58

206 34 3
                                    

"Alastor! Alastor!" acara kejar-kejaran itu dihentikan oleh owo, membuat mad-eye mendekat takut-takut sementara Draco dan antek-anteknya lari meninggalkan aku disini. Jadi aku berjalan dan berdiri di belakang owo, memihaknya.

"Kami tak pernah gunakan transfigurasi untuk hukuman!

Dombledore tentu mengatakannya padamu!" owo marah sekali soalnya dia sampai mengacungkan tongkat pada mad-eye.

"Mungkin saja" ck, aku tahu dia ini orang yang bertingkah seenaknya tapi kan ini sudah kelewatan.

"Kau harus mengingat itu!" aku mengangguk membenarkan.

Lalu owo berbalik dan membubarkan kerumunan. Tersisa aku, Pottah, dan mad-eye. Aku kembali adu tatap dengan mad-eye, dia menjulurkan lidahnya seperti ular. Seakan menyadari itu dia merogoh saku dalam jasnya mengambil sesuatu membukanya lalu meminumnya.

Aku mengeryit bingung. Ramuan? Tapi ramuan apa? Dia terlihat ketakutan lalu berjalan melewatiku sambil memanggil Pottah. Aku hanya memperhatikan kepergian mereka berdua.

Polyjuice? Tidak-tidak kau hanya terlalu waspada Arlynx. Tetapi, padahal aku sendiri yang bilang tak ada tahun yang damai untuk Pottah. Ck, aku harus memberitahu pak tua itu. Sepertinya aku juga sudah ditandai oleh mad-eye— palsu tepatnya?


Aku berjalan menuju kantor kepala sekolah. Sampai disana aku tak melihat siapa-siapa. Bahkan owo tak menunjukan batang hidungnya. Jadi aku berjalan kembali, mungkin akan berpaspasan? Tapi aku malah bertemu Pottah. Dia berhenti berjalan dihadapanku aku juga ikut berhenti.

"Jadi, apa tugas pertamanya Pottah?" aku melipat kedua tanganku di depan dada.

"Lynx, maaf baru memberitahumu.

Naga" katanya sambil menunduk.

Aku membelalakan mata terkejut. Kemungkinan terburuk yang ku pikirkan ternyata terjadi. Ck, apa aku harus mengutuk kemampuanku membuat kemungkinan-kemungkinan yang ada? Tidak-tidak, kadang itu di butuhkan.

"Jadi dengan apa kau akan menghadapinya?"

Dia makin menunduk, berpikir mungkin.

"Lalu tadi apa yang dibicarakan prof. Moody?" karna dia terlalu lama berpikir aku ganti saja topik pembicaraannya.

"Ah ya dia bilang aku harus menggunakan kemampuanku" katanya dengan senyum senang.

Aku mengangkat satu alisku. 

"Lalu apa itu?"

"Sapu" katanya membuatku menurunkan kedua tangan yang terlipat sambil mengangkat satu alisku— lagi.

"Kau hanya bisa menggunakan tongkat sihirmu disana Pottah, lalu bagaimana caranya kau membawa sapu?"

"Itulah yang sedang ku pikirkan Lynx" aku menghela nafas.

"Begitu saja repot, accio kan bisa" dia malah diam.

"Saat pelajaran sihir dasar kau bisa bukan?"

"Iya tapi kan itu barangnya dekat"

"Kalau begitu berlatihlah, bawa fireboltmu

Besok setelah kelas di lapangan quidditch" kataku sambil berjalan meninggalkan dia. 

Padahal tinggal accio sapu masa dia tidak bisa? Mungkin dia kurang percaya diri, tapi dia kan sering mempermalukan diri sendiri.




o0o



"Oh hallo Pottah, sepertinya kau sangat bersemangat ya" aku datang ke lapangan quidditch sehabis kelas dengan membawa Cleo di pundakku.

Dia hanya memperhatikan Cleo. Aku yang di abaikan hanya memasang wajah malas.

"Cleo bawa sapu itu ke hutan terlarang"

Cleo mematuhi perintahku dan terbang. Sekarang hanya tinggal aku dan Pottah.

"Besok tempat ini akan dikosongkan untuk persiapan tugas pertama Pottah,

jadi kau harus bisa hari ini juga"

"Bagaimana caranya?"

"Mudah,

acungkan tongkatmu ke atas lalu bayangkan benda apa yang ingin kau ambil setelah itu kau rapalkan mantra nya" tepat setelah aku bicara begitu Cleo terbang mendekat dan kembali bertengger di pundakku. 

Kalian bertanya Apollo? Dia ku tempatkan di dekat firebolt nya Pottah, agar tak ada yang mengambilnya tentu saja. 

Lalu Pottah mengikuti instruksiku. Tapi tak ada yang terjadi.

[Apa sapu itu bergerak Apollo?]

[Tidak sama sekali master]

Aku menatap Pottah dengan pandangan 'kasihan sekali'.

"Apa?" ups dia menyadari tatapanku.

"Kau harus lebih percaya diri Pottah,

lihat ini. Accio firebolt!"

Tak lama kemudian sapu itu terbang mendekati kami dan berhenti di hadapanku.

"Lihat, benar bukan?" dia mengangguk membenarkan.

"Nah Cleo, bawa sapu ini kesana lagi" lalu Cleo terbang membawa sapu itu dan kembali lagi.

Yah begitulah saat aku mengajari Pottah. Perlu diingat kejadian di atas terjadi berulang-ulang hingga Apollo protes karna Cleo dipaksa bekerja ekstra. Padahal itu lucu, lagian mereka kan jarang bekerja ekstra seperti ini. Yah pokoknya besok aku akan meliburkan mereka.





Voment

Dobel up spesial sirius son3 1k reader

Makasih loh woy!

Sirius Son ɪv (end) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang