60

198 32 1
                                    

Sementara diluar pak tua memulai jalannya acara dengan menyampaikan sambutan-sambutannya aku masih berbincang ringan bersama para pejuang.

"Kalau masalah melawan naga apa, kalian lihat saja nanti bersama prof. yang lain" kataku santai tapi membuat wajah mereka harap-harap cemas.

Hingga percakapan kami berhenti saat melihat Granger yang tiba-tiba memeluk Pottah disambung dengan kilatan cahaya dari kamera sihir.

"Young love" siapa nenek-nenek kacamata ini?

"Sangat menyentuh" katanya berjalan mendekati posisi Pottah dan Granger melewati tempat aku dan para pejuang berbincang.

Tiba-tiba mereka semua berwajah kesal, hei aku tak melakukan apapun. Oh ternyata itu dtunjukkan untuk nenek-nenek ini, kukira padaku. Bukan salahku aku berpikir begitu, kan sudah tabiat mereka jika bertemu Draco dan antek-anteknya dimana disitu ada aku mereka langsung berwajah seperti itu.

"Jika semua tidak berjalan lancar hari ini, kalian mungkin bisa dimuat di halaman depan" dia pikir mereka berdua bunga? Segala disimpan di halaman depan jangan dong nanti kebunnya agak merusak pemandangan. Becanda deh haha.

"Kau tak punya urusan disini" woah Krum gentle sekali, kulihat-lihat sepertinya dia sangat tertarik pada Granger ya makanya dia melawan nenek-nenek ini.

"Tenda ini untuk para pejuang dan teman mereka" katanya sambil berjalan mendekati nenek-nenek itu diikuti pejuang yang lain.

"Dan staff" aku menambahkan ikut bangun lalu berjalan menghampiri mereka.

Karna aku yakin sebentar lagi para orang tua itu pasti segera masuk kesini. Tapi si nenek ini tersenyum genit padaku dan Krum.

"Tak masalah, kami sudah dapat apa yang kami mau" katanya dengan senyum menyebalkan. Menyadari aku melihatnya juga, dia mengedipkan satu matanya padaku. 

Najiz.

Lalu dia berjalan mundur sampai tempat masuk tenda, tapi si kameramen ini malah memotret lagi yang menyebabkan semua orang disini kaget termasuk aku. Tapi tak apalah, di kondisi apapun aku percaya aku selalu tampan haha.

"Selamat pagi, para pejuang harap berkumpul" kan apa kataku tadi, para orang tua mulai memasuki tenda dan menyuruh berkumpul.

Aku sih berdiri di samping pak tua sambil melipat kedua tangan di depan dada melihat malas mereka semua.

"Kalian telah menunggu, membayangkan, dan sekarang tiba saatnya. Momen yang hanya kalian berempat yang bisa merasakannya.

Apa yang kau lakukan disini ms. Granger?" kata-kata terakhir pak tua membuat semua orang mengalihkan atensi pada Granger di sebelahku. Kupikir dia akan membiarkannya.

Setelah Granger pergi pak kumis membuka kantong yang didalamnya ada miniatur naga hidup. Dia menyuruh para pejuang berkumpul di sekelilingnya yang otomatis membuatku berjalan mundur tapi masih tetap berdiri disamping pak tua. Kami berdiri di belakang Pottah tentu saja dia kan berdampingan dengan Diggory jadi kami harus menjadi backingan mereka bukan?

Pak kumis itu menyuruh mereka mengambil satu miniatur naga didalam kantong dimulai dari Delacour yang berdiri di sebelah kanannya. Orang perancis itu mendapatkan Welash green oh lucky. Lalu berlanjut pada Krum dia mendapatkan naga china haha. Saat bagian Diggory aku melihat dia berwajah masam pada pak kumis dan dia mengambil miniatur naga nya.

Oh hentikan itu pak kumis, kau tersenyum seperti penjahat kelamin. Aku tahu konflik antar ayah Diggory dan pak kumis ini sepertinya membuat mereka saling membenci juga. 

Dan akhirnya, hahh... Pottah malang sekali nasibmu. Sudah melawan naga, yang paling terkuat lagi, yaampun kau harus banyak-banyak bersabar.

Aku dan pak tua menepuk-nepuk pundak Pottah menguatkan sementara dia berwajah memelas. Yah tak ada yang bisa dilakukan dalam kondisi ini. Begini-begini aku itu orang yang jujur bila memiliki tanggung jawab.

Ditengah kepanikan semua orang, si nenek ini terus menyenggol-nyenggolkan badannya padaku sehingga dadanya bertabrakan dengan lenganku. Kuakui itu cukup kenyal tetapi maaf-maaf saja aku tak suka orang tua jadi aku mengabaikannya tanpa sekalipun menatapnya balik atau sekedar melayangkan tatapan tak suka. Mungkin dengan begitu dia akan menyerah.

Si pak kumis menjelaskan peraturan mainnya dan segala macamnya pada para pejuang. Sementara saat itu berlangsung si nenek ini perhatiannya teralihkan jadi aku berjalan diam-diam dan berdiri di samping Delacour. Begini lebih baik daripada bersama nenek-nenek tadi. 

"Baiklah semoga beruntung para pejuang, mr. Diggory setelah bunyi meriam kau bisa—

DUAR!!!

Belum selesai pak tua bicara, si squib di atas sana sudah menyalakan meriam dan membuat semua orang terkejut bahkan menyebabkan tenda bergoyang cukup kencang. Saat terkejut si Delacour malah menghambur ke pelukanku dan mendekapku erat. Yaampun nasib menjadi orang tampan. Tetapi karna dia anak muda tak seperti nenek-nenek tadi aku membalas perbuatannya dengan menepuk pundaknya sekali.

Sekali saja perlu diingat, aku tak membalas pelukannya hei, bahkan aku memegang lengannya supaya dia melepaskan pelukannya. Lalu dia melepaskannya dengan wajah memerah malu. 'Kuatkan hatimu Lynx! Meskipun dia imut kau sudah memiliki kekasih!'






Voment

Semangat puasanya ya gaes, jangan lemes-lemes eak wkwk. 

Sirius Son ɪv (end) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang