Pak kumis mengetuk-ngetuk meja dengan brutal. Hal itu membuat ruangan menjadi hening.
"Jika saksi sudah tidak memiliki nama orang yang terlibat sidang ini dinyatakan selesai" pak kumis kehabisan kesabaran mengetuk meja dua kali.
"Oh tidak tidak. Aku pernah mendengar satu lagi" suaranya pelan dengan nada mengingat-ingat.
"Apa itu?" pak kumis sudah kembali mengisi kesabarannya.
"Namanya" dia memang membuat orang penasaran atau bagaimana?
"Ya?"
"Aku tau faktanya orang ini terlibat dalam penculikan dan dengan menggunakan cruciatus curse menyiksa seorang auror, Frank Longbottom dan istrinya" aku melihat ekspresi Pottah.
Alasan lain aku bersikap berbeda pada Neville Longbottom dan terkadang memanggilnya dengan nama depan bukan nama keluarganya walau sering menjahili anak griffindor yang lain adalah ini.
Barty Crouch, bibi ku dan beberapa orang lainnya menyiksa kedua orang tua Neville.
Walaupun dilakukan oleh orang lain, tapi bibi ku juga terlibat. Aku selalu merasa bersalah di hadapan orang-orang korban death eaters. Bahkan pada Ray sekalipun.
"Namanya. Berikan nama orang yang tertuduh itu" kesabaran pak kumis habis lagi.
"Barty Crouch-" orang-orang tercengang dan melirik ke arah pak kumis.
"Junior" setelah dia mengucapkan kata terakhir, orang-orang mengalihkan atensi pada seseorang yang berdiri di sebrang sana.
Dan parahnya lagi, dia berlari. Bodohnya, disini kan penuh dengan penyihir tentu saja dia akan cepat tertangkap.
Beruntung diantara banyaknya penyihir ini insting mad-eye sangat kuat.
Dia dengan cepat mengarahkan tongkatnya lalu si Barty Junior itu langsung membeku dan terjatuh ke dekat sangkar si Igor.
"Tahan dia!" orang-orang bangun dari duduknya hanya untuk melihat kejadian ini.
Sudah seperti saat di stadion quidditch saat pemain sedang panas-panasnya.
Anak pak kumis itu ditahan beberapa orang. Dia meronta dengan hebatnya sampai-sampai orang-orang yang menahannya terbawa.
"Singkirkan tangan kotor kalian!" benar mereka kotor, tapi kau lebih mirip kotoran.
Dia di geret hingga berhadapan dengan wajah pak kumis. Memelet-melet kan lid-
Tunggu, memelet-melet lidah?
Apa orang ini?
"Halo father" dia tersenyum dengan tetap memelet-melet kan lidah nya.
"Kau bukan anakku" pak kumis itu berwajah tercengang dan pasrah.
Tapi jahat sekali tidak mengakui anak begitu. Biar bagaimana kelakuan dan sikapnya anak itu tetap anaknya. Lagipula pasti ada sebab-akibat.
Aku yakin si Barty begitu juga karna kurang kasih sayang, ibu nya tiada sementara ayahnya terlalu sibuk dengan kementrian. Lalu si Voldy dengan segala pencitraannya menyambut Barty dengan senang hati.
Tentu saja senang hati.
Senang karna mendapatkan boneka baru, kan?
Lupakan tentang pendapatku di atas. Kembali lagi pada saat ini.
Si Barty Junior itu sempat tertegun sesaat. Lalu lanjut meronta dengan hebatnya sampai ekspresi di wajahnya berubah sangat konyol.
Pevensie mengeluarkan kami dengan paksa. Pottah terdorong hingga dia jatuh terduduk. Sedangkan aku hanya berdiri sambil memegang pinggiran pevensie dengan erat.
Aku menoleh ke kiri dan terkejut dengan keberadaan pak tua membuatku spontan berjalan mundur.
"Keingin tahuan bukanlah dosa. Tapi kalian harus lebih hati-hati" katanya sambil memandang kami.
"Ini adalah pevensie. Sangat berguna jika seperti aku. Pikiranmu dipenuhi banyak hal. Kau bisa melihat kembali peristiwa yang pernah kau alami" dia berkata dengan tenang.
"Kalian tau, aku telah mencari dan terus mencari sesuatu, sesuatu yang detail, sesuatu yang mungkin terlewatkan, sesuatu yang bisa menjelaskan kenapa hal buruk ini terjadi" dia berjalan dengan putus asa mendekati lemari.
"Tiap kali aku mendekati jawabannya, ia lepas lagi" berbalik menatap kami di delakangnya dengan tatapan putus asa nya.
"Itu membuatku gila" kemudian dia terduduk di tangga dengan kedua tangan bertumpu di lututnya.
"Sir, anaknya mr. Crouch. Apa yang sebenarnya terjadi padanya?" Pottah mulai bertanya.
"Ia dijatuhkan ke azkaban. Barty sangat kecewa padanya. Tapi ia tak punya pilihan, buktinya sangat kuat" pak tua menerawang ingatannya.
"Mengapa kau bertanya?" dia menatap Pottah dengan serius.
"Aku hanya, aku pernah bermimpi tentangnya" baiklah ini memang serius.
"Waktu musim panas, sebelum masuk sekolah" pak tua berjalan menghampiri Pottah.
Aku mengambil posisi di dekat burung phoenix karna tak ingin menganggu percakapan mereka.
"Dalam mimpiku, aku berada dalam sebuah rumah. Dan Voldemort ada disana, hanya saja ia belum berwujud manusia. Dan wormtail juga disana bersama anaknya mr. Crouch" si tikus got itu!
"Apakah mimpi itu terus berulang?" pak tua bertanya masih dengan tatapan serius.
"Ya. Selalu yang sama" perkataan Pottah membuat pak tua berjalan ke pevensie.
"Sir, mimpi ini, yang kulihat, kau tak berpikir ini benar-benar terjadi, kan?" Pottah dengan ragu bertanya.
"Kurasa tidak bijak jika kau terus memikirkan mimpimu, Harry. Kupikir hal yang terbaik adalah" pak tua menempelkan ujung tongkatnya di dekat mata kanannya.
Lalu keluar benang-benag putih berkilau dari tongkatnya. Aku yakin itu memori.
"Membuangnya" pak tua melambaikan tongkatnya, hingga benang-benang itu terlepas dan masuk ke pevensie.
Disana terpampang wajah Barty Junior.
Pottah di persilahkan pergi. Sebenarnya aku juga ingin pergi, tapi ini mendesak. Jadi aku ingin bicara dulu dengannya.
"Mad-eye memelet-melet kan lidahnya seperti si Barty" kataku dengan intonasi tenang.
"Kau yakin si Barty itu di azkaban? Bukankah ayahnya pegawai kementrian dengan jabatan tinggi? Kau benar-benar yakin?" aku terkekeh.
Pak tua ini terus diam memperhatikan pevensie nya.
Aku menghela nafas lelah.
"Kau pasti akan menyerahkan ini pada Pottah lagi kan? Sungguh mengecewakan" aku berjalan menuju pintu.
"Hogwarts tempat teraman apanya, memalukan" aku terus menggerutu dengan keras sambil meninggalkan pak tua yang tetap terdiam di tempatnya.
Entah memikirkan perkataanku ataupun memikirkan kata-kata hiburan untuk Pottah nantinya.
Betapa brengsek.
Voment
KAMU SEDANG MEMBACA
Sirius Son ɪv (end)
FanfictionTahun keempat Arlynx di Hogwarts dipenuhi dengan kata umpatan pada orang-orang kementrian sihir. Di tahun ini, Arlynx selalu membantu Harry Potter yang mungkin membuat hubungan keduanya semakin erat. Sirius Son ɪ (end) Sirius Son ɪɪ (end) Siriu...