"Lia, badan lo panas banget," ucap Ratu. "Gue mau panggil dokter biar bisa meriksa kondisi lo," ujarnya.
Lia menggelengkan kepalanya. "Enggak usah,Tu. Gue cuma kurang tidur doang," balas Lia.
"Lo itu sakit, Lia. Bukan kurang tidur," timpal Ratu.
Lia terbatuk. Gadis itu menarik selimut sampai batas dada. Manik hitam milik Lia tertutup rapat. Ratu yang tiduran di sebelah Lia hanya bisa menghela napasnya pelan.
"Lo itu egois, Lia," lirih Ratu.
Seorang cowok yang mengenakan kaos putih polos menggebrak meja makan membuat orang-orang yang ada di sekitar meja itu terperanjat. Napas Argadana memburu kala bola matanya saling bertemu dengan manik hitam seorang cowok yang berdiri di hadapannya.
"Papa hebat banget mentingin kebahagiaan Lea dan merusak kebahagiaan Lia," ujar Kevin.
"Maksud kamu apa? Papa itu selalu adil sama kalian, Kevin. Papa kasih kalian fasilitas yang lengkap——"
"Sadar, Pa. Papa itu egois terlalu mementingkan kebahagiaan Lea." Kevin melirik Lea yang hanya diam sembari memainkan ponsel. "Lo juga gak pernah sadar diri dengan status lo yang sebenarnya di keluarga Argadana."
"Salah Lea apa, Kak?" tanya Lea.
Kevin tersenyum tipis. Cowok itu merangkul pundak Lea. Rasanya saat itu juga Kevin ingin mencekik Lea. Namun, dia ingin bikin Lea menderita lebih lama.
"Lo itu cuma anak pungut jadi jangan belagu! Gue jijik sama lo yang sok ngerasa jadi ratu padahal kenyataannya lo itu cuma sampah. Lo itu cuma sampah," ucap Kevin.
Argadana geram dengan apa yang dikatakan Kevin. Putra pertamanya itu keterlaluan sudah bicara seperti itu kepada Lea. Lea yang lemah, Lea yang suka mengadu.
Plak!
Satu tamparan berhasil menyentuh pipi bagian kiri Kevin. Lelaki dengan setelan jas hitam itu menarik paksa Kevin untuk keluar dari area restoran. Namun, Kevin berhasil melepaskan cekalan tangan papanya.
"Omongan kamu itu benar-benar mirip sama sampah! Papa sama Mama gak pernah ngajarin kamu!" murka Argadana.
"Kevin ngomong begini karena Papa." Kevin memasukkan tangannya ke saku celana. "Buah jatuh tidak jauh dari pohonnya. Kevin bisa ngomong seperti itu karena papa berani ngomong kasar ke adik Kevin, Pa," lanjut Kevin.
"Bimo, Kinan, gimana keputusan kalian mengenai pertunangan Bagas dan Lea?" tanya Farah.
"Ma, Pa. Lia sama Bagas itu saling sayang. Kalian tega memisahkan mereka? Kalian——"
"Papa terpaksa karena ini demi Lea," potong Argadana.
Kevin berdecih pelan. Lagi dan lagi alasan yang terlontar dari mulut papanya itu demi Lea. Kenapa harus kebahagiaan Lia yang dikorbankan? Kenapa harus dia?
"Selalu demi Lea." Kevin menepuk tangannya beberapa kali. Bibir cowok itu terangkat mengulas senyuman tipis. Sorot matanya mengunus tajam. "Menghancurkan kebahagiaan anak kandung demi anak pungut!"
"KEVIN! LEA ITU LAGI SAKIT!" Ini bukan suara Argadana melainkan suara Farah.
"Iya sakit jiwa," timpal Kevin.
Kinan tersenyum tipis kala membaca nama kontak seseorang yang menghubunginya.
"Lia sayang, kamu di mana?"
"Maaf tante, ini Ratu bukan Lia. Badan Lia panas banget, tante. Ratu bingung harus kasih tahu siapa soalnya yang Ratu tahu hubungan Lia dengan keluarganya itu lagi kurang baik. Tante gak marah, kan kalau Ratu bilang ini semua?"
![](https://img.wattpad.com/cover/297930898-288-k268827.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
A&B | Kita Belum Usai [Ending]
Teen FictionYang sudah membaca cerita ini, tolong jangan spoiler alur cerita dan endingnya! "Kalau kita usai, aku boleh kangen pelukan kamu yang bikin nyaman? Aku boleh kangen kamu?" Agrilia atau kerap disapa Lia, tidak pernah menduga kalau dirinya akan kembali...