Masih ada waktu sebelum jam pelajaran nanti kan. Baiklah, aku akan pangkas rambut. Seperti yang di katakan Ray pada kartu ucapannya.
Setidaknya agar terlihat sedikit rapi.
"Kemana Lynx?" tanya Draco dari tempatnya berdiri di belakang sana sambil teriak.
"Pangkas!" jawabku ikut berteriak lalu berbelok ke pintu keluar Hogwarts.
Di Hogsmade ada pangkas rambut tidak ya?
Accio nimbus!
o0o
Kelas malam bersama AG. Sunyi sudah pasti. Tapi untungnya tidak canggung.
"Bagaimana pendapatmu tentang ini mr. Black?"
Padahal baru sesaat yang lalu dia menyuruhku membuat amortentia. Sekarang dia meminta pendapat?
"Tentang apa prof?" tapi mana bisa aku menolak kan? Aku menjawab sambil terus melakukan kegiatanku.
Telinga memang mendengar, tapi kegiatan ini juga harus di selesaikan dengan cepat. Dan itu memerlukan kemampuan mata.
"Stok bahan ramuan habis, padahal kau baru 2 kali kelas malam.
Tidak mungkin itu tikus bukan?"
Dia berkata seolah aku yang menghabiskan bahan ramuan miliknya.
"Bisa saja para hantu prof.,
Mereka juga patut dicurigai. Daripada curiga pada tikus, lebih baik kau mencurigai mereka terlebih dahulu.Peeves misalnya?" kataku dengan nada pelan tanpa mengalihkan atensiku dari kuali.
Tak ada percakapan selanjutnya setelah itu. Hanya suara dentingan kuali yang beradu dengan pengaduk ramuan, atau suara pisau yang memotong.
Setelah dirasa selesai, aku menegakkan kepalaku menatapnya. Dia yang mengerti pun berjalan menghampiriku.
"Sudah selesai?" aku hanya mengangguk menanggapinya.
Dia lalu mendekatkan kepalanya pada kuali, mencium aroma nya mungkin.
"Coba giliranmu, apa yang indra penciumanmu tangkap?" katanya datar.
Lalu aku ikut mendekatkan kepalaku pada kuali dan bernafas pelan. Mencoba berpikir, siapa yang memiliki aroma seperti ini.
"Sudah? Aroma apa?" dia penasaran ya?
"Greentea dengan sedikit mint" kataku pelan sementara si AG ini malah memandangku jijik.
Hei jangan berpikiran begitu dong. Dia pikir aku suka sesama jenis gitu?
"Lalu siapa orang itu?" aku menenggakkan kepalaku lalu melihatnya datar.
"Bukankah sudah jelas?
I love myself" kataku sambil berjalan menuju lemari tempat botol kaca, meninggalkan AG yang tercengang, tak menebak kalimat yang akan ku ucapkan.
Mungkin dia pikir aku bisexual? Najiz.
Aku memasukan amortentia buatanku ke dalam botol kaca itu lalu menutupnya. Memperhatikan itu sebentar lalu memasukkan botol itu ke lengan jubahku. Kegiatan itu di perhatikan oleh AG dengan wajah datar.
"Sudah selesai kan?" dia mengangguk lalu aku undur diri dari sana.
o0o
Gaya rambutku, apa tahun besok juga akan ada yang menirunya? Yah entahlah, aku sudah seperti tokoh sosial saja.
Aku tak tahu bisa bilang ini atau tidak, tapi. Sungguh aku malas terus melihat wajah AG.
Seperti yang kalian tahu sekarang ini kelas gabungan di great hall. Di awasi oleh beberapa prof dan boss nya itu si AG.
Untungnya dia mondar mandir di meja griffindor. Terlihat dari tadi dia terus memukul kepala trio griffindor itu.
Aku sebenarnya sudah selesai. Tapi sekarang ini sedang berbisik-bisik dengan Goyle di sisi kananku, sementara Draco duduk di hadapanku.
"Potter belum mendapat pasangan"
"Apa? Yang benar saja, harusnya dia gerak cepat" Nott di sisi kiri ku ikut menimbrung.
"Benar, kulihat sih dia sedang mengincar perempuan dari ravenclaw" kenapa Parkinson juga ikut?
"Hee benarkah? Jika seperti itu bukankah kau harus berhati-hati Lynx?" apa si Draco ini?
"Entahlah, aku rasa aku tak perlu mewaspadai sesuatu yang berada si bawahku"
"Whoaaaa" mereka berseru tapi hebatnya berbisik.
Mungkin karna terbiasa bergosip?
Akun Arlynx nih bos
KAMU SEDANG MEMBACA
Sirius Son ɪv (end)
FanfictionTahun keempat Arlynx di Hogwarts dipenuhi dengan kata umpatan pada orang-orang kementrian sihir. Di tahun ini, Arlynx selalu membantu Harry Potter yang mungkin membuat hubungan keduanya semakin erat. Sirius Son ɪ (end) Sirius Son ɪɪ (end) Siriu...