95

169 30 6
                                    

"Perhatian!" pak tua berjalan ke depan.

Niatnya menghentikan sorakan pendukung Krum, tapi tidak kesampaian.

Jadi dia menempelkan ujung tongkatnya di lehernya.

"ATTENTION!" telingaku berdenging, soalnya aku berdiri di dekatnya, di sebelahku saja Granger sampai menutup kedua telinganya dengan tangannya.

"Pemenangnya adalah mr. Diggory!" suara jepretan kamera dan sorakan pendukung Diggory terdengar riuh.

"Yang menampilkan kemampuan menggunakan bubble-head charm" pak tua melanjutkan perkataannya.

"Namun melihat mr. Potter bisa saja selesai pertama jika bukan karena tekadnya untuk menolong bukan hanya mr. Weasley tapi juga yang lain, kami setuju untuk memberikan dia-" persiapkan mental kalian, setelah ini pasti kepala sekolah orang-orang botak itu tak akan menerima nya.

"Juara kedua untuk pemikiran yang bijak" lalu para penonton bersorak untuk Pottah.

Aku menepuk-nepuk bahu Pottah, Granger yang di sebelah ku menatap Pottah dengan Gembira, Weasley di sebelah Pottah menatapnya dengan tidak percaya. Lalu ada juga teman-teman Pottah yang sangat heboh.

Dan benar apa kataku. Kepala sekolah itu tidak terima.

Dia itu, menatapku dengan tajam. Aku yang tidak terima balas menyeringai meremehkan saja.

Lagi pula aku punya masalah apa dengannya?

Aku kan hanya ikut berbahagia saja.

Dia lalu pergi menghampiri murid-murid nya. Sampai akhir dia menatapku tajam.

"Selamat Pottah" aku kembali menepuk bahu nya.

"Lynx! Kau banyak membantu ah tidak terima kasih bantuannya" dia tersenyum berseri.

Aku juga membalasnya tersenyum. Granger memperhatikan interaksi kami dengan tatapan datar.

Aku mengalihkan atensi dari Pottah pada Granger, yah karna Pottah ditarik temannya yang lain. Alasan lainnya, urusan kita belum selesai benar kan?

"Granger" "Arlynx" kami secara bersamaan memulai kata.

"Ah kau duluan" katanya sambil salah tingkah.

"Tidak, ladies first" aku membalas sambil menggaruk tengkuk yang tak gatal.

Yah, mau bagaimana pun. Kami tak sedekat itu. Apalagi teman-teman ku yang sering menganggu nya, membuat dia jadi ikut tak suka padaku.

Dengan kata lain, suasananya canggung!

"Aku minta maaf" katanya sambil menunduk.

Apa yang harus aku katakan? Aku tak mengharapkan kata maaf, sungguh.

Aku kira kita akan melanjutkan pertengkaran itu.

"Yah, aku juga yang salah" dia berkata benar saat itu, tapi aku menolak menerima nya.

Dia mengangkat kepala nya menatapku.

"Aku menyadari kesalahanku" aku memasukan kedua tanganku ke saku coat.

"Tapi itu juga tidak membenarkan perilakumu" aku tersenyum tipis.

"Kau benar, aku minta maaf tentang tanparan dan kata-kata kasar itu" katanya.

"Iya, terima kasih kau sudah menyadarkan aku" setelah itu aku menoleh ke kiri, melihat hamparan air luas di sana.

o0o




Kami terdiam cukup lama tadi. Tanpa sadar orang-orang yang tadi memenuhi tempat ini sudah meninggalkan kami berdua.

Hanya tersisa satu perahu disini. Itu pun tanpa orang yang mendayungnya.

Ck, sialan.

Sudah situasi canggung begini. Masa kami hanya berdua saja di perahu?

Tapi ya sudahlah, daripada tidak sama sekali.

Aku naik ke perahu itu. Lalu mengulurkan tangan pada Granger.

Dia menerimanya, lalu berjalan dan naik ke perahu dengan bantuan pegangan tanganku.

Aku menuntunnya untuk duduk, sementara aku sendiri yang mendayung.

Oh untunglah aku sadar dengan cepat tentang orang-orang itu. Buktinya di depan sana ada perahu yang isi nya Pottah.

Perjalan di isi keheningan, Granger yang menghadap ke arahku hanya memperhatikan air di sekelilingnya yah walaupun aku tau dia mencuri-curi pandang padaku. Sedangkan aku hanya memperhatikan arah ke depan dan berkonsentrasi mendayung.

Perahu berlabuh, aku turun terlebih dahulu. Lalu membantu Granger.

"Tidak heran para gadis menyukaimu Arlynx, you're a gentleman"







Voment

Thanks buat support nya sampai sejauh ini.

Suka bgt liat notification ada yang vote apalagi yang komen😍😍

Love you guys ngaburudul♡♡♡♡

Sirius Son ɪv (end) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang