Sirius Son ɪv (end)

93

"Selamat datang di tantangan kedua.
Tadi malam sesuatu telah di curi dari masing-masing pejuang.
Sesuatu yang berharga.
Keempat barang berharga ini satu untuk setiap pejuang sekarang berada di bawah danau hitam.
Untuk menang masing-masing juara harus menemukan hartanya dan kembali ke permukaan-"

Dia bicara seolah itu gampang. Aku yang berada di samping pak tua hanya menatap ke depan dengan tatapan malas.

Fleur, Krum, Diggory, dan Pottah sudah bersiap di garis awal.

Yaampun. Aku yang memakai setelan musim dingin saja masih terkena angin dingin. Apalagi mereka yang hanya memakai pakaian renang?

Terlebih berenang di danau hitam. Hari-hari biasa saja danau hitam sudah dingin, apalagi sekarang musim dingin?

Benar-benar. Merlin bilang manusia semakin tua akan semakin bijak, yah memang benar. Tapi tidak untuk pegawai kementrian.

Mereka semakin tua malah semakin sinting.

Krum melihat ke atas, di susul Fleur dia menatapku dengan wajah khawatir atau gugup.

Aku melambaikan tangan lalu mengepalkannya, berusaha menyemangatinya. Dia membalas melambaikan tangan.

"Kalian boleh mulai saat mendengar suara meriam"

Duar!

Ck, si squib ini ikut bersemangat karna sorakan para penonton ya? Atau karna sorakan semangat anak-anak slytherin?

Padahal kan niat mereka hanya bercanda. Dia malah semakin percaya diri begitu.

Para pejuang kompak masuk ke dalam air. Ya yang tiga saja, si Pottah sedang kesakitan disana. Tapi mad-eye menutupi itu dengan mendorong Pottah ke dalam air.

Apa itu efek gillyweed? Sepertinya iya. Aku tak melihat dia memakannya. Mungkin karna tertutupi gerombolan manusia yang berkumpul di dekat para pejuang.

Pak tua beserta yang lainnya berjalan pergi. Sementara aku tetap di tempat, mungkin akan turun menyaksikan bersama teman yang lain.

Aku berjalan turun sambil memperhatikan teman-teman Pottah atau murid-murid griffindor yang melihat air danau mencari keberadaan Pottah.

Si Neville lalu berbalik sambil memegangi kepalanya, wajahnya tampak panik.

"Aku membunuh Harry Potter" terdengar begitu.

Aku hanya terkekeh.

Lalu tanpa di sangka si Pottah melompat dari air seperti lumba-lumba terlatih.

Aku yang ke cipratan air hanya mengusap-usap coat yang sedikit basah. Sedikit kesal sebenarnya. Tapi tak apalah, dari pada dia terus berwajah tak berselera seperti kemarin.

Aku sampai di tempat Draco dan yang lainnya menonton. Lagian mereka menonton apa? Hanya ada air disana.

"Oh Lynx sudah nih? Unch unch" Nott memeluk dirinya sendiri lalu mencium-cium udara, mengejek nih?

"Yah, dia tegang tadi" aku menjawab singkat, malas menanggapi.

Sementara Draco yang lain hanya terkekeh.

"Setidaknya balas leluconku dong!" dia melipat kedua tangannya.

Aku membalikan tubuh, melihat ke air di depan sana sambil mengistirahatkan tanganku di pagar pembatas.

"Malas" aku membalas sambil menopang daguku dengan tangan kanan.

Suara decakan kasar Nott terdengar. Sengaja pasti.

"Lagian kau ini kenapa sih? Dari kemarin mencari masalah terus denganku" aku bicara dengan tetap membelakangi dia.

Tak ada balasan ku dengar. Draco di sebelahku pun terdiam. Jadi aku menoleh ke belakang hanya untuk melihat Nott yang menunduk.

"Kenapa sih?" kesal tentu.

"Habis, kau dengan mudah menggaet para gadis"

"Hah? Ahaha" aku tertawa terbahak. Membuat atensi orang-orang yang tadinya hanya memperhatikan air yang bergerak-gerak beralih padaku.

Mereka tertegun. Atau terpesona mungkin.

Diakhiri helaan nafas, aku kembali melihat air di depan.

"Masalah itu ternyata, ku kira apa. Jika kau mau, aku bisa membuatmu berkharisma sepertiku" kataku dengan berniat iseng.

Tapi Nott, Goyle, Crabbe, Zabini dan laki-laki lainnya malah berjalan atau lebih tepatnya berlari ke arahku.

Nott dan Crabbe memegangi celanaku sambil berlutut, sedangkan yang lain berlutut sambil menangkupkan kedua tangannya.

Hahh..

Padahal, aku hanya bercanda..

Voment

Outfit nya Arlynx
Mungkin, tapi terserah imajinasi kalian aja, soalnya sy juga ragu si Arlynx pake kek begituan😅