96

167 22 2
                                    

Dengan pipi yang bersemu dan senyum malu-malu. Dia berjalan melewatiku.

Aku terkekeh kecil di buatnya.

Melihat ke samping, Pottah juga baru turun dari perahu nya dan di puji oleh kembar Weasley.

"Astaga. Meskipun kau salah, hasilnya selalu baik ya" setuju sih.

Aku berjalan sejajar dengan Pottah setelah melihat pak kumis di depan sana.

"Selamat mr. Potter" katanya.

Aku tak ingin menganggu suasana, tapi aku ingin mendengar percakapannya.

Jadi, aku berjalan di belakang mereka secara pelan.

Ikut berhenti saat mereka juga berhenti.

Secara aneh, atau mungkin secara kebetulan. Mad-eye memghampiri Pottah dan mr. Crouch yang sedang berbincang.

"Bartemius! Kau tak sedang membujuk Potter untuk ikut magang di kementrian bukan?" mad-eye memulai.

Pak kumis menunjukan wajah tak nyaman.

"Bocah terakhir yang masuk ke departemen misteri tak pernah keluar slurp" kata mad-eye diakhiri menjulurkan lidah seperti ular.

Pak kumis yang melihat itu langsung berjalan maju berhadapan dengan mad-eye.

Wajahnya tak bisa di jelaskan. mereka berdua bertatapan mata selama beberapa saat. Lalu pak kumis itu berjalan melewati mad-eye.

Mad-eye memperhatikan pak kumis sampai lehernya ikut berbalik.

"Dan mereka bilang aku gila!" dia memang gila, tapi tak segila ini ku rasa.

Pak kumis sempat menoleh, tapi kemudian tetap terus melanjutkan jalannya. Mad-eye mengeluarkan botol dari saku nya lalu meminumnya.

Dia berjalan mendekati aku yang spontan bergerak saat dia menoleh, tapi dia hanya memberikan tatapan tajam. Yah walaupun heran karna hari ini beberapa kali di beri tatapan tajam, tapi tetap saja aku membalasnya dengan tersenyum kecil.

Setelah itu dia berjalan menjauh. Terserah kemana dia. Yang penting sekarang aku harus bertemu pak tua.

Setelah membersihkan tubuhku saja deh.













o0o










"Dengarkan aku, itu sudah termasuk bukti dan saksi!"

"Aku tak mengerti apa yang kau bicarakan"

"Hei! Orang ini benar-benar" aku menghela nafas lelah.

"Coba kau pikirkan atau ingat-ingat lagi, siapa yang sering menjulur-julurkan lidahnya? Memang kau pernah lihat alastor menjulurkan lidah seperti ular? Jawab aku!"

Aku kehabisan kesabaran. Tapi aku akan tetap menunggu pak tua ini berpikir.

Dia terlalu lama berpikir, atau mungkin ragu-ragu. Hingga

"Albus, Bartemius ditemukan meninggal" owo datang dan mengabarkan berita mengejutkan.

Pak tua memandangku dengan raut wajah terkejutnya, membuat owo ikut memandangku dengan tatapan sedih bercampur bingung.

"Bukti lainnya bukan?" dia hanya mengangguk.









o0o








Entah kenapa aku malah terseret ke tengah-tengah perdebatan yang tak akan ada habisnya. Sekarang aku berdiri di samping pak tua yang duduk di kursi nya.

Dombledore VS Fudge

Bukan tontonan yang menarik. Tapi disini suasananya sangat berat.

Berkat pendapat pak tua yang memang benar adanya dan bantahan Fudge yang tak mau kalah.

Terkadang semakin berat lagi karna pak tua ini meminta pendapat dariku, kesaksianku, dan dukungan argumen dariku.

Menyebalkan memang. Tapi setidaknya aku punya fungsi disini, tidak seperti mad-eye di depan kami berdua yang hanya diam memperhatikan.

"Seseorang telah mati Fudge. Ia takan jadi yang terakhir. Kau harus segera bertindak!" pak tua masih bisa mempertahankan kesabarannya.

"Aku tak akan. Di saat seperti ini, dunia sihir melihat kemampuan dari pemimpinnya Dombledore!" dia bicara tapi tak tau bagaimana sosok pemimpin yang hebat.

"Kalau begitu tunjukkan segera!" aku mengangguk mantap membenarkan pak tua.

"Turnamen triwizard tak akan ku hentikan. Aku tak mau dianggap sebagai pengecut!" kata seorang pengecut yang tak mau di bilang pengecut.

"Pemimpin sejati melakukan apa yang benar, tak peduli pendapat orang lain" betul! Aku yakin dia akan mengamuk mendengarnya, tapi sebelum itu.

"Dia tak akan berhenti sebelum setengah Hogwarts jadi korbannya, prof. Dombledore" aku berbicara dengan tenang.

"Apa yang kau katakan?" berkat kata-kata terakhir pak tua dan kata-kata ku dia hampir meledak.

Fudge berjalan menghampiri meja pak tua, bersiap dengan kemungkinan terburuk.

"Maaf tuan-tuan"










Voment

Sirius Son ɪv (end) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang