yang menutupi wajah ayu gadis itu.
Nafsunya meningkat untuk menyentuh Kaitlin lebih jauh lagi. Sembari membuka satu kancing bagian atas kemeja Kaitlin, pria itu kemudian mendekatkan wajahnya dan berusaha menyatukan bibirnya dengan bibir ranum milik Kaitlin. Namun belum sempat hal itu terjadi, seseorang datang menarik laki-laki brengsek itu dan memukulnya berkali-kali sampai wajah dari laki-laki itu mengeluarkan banyak darah.
Sekali lagi, seseorang yang membantu Kaitlin tadi menendang bagian perut pria brengsek dan membiarkan pria itu lari dengan tertatih dan sesekali menyeka darah di bagian pelipis dan bibirnya.
Pria itu masuk dan melihat keadaan Kaitlin yang terlihat berantakan dengan satu kancing atasnya yang terbuka. Hal yang ia lihat membuat pria itu berdecak dan menggeram emosi. Dia membuka jacketnya dan membalutkannya pada tubuh Kaitlin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Can We? [Completed]
Teen FictionCinta akan membawamu pulang kepadaku. Meskipun langkahmu sudah terlalu jauh, aku yakin, kau akan kembali pada orang yang kau sebut rumah, yaitu aku.