46

225 37 0
                                    

Keren bukan kemampuanku yang baru?

Aku bisa mendengar apa yang didengar oleh para babu ku ini.

Untuk mengembangkannya gampang sih menurutku. Tapi menurut Apollo dan Cleo itu lumayan.

Energi mereka berbeda dengan penyihir pada umumnya. Mereka itu memakai mana. Jadi ada batasan tertentunya. Tapi sekalinya mereka menggunakan sihir itu kuat sekali.

Bahkan jika mereka mau mungkin sekawanan makhluk itu bisa menguasai negara.

Tapi itu sangat merepotkan. Mereka hanya berdiam dan bermukim di hutan.

Apollo dan Cleo ada kasus pertama spesies mereka mengikat sumpah pada manusia.

Aku keren bukan? Haha.

["Mungkin kau harus bilang pada Arlynx Harry, dia mungkin membantu"] itu suara Granger.

Dan kurasakan mata yang memperhatikanku bertambah.

["Yah, mungkin"] itu Pottah.

Aku hanya bersikap biasa, menuangkan teh pada gelas lalu menyesapnya perlahan sambil berwajah datar.

"Lynx, jika kau terpilih jadi peserta aku yakin kau menang dengan mudah" mulut siapa itu?

Aku melirik Draco dengan tatapan malas.

"Aku hanya akan menjadi penonton Draco, bahkan jika bisa aku hanya ingin tiduran santai di kediamanku"

Dia hanya mendelik sambil mendecakkan lidah kesal membuatku tersenyum tipis.

["Oh Apollo kucing pintar"]

Kucing katanya, aku hanya tersenyum geli mendengar pak tua itu bicara.

["Kemari kucing pintar duduk dipangkuanku"]

Meski kesal Apollo loncat lalu duduk dipangkuan pak tua itu.

[Master, entah kenapa saya kesal]

[Jangan dipikirkan Apollo, pak tua itu memang senang mengejek]

Aku melihat dari kejauhan Apollo yang di elus-elus.

["Apollo bisa kau katakan pada pemilikmu untuk jangan keluar dari great hall sesudah makan malam nanti? Aku ada perlu"] dia berbisik pada Apollo.

Kata-katanya membuatku refleks mendecakkan lidah kesal.

Padahal ini baru malam pertamaku di Hogwarts tahun ini, sialan!

Sabar Arlynx! Kau akan semakin tampan jika banyak bersabar!

Aku menutup mata, tersenyum sambil menghela nafas lelah. Tetapi yang terdengar di telingaku itu pekikan yang tertahan.

Suara yang membuatku membuka mata kaget. Apa itu? Untung saja aku bisa mengkondisikan wajahku. Ternyata itu suara para wanita yang tertarik padaku.

Ck susah ini. Aku tidak ada niat untuk mengharem maaf-maaf saja. Aku hanya melirik mereka lalu tersenyum tipis menyapa. Mengubah ekspresi wajah dan mengalihkan atensiku pada owo di depan sana.

Sepertinya aku terlalu banyak berpikir. Buktinya anak-anak tahun pertama sekarang selesai di sortir. Baiklah sebentar lagi makan malam dimulai.

Pak tua itu berdiri. Aku lupa akan ada turnamen itu. Hahh makin lama saja ini. Entah apa yang akan di umukan pak tua itu, walaupun kata-katanya panjang tapi jika di rangkum dan diambil point pentingnya itu akan menjadi pendek.

Ibaratnya buku yang tebal dan berpuluh-puluh bab, tapi jika mengambil intinya kertas yang dipakai kurang-lebih dari satu lembar.

Karna malas mendengar aku hanya mengaduk teh ku malas sambil mendengar jokes Draco dan kawanannya yang terkadang garing.

Tentu saja mereka bisa bercanda ria, kan mereka juga sudah tau apa yang akan di umukan.

Lalu squib pembersih Hogwarts itu membuka pintu dengan tergesa berlari menuju pak tua yang sedang memberi pengumuman.

Alhasil pengumuman itu berhenti beberapa saat untuk mereka berdua mengobrol. Sesudah itu si squib kembali berlari ke pintu great hall.

Yang jadi sorotan semua orang adalah, selain dia mengganggu orang bicara cara berlari nya juga sangat aneh. Tak heran kawanan ular ini tertawa begitu kencang. Aku? Aku sih hanya melihat dengan malas.

Lagian orang sedang berbicara dengan tidak sopannya dia ganggu. Menganggu estetika pandangan dan pendengaran saja.

Aku menghela nafas pelan. Melupakan kejadian barusan, sepertinya aku tertular penyakit Weasley teman si Pottah itu. Perutku sudah lapar yaampun!





Voment

Sirius Son ɪv (end) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang