"Oi Lynx! tak baik seperti itu loh" ayah tiba-tiba memunculkan lagi kepalanya di pintu, tentu saja tak membuatku terkejut malahan membuatku melihatnya dengan mata malas.
"Diamlah ayah, bahkan ini tak seberapa dengan kejahilanmu dimasa lalu!"
Dia hanya terkekeh. Lalu mengalihkan atensi nya pada Arabella. Ternyata wajahnya pucat pasi. Bayangkan saja tadi dia terbangun karna terkejut lalu dikejutkan lagi dengan kepala ayah yang muncul tiba-tiba ditambah mungkin dia sudah memperhitungkannya tapi terlalu tiba-tiba bukan bertemu dengan buronan Azkaban?
"Bella, kau baik-baik saja?" pertanyaan bodoh tapi aku penasaran bagaimana jawabannya.
Dia hanya menggangguk pelan tetapi matanya terus menatap ayah.
Ayah yang ditatap pun masuk ke dalam kamar dan mendekat berdiri di sebelahku. Mengulurkan tangan pada Bella yang masih terduduk di kasur berniat berkenalan. Bella menjabat tangannya lalu memperhatikan bagaimana tangan itu berjabat. Aku hanya memperhatikan ekspresi mereka.
Ayah dengan senyum ceria sementara Bella dengan wajah yang shock membuatku mengulas senyum geli.
Mereka hanya berjabat tangan tanpa mengucapkan nama lalu melepaskannya kembali. Sudah mengetahui nama masing-masing bukan? Aku menceritakan tentang Bella pada ayah selepas Moony pergi lalu aku selalu menceritakan tentang ayah di surat yang kukirim untuk Bella walau hanya sedikit-sedikit.
"Lynx berbohong tentang aku yang tak akan merestuimu, bagaimana mungkin aku tak merestui gadis imut sepertimu"
Oh kata-kata nya membuat nyawa Bella kembali perlahan lalu membuat pipi nya bersemu merah. Aku kesal tapi tak apa mungkin itu langkah ayah agar dekat dengan calon menantunya hehe.
"Kau dengar itu Bella, jadi sekarang mandi lalu pergi ke ruang makan ok? Aku dan ayah akan menunggu disana" kataku yang diangguki oleh Bella dan ayah yang mengangguk setuju.
Aku dan ayah berjalan bersama-sama menuju ruang makan.
"Kau tak tahu nak?" pertanyaan yang membuatku mengangkat satu alis bingung.
"Tentang apa?"
"Bukankah malam ini final kejuaraan dunia quidditch?"
"Lalu?" pertanyaanku malah dibalas tatapan tak percaya ayah.
Memang apa salahnya? Lagipula tahun ini ada turnamen berbahaya itu yang otomatis quidditch pasti ditiadakan jadi tahun berikutnya aku pasti malas dan niatku tahun ini mengundurkan diri saja. Biarkan generasi muda mengambil alih hehe.
Kami sampai di ruang makan lalu aku duduk disebelah kanan ayah yang duduk di kursi utama.
"Bukan itu, maksudku bukankah anak muda suka sekali dengan quidditch? Terlebih ini kan final"
"Jangan samakan aku dengan anak muda lain ayah, aku sungguh tak peduli" kataku dengan diakhiri menyesap teh yang barusan disajikan Apollo.
Ayah hanya menanggapi dengan menghela nafas lalu meminum kopi yang baru disajikan Apollo. Meskipun ayah lebih tua tapi aku tetap didahulukan Apollo, dia bilang karna aku masternya sementara ayah hanya keluarga master begitu katanya.
"Tapi sepertinya Pottah pergi melihat ya, dengan Weasley?"
"Hmm? Entahlah mungkin iya"
Lalu Bella datang dan duduk disebelah kiri ayah berhadapan denganku. Makanan disajikan membuat kami makan dengan tenang.
Setelah makan kami berbincang ringan, lebih tepatnya ayah dan Bella aku hanya menyimak terkadang menimpali terkadang aku ditanya ayah atau Bella untuk membenarkan perkataan mereka. Mungkin orang yang berisik itu bisa mengetahui satu sama lain ya? Ayah dan Bella cepat sekali akrabnya, padahal tadi sangat canggung.
Karna malam semakin larut kami memutuskan untuk tidur. Aku tidur satu ranjang dengan Bella. Jangan berpikir macam-macam kami hanya berpelukan sepanjang malam kok tidak kurang apalagi lebih.
Nyaman sungguh tapi kenyamanan itu terusik dengan suara berisik-berisik yang diawali suara bel rumah yang berbunyi lalu disusul dengan suara sekelompok orang yang berbincang. Jelas itu membuatku terganggu dan terbangun.
Aku melihat jam, masih jam 4 pagi. Aku paksakan diri untuk bangun lalu mandi tanpa mengganggu gadis yang didekapanku sekarang ini.
Selesai mandi aku turun kebawah dan terlihat itu anggota orde, untuk apa mereka kemari?
"Ada apa?" aku bertanya begitu sampai diruang makan tempat mereka berkumpul.
Mereka yang berkumpul dengan wajah tegang mengalihkan atensinya padaku.
"Lynx, maaf kami pasti membangunkanmu" Moony yang berkata begitu membuatku bertambah kesal karna mengingat acara cuddle ku terganggu.
"Memang" aku membenarkan membuat mereka yang ada disana ada yang menghela nafas ada yang mendengus geli.
"Kalian belum menjawab pertanyaanku"
"Pelahap maut memunculkan mereka di final quidditch dan-"
"Sirius kupikir anak-anak tak perlu mengetahuinya" hah siapa dia? oh si Weasley senior, ck dia itu.
"Tak apa Arthur dia lebih pintar dari anak seusianya" itu suara Moony sementara ayah hanya mengangguk membenarkan.
"Ck kau ini banyak bicara mr. Weasley. Lanjutkan ayah" kataku yang kesal lalu duduk dihadapan ayah sementara tak ada satupun duduk dikursi utama.
Voment
KAMU SEDANG MEMBACA
Sirius Son ɪv (end)
FanficTahun keempat Arlynx di Hogwarts dipenuhi dengan kata umpatan pada orang-orang kementrian sihir. Di tahun ini, Arlynx selalu membantu Harry Potter yang mungkin membuat hubungan keduanya semakin erat. Sirius Son ɪ (end) Sirius Son ɪɪ (end) Siriu...