63

199 34 0
                                    

Untungnya itu tidak berlangsung lama. Kembar dan trio griffindor diikuti sekumpulan manusia di belakang mereka berjalan menghampiri ku.

Ya ampun padahal aku hanya meminta tolong untuk memanggil Pottah. Kenapa satu asrama yang keluar?

Terserah lah.

"Bagus sekali Pottah, kau tidak terluka ya?" aku melipat kedua tanganku di depan dada.

Si Pottah memperhatikan satu persatu bagian tubuhnya lalu menggerakkannya sedikit. Dan ya benar, ujung-ujungnya dia meringis.

Aku menyeringai lalu menghela nafas.

Hahh

Aku tau, nanti dia akan menjadi pahlawan karna melawan si Voldy. Tapi bukan berarti dia kebal, kan?

Dasar.

"Kau paham bukan?" kataku dengan senyum yang mungkin mengerikan bagi mereka.

Terlihat keringat dingin bercucuran dari pelipis mereka.

Aku mengangkat sapu setinggi dadaku membuatnya melayang. Menarik kasar pakaian Pottah lalu menaikkannya di nimbus 2001 ku.

Pottah yang diperlakukan begitu hanya diam mempasrahkan dirinya.

Tentu saja itu memudahkan aku. Setelah dia duduk di bagian depan nimbus, aku naik sambil berdiri seperti biasa. Lalu berangkat menuju hospital wings.

Aku melajukan nimbus dengan kecepatan tinggi. Tak ada percakapan di perjalanan, tentu saja. Pottah sibuk berpegangan erat dan aku yang sibuk mengendalikan nimbus.

Sampai di hospital wings, kami disambut oleh madam Pomfrey dengan tatapan khawatir.

Dia menuntun Pottah untuk duduk di sisi ranjang. Memeriksanya dengan teliti.

"Mr. Black bantu aku"

Ah ya tentu saja.

Aku berjalan kesana lalu memeriksa Pottah juga. Hasilnya sangat parah. Lengan patah, lebam dimana-mana dan sebagainya.

Lalu dia dengan beraninya pergi merayakan kemenangannya tanpa ke tenda medis terlebih dahulu?

"Ini sih parah, tapi semakin parah karna kau mengabaikannya Pottah"

"Maaf" dia menunduk sambil berbisik meminta maaf.

"Kau harusnya meminta maaf pada tubuhmu Mr. Potter" dengar kan, madam Pomfrey saja sampai seperti itu.

"Berterima kasih lah pada Mr. Black yang mau repot-repot menjemputmu" kata madam Pomfrey yang ku dukung dengan anggukan.

Pottah mengalihkan atensinya ke sebelah kanan sambil menunduk.

"Terima kasih" katanya berbisik yang bahkan aku ragu dia barusan bicara apa.

"Yah terserahlah, tapi sebagai hukuman Pottah. Kau akan ku obati, tapi tidak menggunakan sihir haha" diakhiri tawa jahat, Pottah melihatku dengan tatapan memelas.

Tapi maaf saja, dia bukan anjing atau sebagainya jadi itu tidak mempan padaku.

Madam Pomfrey setuju denganku, tentu saja agar dia jera. Apalagi ini baru tugas pertama, agar saat kedepannya dia bisa memperhatikan lebih baik keadaan tubuhnya.

Aku membalut lengan Pottah dengan gips, lalu memakaikan kain putih agar dia menggendong lengannya.

Mengobati lebam-lebamnya dengan salep lalu dilapisi dengan kapas. Walaupun ini sedikit menguras tenaga. Tak apalah, setidaknya si Pottah bisa berpikir untuk kedepannya.

"Perlu aku antar?" dia hanya diam memperhatikan nimbus 2001 ku yang melayang di depan kami tanpa seorangpun yang mengendalikan.

"Yasudahlah pakai saja sapuku sana, aku akan berjalan" kataku lalu meninggalkan dia sendiri disana.

Dia itu termasuk orang yang lama mengambil keputusan, setidaknya jika dia mau mengajakku bicara lakukan dengan cepat dong. Terlalu lama memilih kata sampai membuatnya membuang waktu.

Terserahlah, tidak peduli. Bagaimana dia saja. Asalkan tidak melibatkan aku tak apa.

Haha aku lupa, segala hal yang menyangkut dia pada ujungnya pasti melibatkan aku juga.

Sialan memang.

[Master, ayahmu memanggilku]

[Yah pergilah]

Lihat, yang satu ini. Dia tanpa peduli memanggil terus peliharaanku. Padahal saat pada Pottah dia begitu hati-hati. Saking hati-hati nya, dia sampai ceroboh.

Hahh, terserahlah.



Voment

Sirius Son ɪv (end) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang