"Mau kemana?"
Lagi-lagi ayah mengejutkanku dengan memunculkan kepalanya di pintu kamar.
Walau terkejut, aku membiasakan diriku. Melanjutkan kegiatan menyisir rambutku yang sudah sebahu. Mengikatnya rendah lalu menyampirkannya di bahu.
"Kencan" jawabku tanpa melirik atau menoleh.
Aku bercermin lalu mengangguk reflek karna penampilanku sudah lumayan menurutku.
Ayah menanggapi dengan bersiul menggoda membuatku mendengus.
"Kau juga dulu merasakannya bukan?" aku bertanya sambil berjalan keluar kamar menghampiri ayah.
"Hmm? Ntahlah" dia menjepit dagunya dengan jari telunjuk dan ibu jari berpose berpikir. "Aku langsung melamar ibumu" katanya diakhiri kekehan membuatku memutar mata malas.
"Daripada itu, kapan kau mengenalkannya pada ayahmu ini Arlynx?" sekarang tatapannya memohon seperti anak anjing.
"Hentikan, itu menjijikan" kataku diakhiri dengan bergumam yang mungkin dia tidak mendengarnya.
"Kau bicara sesuatu?" dia bertanya di depan pintu kediaman. Oh saking asiknya mengobrol sampai tak terasa sudah disini. Dia berniat mengantarku ya.
"Hmm? Tidak" kataku sambil menghentikan langkah.
"Ayah-
Aku bertanya hal yang rahasia dengan wajah serius. Dia menanggapi dengan tersenyum lalu mengangguk.
"Lynx kecil kita sudah besar" katanya tersenyum dengan mengusap bawah mata berpura-pura seolah air baru saja melewatinya.
Aku melihatnya jijik lalu keluar kediaman begitu saja.
"Dasar orang tua" meski berkata begitu akhirnya aku malah terkekeh.
Menghirup udara dalam-dalam lalu mengeluarkannya perlahan. Berjalan santai di antara para muggle yang tak memperdulikan satu sama lain. Berlarian atau berjalan ke tujuan mereka masing-masing.
Padahal sekarang masih jam 8 pagi. Dan lagi ini kan masih musim liburan, sibuk sekali ya jadi muggle dewasa.
Aku berjalan menuju halte bus. Karna kediaman Dalbert kan diantara muggle, tak mungkin aku berapparate apalagi menaiki sapu.
Apollo aku tinggal, mungkin dia juga butuh istirahat. Kemarin-kemarin kami habiskan dengan latihan yang berlebihan. Aku sih baik-baik saja, tapi makhluk yang menyarankan hal itu yang tepar duluan.
Bus berhenti di depanku. Tujuannya melewati kediaman Dalbert jadi aku memasukinya dan duduk di sebelah jendela.
Oh tentang kencan ini. Aku baru mengajaknya hari ini setelah banyaknya kegiatan yang dilakukan bersama ayah dan makhluk-makhluk di rumah. Aku agak merasa bersalah karna menundanya.
Tapi tak masalah, yang penting jadi hehe.
Bus berhenti di halte dekat kediamannya. Aku turun lalu berjalan sebentar dan bertemu rumah dengan papan nama 'Dalbert'.
Aku berhenti dan menarik nafas dalam-dalam lalu mengeluarkannya pelan. Memencet bel di sebelah papan nama sekali.
Didalam terdengar suara berisik, apa sedang ada kumpul-kumpul?
Cklek!
Pintu terbuka lalu terlihat ibu Arabella tersenyum lebar.
"Arlynx! Nak! Ayo masuk" dia memiringkan badannya mempersilahkan aku masuk.
"Ah iya, permisi" aku berjalan sambil tersenyum.
"Duduklah, ibu menyiapkan minuman untukmu. Anggap rumah sendiri, oh itu cemilan silahkan dimakan juga"
"Ah iya, tapi bu-"
"Ok baiklah ibu ambil minuman dulu" dia lalu berjalan tergesa-gesa ke belakang, dapur mungkin.
Mencurigakan.
Yah walau curiga aku bisa apa. Banyak sih yang bisa dilakukan, tapi aku malas hehe.
Lihat sekarang aku duduk di ruangan ini sendirian. Rumah asing yang baru aku masuki dan duduki beberapa detik yang lalu ini hening.
Sungguh deh, masa kesan pertamaku masuk rumah ini jadi begini. Konyol.
Kan aku jadi mendumel dalam hati. Tapi tak apalah demi kekasih hati. Eak.
"Maaf ya, kau pasti menunggu lama" ibu Arabella datang sambil membawa segelas teh dan tekonya. Tahu saja aku suka teh.
"Tak apa bu" aku menjawab sambil tersenyum lembut.
Ibu Arabella meletakan teh di hadapanku sambil tersenyum, dia mendudukan diri di sofa yang bersebrangan denganku. Aku mengambil teh lalu meminumnya pelan.
"Ngomong-ngomong, bagaimana kabarmu ibu?"
Dia menghela nafas lega. Dia kira aku mau bertanya apa?
"Aku baik terima kasih, bagaimana kabarmu?"
"Aku juga baik, maaf aku tidak membawa apa-apa. Arabella bilang tidak usah dibawakan apapun tapi aku ingin memaksa jadi" aku memasukkan tanganku pada saku celanaku lalu mencari barang itu.
"Ini-"
Voment🔥
Hallo! Hai! Sorry ya baru up buku baru kemaren2 sy abiskan buat pikirin ide tahun ke4 ini begimana wkwk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sirius Son ɪv (end)
FanfictionTahun keempat Arlynx di Hogwarts dipenuhi dengan kata umpatan pada orang-orang kementrian sihir. Di tahun ini, Arlynx selalu membantu Harry Potter yang mungkin membuat hubungan keduanya semakin erat. Sirius Son ɪ (end) Sirius Son ɪɪ (end) Siriu...