86

178 26 15
                                    

Mengiris bahan lalu memasukannya ke dalam kuali. Mengaduk sambil melihat isinya, aku tersadar.

"Ini ramuan yang kuberikan pada Goyle kemarin bukan?"

Melihat perkamen meneliti lagi.

"Mirip, sedikit ditambah"

Berpikir lagi, bahan yang di tambah itu apa kegunaannya.

"Bertahan di dalam air?"

"Tugas kedua di dalam air? Dasar orang tua kementrian sialan, mereka pikir anak di bawah umur hiburan buat mereka ya?!"

Tapi tetap saja, tanganku terus bergerak mengaduk kuali.

"Air? Di Hogwarts tempat yang menampung banyak air?"

"Danau hitam? Di musim dingin begini? Para orang tua sinting itu" memendam kekesalan itu buruk. Aku beritahu ya, lebih baik keluarkan itu daripada dipendam kalian akan pusing. Istilahnya membatin.

"Petunjuknya ada di telur naga itu kan? Apa empat orang itu sudah menebaknya?"

"Pottah! Benar, dia pasti bodoh dalam hal ini"

Sudah di putuskan, tujuan setelah selesai membuat ramuan tertentu ini menemui Pottah. Entah ketemu atau tidak bagaimana nanti.

"Tapi jika mereka berenang di danau hitam saat musim dingin begini" aku kepikiran.

Sekalian saja deh. Sesudah membuat ramuan tertentu ini aku akan membuat ramuan untuk menghangatkan tubuh.

Setidaknya itu mencegah mereka dari mati muda bukan?

Iya benar. Arlynx memang pintar.



o0o



Disini instruksi nya masukkan ke dalam empat botol kecil.

Mereka mau membuat para peserta tidak sadar di danau hitam lalu menyelamatkan diri masing-masing?

Masa seperti itu?

Kemungkinan lain? Entahlah

Tapi untuk berjaga-jaga, aku membuat ramuan untuk menghangatkan tubuh itu delapan botol kecil. Aku masukan ke lengan jubahku termasuk ramuan tertentu itu.

Mengambil perkamen lalu mengambil pena dan tinta di meja AG. Menulis pesan untuknya.

Aku membawa ramuan tertentu itu bersamaku karna kau tak ada di ruangan, lalu aku juga membuat ramuan lain.
Jaga-jaga mungkin? Entahlah. Terima kasih bahan-bahannya, sepertinya bahan untuk polyjuice itu semakin berkurang. Yah pokoknya begitu

Arlynx





Menimpa perkamen itu dengan botol tinta agar tak terbang terbawa angin.

Lalu keluar dari ruangan AG. Walaupun masih di bawah tanah, setidaknya aku bisa bernafas lega.

Keluar dari ruangan berbau rempah-rempah itu. Saking lamanya disana aku jadi terbiasa dengan baunya.

Aku berjalan menuju taman, mungkin disana akan bertemu Pottah atau yang lainnya.

Disana aku melihat anak-anak Beuxbatons. Dan ada Fleur juga.

"Arlynx" dia melambai sambil tersenyum padaku.

Aku balas tersenyum lalu berjalan menghampirinya.

"Hei sayang" aku mengecup pipi kirinya singkat lalu terkekeh melihat wajahnya yang memerah.

Menggemaskan.

"Arlynx!" dia memukul lengan kananku, tidak terasa.

Oh aku baru ingat, masih ada teman-temannya disini. Aku memperhatikan sekitar, mereka menatap aku dan Fleur dengan senyum jahil. Aku membalasnya dengan senyum lebar.

"Oh ayolah, kemarin kit-" perkataanku terpotong karna Fleur kembali memukul lenganku, kali ini brutal membuatku mengaduh berkali-kali.

"Sayang itu jahat sekali" benar aku merengek, jangan mengejekku.

Dipikir-pikir apa yang Zabini bilang itu ada benarnya. Sekarang dia akan melihat ibu dan anaknya.

"Ah, a-apakah sesakit itu?" dia berhenti memukul lalu mengusap bagian yang terkena pukulannya tadi dengan wajah khawatir.

Aku mengalihkan atensi ke sebelah kananku menyeringai lalu mengedipkan satu mata.

Sudah tertebak? Disana ada teman-temanku. Mereka memperhatikan dari tadi aku berjalan menuju Fleur.

Yah mungkin bukan cuma mereka yang memperhatikan sih.

"Sudah tidak sakit sekarang" aku tersenyum padanya.

Dia bernafas lega. Lalu sepertinya dia teringat sesuatu.

"Oh Lynx ini" dia menarik gadis kecil ke sebelahnya.

"Adikku yang ku ceritakan" ah iya benar.

"Halo, aku Arlynx Black. Kau bisa memanggilku Arlynx atau Lynx terserah" aku mengulurkan tangan sambil tersenyum tipis.

"Gabrielle Delacour, salam kenal Lynx" dia meraih tanganku lalu mengenalkan diri sambil tersenyum juga.

Menyudahi jabat tangan itu sambil tersenyum, aku kembali menatap Fleur.

"Bagaimana harimu?" tanyaku.

"Menyenangkan, suasana baru ini" seperti biasa antusias.

Aku mendengar sambil tersenyum. Tapi itu tak berlangsung lama.

Seseorang memaksa tubuhku berbalik lalu

Plak!













Voment

Dobel up gk? 10 coment dulu biasa.

Soalnya besok kyknya gk up dulu, mau lembur hehe. Kalau gamau yaudah gk maksa

 Kalau gamau yaudah gk maksa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sirius Son ɪv (end) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang