"Untukmu? Tentuuu" dia mengatakan itu setelah terbang ugal-ugalan tadi. Dan sekarang dia bergelayut manja padaku.
"Ya untuku" aku tersenyum sambil bergerak sedikit-sedikit menjauhinya.
"Apa imbalannya?" dia masih menggunakan aksen menyebalkannya.
Ck, hantu saja harus di gaji. Memangnya mereka punya kebutuhan?
Aku berpikir. Apa yang bisa aku berikan padanya?
"Bagaimana jika aku menemanimu selama 30 menit?" jangan berjam-jam, bisa-bisa aku ikut mati karna gendang telingaku pecah.
Dia berpose berpikir. Meletakkan tangannya di dagu.
"Lima jam" enak saja bicara.
"Tidak" aku menggeleng keras.
"Empat jam" yang benar saja?
"Tidak, aku juga punya pekerjaan" dia berwajah murung.
"Kalau begitu tig-"
"Tidak" aku memotong perkataannya membuatnya semakin menundukkan kepalanya murung.
Aku menghela nafasku pelan.
"Baiklah satu jam" kataku final, dia menatapku lalu tersenyum lebar. Aku membalas senyumnya.
"Baiklah~" dia bergelayut manja lagi padaku.
"Sepertinya saluran air di dekat ruangan PTIH tersumbat, bisa kau telusuri itu?" benar, aku mencurigai Mad-eye.
Jika dia benar meminum ramuan, mungkin dia membuangnya sebagian. Dan yang terbuang itu pasti terhubung ke saluran air kan?
"Setelah itu kau bisa laporkan padaku, ok?" sepertinya waktu 1 jam itu akan habis saat aku membahas laporannya, tak apalah haha.
"Baiklahhh" setelah itu dia pergi begitu saja.
Aku melanjutkan langkahku menuju ruangan AG. Kuharap dia ada di ruangannya.
Sampai di depan pintu, aku mengetuknya pelan. Terdengar suara langkah kaki mendekat. Lalu pintu terbuka memperlihatkan wajah datar AG.
"Mr. Black? Bukankah belum waktunya kelas malam?" kau pikir aku terlalu bersemangat untuk kelas tambahanmu? Dan lagi tak ada jadwalnya hari ini.
"Tidak prof. aku hanya ingin bertanya" kataku sambil menggeleng kecil.
"Yah, karna kau sudah disini sekalian saja" son of b-
Hahh.
Aku berwajah pasrah mengikuti dia berjalan masuk. Bau rempah-rempah dan obat-obatan memasuki penciumanku.
"Apa yang ingin kau tanyakan?" seperti biasa datar sekali ya.
"Kemarin kau bilang bahan ramuanmu menghilang kan? Bahan apa saja?" aku bertanya sambil menatap dia yang berdiri di dekat meja kebesarannya.
Dia mengangkat satu alisnya sambil menatapku datar. Di tatap AG seperti ini itu membuatku tak nyaman. Ya memang siapa yang bakal nyaman.
Aku bergerak gelisah. Menggaruk lengan kiriku yang tak gatal.
"Tebaklah akan jadi ramuan apa ini" tebak-tebakan nih? Baiklah, siapa takut.
"Kulit boomslang, lalat lacewi-"
"Polyjuice?" kataku memotong-motong perkataannya sambil berbisik.
"Correct" datar tanpa antusias, padahal dari matanya terlihat sedikit berbinar karna dengan dua bahan saja aku sudah bisa menebaknya, kuulangi sedikit. Saking sedikitnya jika kau termasuk murid yang membencinya tak akan menyadari binaran itu.
Aku jadi penasaran. Aku termasuk jajaran anak didik favorit nya tidak ya? Tapi tunggu, memang dia punya? Aku yakin dia membenci semua murid, yah kecuali Pottah.
Aku mengangguk bangga pada diriku sendiri. Sekarang sudah jelas. Ada orang yang berusaha mengganti peran. Jika aku curiga mad-eye sekarang ini palsu, maka dia siapa?
Aku harus lapor pada pak tua nih. Tapi tunggu nanti, jika hantu perempuan korban Riddle itu melapor padaku ada ramuan polyjuice yang terseret baru aku laporkan pada pak tua itu.
"Nah sekarang, buat laughing potion"
Aku berwajah datar, kukira dia lupa tadi.
"Baiklah" lagian membuat itu bahannya sedikit kan, hanya saja sedikit canggung saat tertawa tanpa kendali nanti.
Membayangkannya saja sudah malu setengah Hogwarts.
Voment
Pada lelah sama kelakuan Sirius&Pottah😂👍
KAMU SEDANG MEMBACA
Sirius Son ɪv (end)
FanfictionTahun keempat Arlynx di Hogwarts dipenuhi dengan kata umpatan pada orang-orang kementrian sihir. Di tahun ini, Arlynx selalu membantu Harry Potter yang mungkin membuat hubungan keduanya semakin erat. Sirius Son ɪ (end) Sirius Son ɪɪ (end) Siriu...