Epilog

156 17 13
                                    

Beberapa pria sedang mencari sesuatu di dalam klinik yang masih ada beberapa pasien di sana. Mereka tidak sungkan dengan yang mereka lakukan, mereka membuat se-isi klinik berantakan. Alat medis bahkan obat berserakan di lantai.

"Aku sudah katakan untuk tinggalkan tempat ini secepatnya, apa kau tidak mendengarnya!" bentak seseorang yang sedang berdiri di depan wanita pemilik klinik itu.

"Sampai kapanpun aku tidak akan pindah dari sini, ini tempatku, kenapa aku harus pergi dari sini," jawab wanita itu.

Berkali-kali mereka datang, dan beberapa kali juga polisi menolak laporan yang wanita itu buat, wanita itu berprofesi sebagai dokter di klinik miliknya sendiri. Dia memilih membuka klinik kecil untuk membantu warga yang kurang beruntung, dia membangun kliniknya dengan kerja kerasnya sendiri.

Mereka adalah penagih hutang, padahal bukan wanita itu yang memiliki hutang melainkan Paman dan Bibinya. Setelah keluarganya meninggal wanita itu tinggal dengan Paman dan Bibinya, lebih tepatnya dia tinggal bersama di rumah peninggalan orang tua wanita itu, yang telah meninggal. Ayahnya meninggal karena kecelakaan dan Ibunya meninggal karena penyakit yang di derita. Hidupnya semakin sulit saat dia harus hidup bersama kerabatnya, dia yang harus mengalah agar peninggalan Ayah dan Ibunya tidak di jual oleh Paman dan Bibinya. Kalau wanita itu sampai angkat kaki dari rumahnya sendiri, bukannya tidak mungkin. Paman dan Bibinya juga akan membuatnya terjerat hutang.

Wanita itu tertipu saat dia sangat percaya dengan Paman dan Bibinya, ternyata tega menjaminkan klinik yang dia bangun dengan jerih parahnya sendiri. Ini cita-citanya sejak dulu, menjadi seorang dokter di kliniknya sendiri.
Tentang Paman dan Bibinya, kenapa wanita itu malah membuat Paman dan Bibinya tinggal bersamanya karena itu adalah kakak dari Ayah wanita itu yang pernah menolong Ayah dan Ibunya. Mereka menuduh wanita itu, mereka bilang kalau semua hutang yang mereka harus membiayai pengobatan Ibu, wanita itu. Padahal jelas-jelas, Ibu wanita itu memiliki jaminan kesehatan yang tidak habis walau dia meninggal.

Setelah memberikan masalah kepada wanita itu, Paman dan Bibinya kabur, mereka pergi tanpa pamit kepada wanita itu. Namun, sang penagih hutang masih saja mengganggu wanita itu, agar dia menyerahkan klinik miliknya.

Seorang pria berjalan menghampiri wanita itu, dia berdiri tepat di depan pria yang akan menampar wanita itu. Untungnya tangannya belum mendarat ke pipinya, sebelum tangannya di pegang oleh pria yang baru datang itu.

"Kau hanya berani menindas wanita tak berdaya seperti dia," ucap pria itu.

"Lancang sekali kau, lepaskan tanganku, aku tidak ada urusan denganmu," ucapnya.

"Urusannya menjadi urusanku," ucap pria itu.

Karena merasa kalau pria itu ikut campur, beberapa orang menyerangnya dan terjadi perkelahian di luar klinik. Bagaimana beberapa pria menindas wanita tak berdaya. Walau kalah jumlah, pria itu bisa membuat beberapa orang yang menghajarnya pergi meninggalkan klinik setelah kekacauan yang mereka buat.

"Bilang bosmu, temui aku. Aku yang akan bertanggung jawab untuk semuanya." Pria itu melempar salah satu ponsel milik anak buah penagih hutang itu, setelah menulis nomor telepon milik pria yang menyerang mereka. Setelahnya mereka pergi dengan beberapa luka di tubuhnya walau hanya melawan 1 orang saja.

Terlihat klinik berantakan akibat ulah beberapa orang itu, wanita itu mencoba membersihkan tempatnya sambil menangis. Dia merasa sedih saat, Paman dan Bibinya sangat tega padanya. Dengan dibantu beberapa orang yang membantunya di klinik, wanita itu segera membersihkan klinik seperti semula.

"Kenapa kau tidak meminta bantuan Kwang Soo?" tanya pria itu kepada wanita itu.

"Lalu kalau aku meminta bantuannya, apa masalah bisa begitu saja selesai? Kau tahu bagaimana dia, dia hanya akan menambah masalahku saja," ucap wanita itu, dari obrolannya, mereka seperti sudah sangat akrab.

Wanita itu adalah, dokter Jung Eunha. Dia dokter yang memiliki segudang keinginan untuk membantu orang yang kurang beruntung. Saat orang lain bertanya, kenapa dia tidak melepaskan saja kliniknya dan bekerja di rumah sakit besar. Karena, klinik yang dia bangun dengan kerja kerasnya ini adalah impian Ayahnya yang sempat tertunda. Bagaimana dia bisa merelakan apa yang menjadi impian orang tuanya, dia tidak bisa melakukan itu. Meskipun Eunha harus mengorbankan nyawanya dia siap. Padahal sebelumnya, Eunha sudah mencoba bicara dengan penagih hutang untuk memberinya waktu melunasi hutang yang bukan kewajibannya. Ternyata penagih hutang itu malah menekan Eunha untuk meninggalkan kliniknya agar penagih hutang itu bisa menguasai tempat Eunha yang cukup strategis itu.

Dan pria yang bersamanya adalah, Kim Taehyung. Dia mengenal Eunha sejak bersama Kwang Soo, saudara Eunha. Mereka sering bertemu saat Taehyung ingin mengobati lukanya, dan hanya Eunha wanita pertama yang berani bersikap cuek kepada Taehyung. Itu yang membuat Taehyung nyaman dekat dengan Eunha walau status mereka hanya pasien dan dokternya waktu itu. Sekarang mereka lebih akrab, Eunha juga sering memarahi Taehyung saat datang kepadanya dengan luka baru.

"Buat temanmu berguna, setidaknya aku mau menjadi pelindungmu demi keamananmu." ucap Taehyung.

Taehyung tidak sengaja lewat di dekat area klinik saat ada urusan dengan klien. Dia memilih datang karena sudah cukup lama Taehyung tidak menemui Eunha. Ternyata, saat sampai di klinik Eunha, Taehyung melihat beberapa orang sedang mengancam Eunha dan membuat kliniknya berantakan.

Walau sikap Taehyung, dingin, tetapi sikap Taehyung berbeda kepada Eunha. Mungkin cerita hidup Eunha dan Taehyung sama-sama rumit, membuat Taehyung merasa nyaman dengan Eunha. Walaupun begitu, Taehyung bersikap seperti biasa saja kepada Eunha.

"Apa kau tidak terluka?" tanya Eunha, dia menatap Taehyung di depannya.

"Tidak. Sebaiknya kau cepat membersihkan tempatmu," ucap Taehyung.

"Ada apa datang kesini? Aku rasa saat kau terluka sudah ada adikmu yang bisa mengobatinya," ucap Eunha.

"Hanya ingin saja. Kebetulan aku kemari. Aku berguna juga. Sudah jangan menangis. Aku sudah bilang, aku akan membantumu. Hapus air matamu, aku tidak suka melihatnya," ucap Taehyung.

Eunha kembali menatap Taehyung, dia selalu dibuat bingung dengan kata-kata Taehyung. Bisa dikatakan Eunha merasa sesuatu berbeda saat Taehyung mengatakan hal semacam itu. Entahlah hubungan seperti apa yang mereka rasakan, yang pasti mereka sama-sama nyaman. Meskipun jarang sekali bertemu.

To Be Continue..

By: nyemoetdz
01/03/2022

Touch of Heaven (KTH)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang