Kata-kata Mad-eye membuat Fudge berhenti dan kami jadi menoleh ke arahnya.
"Aku harus memberi tahu bahwa percakapan ini tidak lagi rahasia" katanya sambil melambaikan tongkat sihirnya pada pintu.
Pintu terbuka menunjukan Pottah yang berpose ingin mengetuk.
"Oh Harry" sambut Fudge begitu melihat Pottah.
"Harry senang bertemu denganmu lagi" lanjutnya
"Aku bisa datang lain kali prof" Pottah melihat situasi dengan canggung.
"Tidak perlu Harry. Menteri dan aku sudah selesai. Aku akan segera kembali" kata pak tua, selesai apanya.
Padahal tadi kebanyakan hanya perdebatan yang berputar.
"Menteri silahkan. Ini topi mu" sambil berjalan keluar dia memberikan topi Fudge.
"Oh Harry silahkan mencoba sedikit licorice snap selagi aku pergi. Tapi hati-hati, mereka sedikit tajam"
"Arlynx" panggilnya membuatku terperanjat.
"Ya?" aku menaikan satu alis.
"Temani Harry" setelah mengatakan itu, dia berlalu pergi memimpin jalan.
Diikuti Fudge lalu mad-eye yang menutup pintu ruangan.
Aku berjalan menuju burung phoenix yang sedari tadi diam di tempatnya.
Mengelus kepalanya tanpa mengajak bicara Pottah. Lagian aku hanya di suruh menemani kan, ini juga termasuk dong.
"Shh auw"
Brug!
Spontan aku menoleh, hanya untuk melihat Pottah yang membungkuk-bungkuk mengambil licorice snap yang berlarian.
"Apa yang sedang kau lakukan?" aku berjalan sampai tangga.
Sreekk
Tiba-tiba atensi kami berdua berpindah pada cermin yang terbuka menjadi dua.
Mirip seperti pintu rahasia. Tapi bukan ruangan yang ada di dalamnya.
Cahaya biru menyilaukan pandangan kami. Aku terpesona sejenak.
Pottah berdiri lalu berjalan menghampiri benda itu.
"Arlynx, benda apa ini?" tanya Pottah sambil memperhatikan sekitar pevensie itu.
Aku berjalan mendekat dan berdiri di sebelahnya.
"Ini pevensie Pottah, kau bisa melihat kembali peristiwa yang pernah kau alami" aku tak yakin dia mengerti.
Pottah lalu mengeluarkan tongkatnya dan memasukannya ke dalam pevensie. Menggerakan tongkatnya maju dan mundur.
Lalu di dalam pevensie itu keluar kilasan kejadian.
"Aaaaahhhhhh!" Pottah terjatuh dengan kepala di bawah.
"Berisik" posisiku tetap berdiri tegak.
Karena aku malas berurusan lebih jauh tapi malah terseret aku melipat kedua tanganku dengan tatapan malas.
Kami masuk ke dalam memori seseorang. Yah memori pak tua itu kan.
Tubuh Pottah berputar-putar di udara. Rambutku berantakan dan menusuk-nusuk mata.
Tapi kemudian kami mendarat dengan mulus.
Pottah duduk di sisi pak tua. Sementara aku di belakangnya, sebelahku ada mad-eye.
"Profesor?" Pottah memanggil pak tua di sebelahnya.
"Profesor" lalu di belakang Pottah ada orang menyapa pak tua sambil menjabat tangannya.
Dan itu menembus tubuh Pottah.
"Itu tak berguna Pottah, kita di ada di dalam memori Dombledore. Cukup diam dan lihat" setelah bicara pada Pottah aku mengalihkan atensiku ke depan. Menumpu kaki kananku di atas kaki kiri, melipat kedua tangan dan bersender.
Pottah juga melihat ke depan. Ruangan ini punya tempat duduk melingkar. Di tengah sana ada sangkar yang mirip untuk owl. Tapi disana dilengkapi dengan besi-besi runcing yang aku yakin tajam.
Ada beberapa orang yang mengelilingi sangkar itu. Lalu bagaikan lift, ada orang di dalam sangkar yang naik ke atas.
Eh, itu kan.
"Igor Karkarof, kau dibawa dari azkaban atas permintaanmu sendiri untuk bersaksi pada komite ini. Jika kesaksianmu terbukti benar, komite akan menyiapkan pembebasanmu segera. Untuk saat ini kementrian masih melihatmu sebagai tersangka death eaters. Kau menyetujui kesepakatan ini?" tuh kan, si Igor memang mencurigakan. Pokoknya orang-orang yang bilang mantan death eaters itu mencurigakan.
"Ya pak" apa ini? Aku baru melihat dia tidak berdaya begini.
"Apa yang ingin kau berikan?" oh pak kumis, senang bertemu denganmu.
"Aku punya beberapa nama pak. Dulu ada Rosier, Evan Rosier" katanya yang membuat pegawai kementrian di sebelah pak kumis bergerak memcari-cari perkamen.
"Rosier telah meninggal" kata pak kumis setelah melihat perkamen yang tadi di berikan.
"Ia sempat melukaiku" mad-eye berkata pada pak tua sambil menunjuk sebelah matanya. Dan itu di acuhkan karna sepertinya pak tua ingin fokus pada persidangan ini.
"Aku tak tau" Igor berkata pelan.
"Jika hanya itu yang kau tau-"
"Tidak tidak, lalu ada Rookwood. Dia adalah mata-mata" perkataan pak kumis terpotong.
"Augustus Rookwood? Dari departemen misteri?" lalu dia berkata dengan ragu.
"Ya yang itu. Dia memberikan informasi pada you-know-who dari dalam kementrian" Igor sumringah mendengarnya.
"Baiklah komite akan mempertimbangkan. Sementara itu, kau akan kembali ke azkaban"
"Tidak! Tunggu, tunggu. Masih ada lagi. Bagaimana dengan Snape? Severus Snape?" dia kalap ya, Snape sayang sekali sidang ini sekarang dilihat Pottah. Siap-siap saja dia semakin negatif padanya.
"Seperti yang komite ketahui aku sudah memberi bukti atas ini, Severus Snape memang seorang death eaters tapi setelah kematian lord Voldemort ia berubah menjadi mata-mata kami" pak tua bangun dan memberi pernyataan.
"Itu bohong!" Igor berteriak begitu mendengar pernyataan pak tua.
"Sekarang ia bukan lagi seorang death eaters" pak tua tetap melanjutkan perkataannya.
"Snape masih setia kepada dark lord!" sepertinya kau terlalu yakin.
"Silent!"
Voment
KAMU SEDANG MEMBACA
Sirius Son ɪv (end)
FanfictionTahun keempat Arlynx di Hogwarts dipenuhi dengan kata umpatan pada orang-orang kementrian sihir. Di tahun ini, Arlynx selalu membantu Harry Potter yang mungkin membuat hubungan keduanya semakin erat. Sirius Son ɪ (end) Sirius Son ɪɪ (end) Siriu...