Tak terasa hari-hari berlalu. Sekarang waktunya tugas pertama dimulai. Aku sedang berjalan bersama rombongan para orang tua. Mereka berdiskusi tentang acara hari ini.
"Mr. Black nanti kau yang mengumumkan urutan pemain" suara itu mengalihkan atensiku yang sedang melihat jalan lurus ke depan.
"Hmm? Baiklah" kataku sambil mengangguk setuju.
Kami sampai di lapangan quidditch yang sudah ramai orang. Bahkan si kembar Weasley menjadi bandar.
Para orang tua itu akan mengundi urutan pemain dengan acak. sementara aku hanya memberi pengumuman saja. Aku berjalan ke tengah lapangan yang sudah berbatu-batu tapi tentu belum ada naga disana. Menempelkan ujung tongkat pada leherku lalu mulai berbicara.
"Baiklah, hei bisa kau diam?" aku memulai, maaf saja jika aku tak bisa sabar.
"Nah perkenalkan namaku Arlynx Black, sesuai yang kita ketahui disini para juri akan mengambil satu bola secara acak dimana bola itu berisi salah satu nama para pejuang" kataku sambil menunjuk para juri dan sebuah kotak di sebelahku, setelah hening aku melanjutkan.
"Satu nama yang dipilih paling pertama akan melaju terlebih dahulu, lalu berurutan. Apa kalian mengerti?" disoraki oleh mereka dengan kata 'MENGERTI!!!!'
"Baiklah silahkan prof. Dombledore" kataku.
Pak tua memasukkan tangannya pada kotak dan mengambil satu bola, lalu diserahkan padaku. Sepertinya mau para penonton ataupun pejuang itu sendiri mereka semua gugup ya. Aku sih tak menyalahkan hal itu, gugup adalah hal yang wajar tapi jangan berlebihan.
"Pejuang pertama adalah Cedric Diggory!" disambut meriah dengan tepuk tangan dan sorakan.
Yang kedua diambil oleh pak kumis, tunggu siapa sih namanya? Iya pokoknya dia, sama seperti pak tua menyerahkan bola itu padaku lalu kubaca. Sejauh yang kulihat para penonton banyak yang harap-harap cemas sampai menggigit jari.
"Pejuang kedua adalah Fleur Delacour!" sama dia juga disambut meriah.
Bola ketiga diambil oleh kepala sekolah beauxbatons. Dan isinya itu si Victor Krum. Lalu yang terakhir yah tak perlu diundi juga sudah tahu hasilnya.
"Baiklah jika kalian lupa maka akan ku ingatkan. Urutan para pejuang untuk menyelesaikan tugas pertama adalah:
1. Cedric Diggory
2. Fleur Delacour
3. Victor Krum, dan yang terakhir
4. Harry Pottah!" kataku dengan semangat diakhiri dengan tepuk tangan dan sorakan pemberi semangat dari para penonton.
Aku lalu berjalan mundur dan berdiri di belakang pak tua.
"Lynx, temani para pejuang menghilangkan gugup mereka" kata pak tua berbisik sementara aku mengangguk saja. Lagipula sepertinya mereka mau memberi waktu pada para pejuang untuk mempersiapkan diri.
Aku masuk ke dalam tenda para pejuang membuat seluruh atensi mereka tertuju padaku. Lalu aku berjalan menghampiri mereka dengan wajah malas.
"Oh, hallo namaku Arlynx Black senang bertemu denganmu, eh aku sudah kenal denganmu. Formalitas baiklah" kataku berjabat tangan mereka lalu dibalas dengan nama mereka juga Diggory, Krum, lalu Delacour. Saat akan bersalaman dengan Pottah aku menarik kembali tanganku tapi sungguh itu hanya bercanda jadi aku tetap menjabat tangannya.
"Nah disini aku sebagai staff akan menemani kalian untuk menghilangkan rasa gugup, setidaknya sedikit. Tanyakan saja apapun aku akan menjawab" kataku sambil berjalan menuju kursi lalu mendudukinya, melihat mereka yang berwajah tegang.
"Black, bagaimana kabar ayahmu?"
"Itu pertanyaan privasi jadi kau tak perlu tahu"
"Lalu jika kami adalah kau bagaimana caramu melawan naga?"
"Ms. Delacour terima kasih sudah bertanya, matikan api nya jika tidak bisa lawan apinya jika tidak bisa halau api nya jika tidak bisa lari dari apinya, mungkin itu yang dipikirkan semua orang tetapi perlu diingat semua hal pasti memiliki kelemahan. Kalian cari saja kelemahannya" sungguh itu kalimat terpanjang seumur hidupku di hogwarts.
"Bagaimana cara mencari kelemahan itu?" Krum ini sepertinya hanya bergantung pada strategi Igor ya ternyata otaknya agak tumpul begini.
"Memperhatikan lawan, mengobservasi lebih tepatnya tapi jika kau tidak yakin serang saja matanya" kataku diakhiri mengangkat kedua bahu.
"Mengapa mata?" oi hentikan Pottah kau jadi terlihat idiot tuh.
"Tanpa mata kau tak bisa melihat mr. Pottah, lawanmu di rugikan tetapi berbeda lagi jika lawanmu peka terhadap lingkungan di sekitarnya"
"Seperti basilisk" benar Pottah, kukira kau tak bisa berpikir tapi syukurlah.
Percakapan itu terus berlanjut dengan hal-hal yang sepele. Agak random memang tapi itu cukup untuk menghilangkan rasa gugup mereka.
Outfit Lynx
Voment
KAMU SEDANG MEMBACA
Sirius Son ɪv (end)
FanfictionTahun keempat Arlynx di Hogwarts dipenuhi dengan kata umpatan pada orang-orang kementrian sihir. Di tahun ini, Arlynx selalu membantu Harry Potter yang mungkin membuat hubungan keduanya semakin erat. Sirius Son ɪ (end) Sirius Son ɪɪ (end) Siriu...