65

196 29 0
                                    

Oh





Ya



Benar



Haha



Sialan.



[Ada pesan lain, Cleo?]

[Tak ada, master]

[Begitu, ya]

[Master... Tak apa?] Apollo yang mengkhawatirkanku meletakkan kedua tangan kucingnya di lenganku, membuatku tersenyum tipis padanya.

[Pandangan anda kosong, master!]

Ah, benar. Aku harus terlihat kuat didepan mereka.

Aku tersenyum lembut pada mereka.

[Aku tak apa, ayo kita sarapan]

Setelah itu Cleo terbang menuju menara owl sedangkan Apollo berjalan di sampingku yang membawa kotak itu menuju great hall.

Saat sudah sampai aku langsung menuju meja griffindor begitu melihat Pottah dan kawan-kawan nya disana. Pottah masih mengenakan gips kemarin.

Mendudukan diri di sebelah kiri Pottah membuat semua orang di great hall terkesiap. Sementara aku hanya mengambil makanan santai.

Pottah dan ketiga temannya melihatku dengan begitu lekat. Aku menatap mereka balik. Granger duduk berhadapan dengan Weasley sementara Pottah duduk berhadapan dengan Kristein, tentu saja dia kan seperti anak terbuang.

Ah, sampai lupa. Mengapa aku malah mengambil makanan ya?

"Ini Pottah" kataku menyerahkan kotak itu pada Pottah.

Disambut tatapan heran dan bingung dari Pottah dan teman-temannya. Aku sih tak peduli. Aku lanjutkan saja memakan makananku.

Dia membuka dan melihat isinya. Lalu berterima kasih padaku walau dia sendiri bingung. Aku hanya balas mengangguk.

Setelah itu suasana tidak terlalu berat, begitu aku melanjutkan acara makanku semua orang hanya menatap waspada. Kecuali Kristein, dia menatapku dengan tatapan memuja. Atau tidak? Entahlah.

Yah suasana tadi tidak berat, sedangkan sekarang sudah biasa saja. Sampai-sampai sekarang Pottah memperhatikan perempuan dari asrama ravenclaw.

Oh iya, aku belum mendengar kata-kata selanjutnya dari Bella.

Aku tersadar, perempuan yang di perhatikan oleh Pottah, balik menatapnya.

Pottah tersenyum, tapi sayangnya itu menjadi kejadian yang tak dapat dia hilangkan dan akan selalu ku ingat.

Saat tersenyum, dia tak ingat barusan habis minum. Alhasil air yang belum tertelan itu keluar secara paksa dan mengalir begitu saja.

"Menjijikkan" berbisik pelan hampir seperti bergumam.

Sepertinya Pottah mendengar. Sambil membersihkan air yang mengalir di dagu nya dia mendelik padaku.

Aku sih tak peduli dan melanjutkan acara makanku. Lalu Granger membacakan berita yang dilebih-lebihkan. Dia terlihat sangat kesal, berita tentang dia menggoda Krum dan Pottah. Tapi si Pottah hanya diam saja.

Hingga, ada anak yang mengantarkan kotak pada Weasley. Sontak atensi kami teralihkan padanya.

"Paket untukmu mr. Weasley"

"Oh, terima kasih Nigel"

Sesudah itu anak yang dipanggil Nigel ini terus memandang Pottah dengan tersenyum lebar. Membuatku dan Granger menatap curiga Weasley.

"Jangan sekarang, Nigel. Nanti

Aku menjanjikannya tanda tangan Harry" katanya menyadari tatapan curiga kami setelah anak itu pergi begitu saja.

Wah dia punya penggemar sekarang. Hebat sekali ya.

Weasley membuka kotak itu dengan terburu-buru.

"Oh lihat, ibuku mengirimku sesuatu"

Dia mengambil barang di dalam kotak itu lalu memperlihatkannya pada kami.

"Ibuku mengirimkan baju" dia menyesuaikan pakaian itu dengan tubuhnya.

Ya ampun. Aku ikut terkekeh bersama yang lain. Yang benar saja? Pakaian itu sangat kuno, mungkin Merlin saja tak mau memakainya.

"Itu memang cocok untukmu" kata Pottah yang disetujui olehku dengan mengangguk.

"Apa ada dasinya?" lalu Pottah melihat isi kotak.

"Ahah" katanya sambil mempasangkan dasi itu dengan pakaian yang berada di depan tubuh Weasley.

Sontak hal itu membuat orang yang melihat tambah mentertawakannya.

"Jangan bertingkah Harry" kata Weasley sambil berlalu. Menghampiri orang di sebrang dekatku.

"Ginny ini pasti untukmu"

"Aku takkan memakai itu. Itu mengerikan"

Hal itu semakin membuat orang tertawa terbahak termasuk aku yang ikut terkekeh.









Voment

Sirius Son ɪv (end) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang