42

296 36 1
                                    

Aku menyerahkan kotak berisi liontin seharga harta nasional, tapi tak apa.

Ibu Arabella mengambilnya dengan wajah senyum tertekan. Yah mau bagaimana lagi? Resiko menjalin hubungan dengan makhluk kaya hehe.

"Ini, sepertinya terlalu berlebihan" katanya sesaat melihat isi kotak nya.

"Tidak sama sekali bu" aku menjawab sambil tersenyum.

Lalu suara orang berjalan di belakangku mengalihkan atensi kami berdua. Aku melihat ke belakang, itu Arabella dengan senyum imutnya dan dia sudah berdandan rapi.

Jadi aku berdiri menghampirinya berdiri disampingnya. Seakan sadar apa yang kulakukan, Arabella menyampirkan tangannya di lenganku menbuatku tersenyum geli.

"Jadi bu, kami pergi" kataku pamit.

Ibu nya tersenyum, Arabella memeluk ibu nya lalu melambaikan tangan.

Yah bukan tanpa alasan. Jadi setelah kencan ini, aku akan membawa dia pulang ke kediaman Black. Mengenalkannya pada ayah sekalian berangkat bersama-sama ke Hogwarts.

Itu adalah percakapan rahasiaku bersama ayah tadi. Aku meminta izin untuk Arabella menginap di kediaman Black. Tak kusangka tanggapannya begitu.

Mungkin karna dulu dia menuntut kebebasan? Jadi dia membebaskan anaknya. Kupikir dia akan memarahi atau menasihatiku.

Arabella dan aku berencana ke taman bermain. Musim liburan memang ramai. Dan lagi kami masih remaja tanggung, kesannya seperti adik kakak yang kehilangan orang tua nya.

"Apa pipi mu tak sakit Bella?" aku bertanya sebab daritadi dia terus tersenyum.

"Hmm? Itu karna aku terlalu senang" dia menjawab dengan merengut lucu membuatku terkekeh.

"Baiklah baiklah, ayo kita sarapan dulu" dia mengangguk semangat. Sungguh dia itu membuatku gemas.

Kami memasuki restoran muggle. Menurutku biasa saja, menengah mungkin.

"Aku selalu ingin kesini, tapi ibu melarang" katanya saat kami duduk berhadapan membuatku mengangkat satu alis bingung.

"Mengapa?"

"Karna ibu tak bisa menemani hehe" jawabannya membuatku menghela nafas sambil tersenyum.

Kukira karna alasan yang bisa membuat kita tak makan di sini seperti, makanannya tak enak atau bahannya tidak berkualitas. Ternyata karna ibunya terlalu sibuk sampai tak bisa menemani. Hahh..

#ArlynxMenglelah

Aku terkekeh saat dia terus berceloteh tentang kegiatan liburannya. Walau sempat terpotong oleh pelayan yang mencatat pesanan.

Dia tetap melanjutkannya. Aku menanggapi sedikit-sedikit, karna saat aku bertanya dia sudah menyambernya dengan jawaban semangat. Kupikir itu sisi imutnya.

Ah tidak semua tentangnya itu imut hehe. Aku menopang dagu tersenyum mendengarkannya cerita sambil menunggu makanan pesanan kami datang.

"Hehe lalu ibu memarahiku dan sekarang aku tak akan melakukannya lagi" dia menutup ceritanya dengan menggaruk tengkuk nya dan aku menanggapinya dengan mengangguk sambil terkekeh.

Berbarengan dengan itu, makanan datang. Jadi kami berhenti bicara dan makan dengan keheningan.

"Terima kasih!" kata kasir saat aku membayar semua nya cash.

"Jadi sekarang kita kemana?" tanya Arabella dengan memeluk lenganku.

"Hmm? Kau ingin kemana dulu?" tanyaku membiarkan dia mengambil keputusan.

"Bukankah kita sudah merencanakannya? Lebih baik ikuti rencana hehe"

Jawabannya membuatku tersenyum.

"Baiklah, ayo!" kami sangat bersemangat.

Lihatkan, sudah kuduga. Ini memang kegiatan anak kecil. Menaiki berbagai wahana, membeli es krim, mengambil foto, membeli permen kapas dan diakhiri menaiki biang lala yang besar.

Sepertinya Arabella kelelahan. Dia sangat lesu sekarang tak seperti saat berangkat tadi. Dia tertidur menyenderkan kepalanya di bahuku sementara bus terus bergerak.

Bus berhenti di halte dekat kediaman Black. Aku yang tak tega membangunkan pun menggendongnya di belakang punggungku.

Agak ringan bukan berarti tak berat hehe. Tak perlu mengkhawatirkan tentang barang bawaan. Aku sudah menyuruh Kracher membawanya.

Tentu saja dengan langsung berapparate kedalam rumahnya. Jika tidak mungkin sekarang seluruh dunia sedang gempar.

Lupakan itu, sekarang kita sudah sampai. Aku mengetuk pintu dengan kaki. Aku malas melepaskan gendongannya, aku takut dia terjatuh.

Pintu terbuka menampilkan Apollo dengan wajah datar khas pelayannya itu. Aku masuk dan naik tangga menuju kamarku.

Menidurkan dia di kasur. Bertanya-tanya apa dia tak terganggu dengan suara langkah kaki atau gedoran yang kuberi tadi? Mungkin dia hanya lelah.

Jadi aku pergi membersihkan diri. Harap-harap saat aku selesai dia sudah terbangun.

Tapi nihil, aku sudah selesai mandi dan berpakaian sementara dia malah bergelung di balik selimut mencari posisi nyaman membuatku mendengus.

"Hey Bella, ayo bangun" aku membangunkan dia dengan menepuk-nepuk pipi nya pelan.

Dia malah bergumam tidak jelas.

"Heyyy jika ayah melihatmu seperti ini mungkin dia tak akan merestuimu loh~"

Berhasil! Dia bangun dengan terkejut membuatku tertawa.


Voment🔥

Sirius Son ɪv (end) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang