35. Malaikat baik

1.1K 156 2
                                    


Kalian tahu cerita ini dari mana?

Facebook?

WhatsApp?

Instagram?

Telegram?

Tiktok?

Rekomendasi teman?

Mandiri?

Happy Reading!

"Ada seseorang yang akan menjadi pelindung lo. meskipun orang itu sudah sakit hati karena ucapan lo.
Orang itu ada dan akan selalu ada di samping lo."
~Bagaskara Antonie Pradipta~

"Aku mau kamu kembali, tetapi aku takut kalau kamu bakal kembali menorehkan luka di hatiku."
~Agrilia Putri Argadana~

"Lo serius Regan ngomong seperti itu?" tanya Ratu setelah Lia menceritakan apa yang terjadi semalam.

Lia melotot. Dia mencubit lengan Ratu. Sahabatnya yang satu ini kalau ngomong tidak bisa dikontrol. Untung saja di kelas masih belum ada siapa-siapa.

Ratu meringis pelan. "Sorry, Lia. Soalnya gue kaget saja denger cerita lo." Dia mendekati wajahnya ke Lia. "Terus lo jawab apa? Pastinya lo jawab mau'kan?" Ratu menaik turunkan sebelah alisnya.

"Kalau iya kenapa?" tanya Lia.

"Gue dukung sih kalau sama Regan. Soalnya Bagas bisanya cuma nyakitin lo doang," balas Ratu.

Pembicaraan Lia dan Ratu terhenti lantaran seorang cowok tiba-tiba menarik Lia begitu saja. Orang itu membawa Lia menuju taman yang ada di belakang sekolah. Tempat yang asri dan sejuk. Enak banget dipakai untuk berbicara empat mata.

"Kenapa sih?" ketus Lia.

"Lia, dengerin gue," balas Bagas.

Tangannya terangkat menggenggam tangan Lia. Namun, Lia menepisnya. Bahkan, Lia juga langsung mengusap menggunakan tisu basah.

"Segitunya lo samaa gue?" Bagas tidak menyangka dengan apa yang dilakukan Lia.

"Lo itu cuma bakteri bagi gue," kata Lia.

"Lo kenapa sih? Kalau cemburu bilang! Kita perbaiki lagi dari awal, Lia," ucap Bagas. "Lo lupa sama janji lo? Lo pernah bilang gak bakal pergi meskipun ada masalah besar, tetapi kenyataannya——" Bagas tidak melanjutkan ucapannya lantaran dipotong Lia.

"Kenyataannya gue ingkar? Lo duluan yang mulai! Beberapa hari yang lalu lo itu sudah tunangan sama Lea!" Lia tertawa. "Gue panggil, tapi lo malah cium dan peluk dia di depan mata gue!" Air mata Lia mulai menetes. Bagas tidak mampu berbuat banyak selain terus mengumpat di dalam hati.

"Gue dijebak, Lia," kata Bagas.

"Dijebak sama perasaan yang tiba-tiba muncul?"

Bagas menggeleng. "Perasaan gue cuma untuk lo." Bagas mencolek pelan hidung Lia. "Sampai kapan pun perasaan ini bakal tetap sama," kata Bagas.

****
Seseorang tengah duduk di ruang tamu. Orang itu menunggu kedatangan orang suruhannya. Dia jenuh kala orang yang ditunggu tidak kunjung datang. Dia berdiri, ia berjalan menuju dapur untuk mengambil makanan. Namun, hal tersebut terhenti kala bel rumah terus berbunyi.

"Masuk!" titahnya.

Dua orang preman berbadan besar kini sudah duduk di ruang tamu. Dilihat dari raut wajahnya sepertinya mereka bakal membicarakan hal serius.

"Bos, gue mau ngomong," kata Leon.

"Ngomong apa? Kerja kalian bagus banget sudah berhasil bikin Erlangga mati," balasnya.

A&B | Kita Belum Usai [Ending]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang