"cepetan Lia itu Raja udah nungguin lo di depan."
"Bentar, Bang Ke," balas seorang gadis cantik yang tengah memasukkan pakaiannya dan semua kebutuhan yang dia perlukan ke dalam ransel. "Bang Ke, kenapa lo belum siap-siap juga?" tanya Lia.
"Gue enggak ikut, Lia," balas Kevin.
Lia duduk kembali di tepi kasur sembari bersedekap dada. Kevin menghela napas pelan, lalu mengusap puncak kepala adik kesayangannya dengan sayang.
"Ngambek? Gue juga kalau beres semuanya pasti nyusulin lo ke sana," kata Kevin. "Lagian Lea juga——"
"Tapi——" Ucapan Lia terhenti lantaran Kevin meletakkan jari telunjuk tepat di depan bibir Lia.
"Enggak usah banyak omong." Kevin menurunkan jari telunjuknya. "Lo itu butuh liburan buat melupakan kejadian yang sama sekali bukan disebabkan oleh lo."
Lia menggeleng pelan. "Gue butuh Bagas." Gadis itu menundukkan kepalanya dengan dalam. "Bang Ke." Lia menggapai tangan Kevin yang berdiri di hadapannya.
"Kenapa?" Alis cowok itu saling menaut.
"Gimana kalau Bagas hilang ingatan? Gimana kalau dia akan lebih mentingin Salsa daripada gue?"
"Apa hubungannya dengan Salsa?"
Lia menghela napas panjang. "Salsa itu sahabatnya Bagas, Bang Ke," kata Lia. "Bunda pernah bilang kalau nanti Bagas sadar akan diadakan pertunangan antara Bagas dan Salsa." Air mata Lia kian menetes. "Gue takut kalau pertunangan itu terjadi," lanjut Lia.
"Percaya sama kalimat ini 'sejauh apapun seseorang pergi kalau dia ditakdirkan untuk kamu maka dia akan kembali menjadi milikmu untuk selamanya'." Kevin mengusap pipi Lia yang basah.
Raja berdecak kesal kala sepupunya terus saja memutar musik yang cukup kencang di dalam mobil. Rasanya mobil seperti hendak akan hancur saat itu juga.
"Masuk!" titah Raja ke Lia dan Lea.
Lea dan Lia duduk di bangku belakang. Dua gadis itu terlihat sangat tidak nyaman lantaran musik yang diputar terlalu keras. Berbeda dengan seorang cowok yang mengenakan hoodie hitam terus menikmati alunan musik sembari ikut bersuara.
"Masa lalu biarlah masa——"
"Masa bodo! Gue bisa depresi kalau sama lo!"
"Tega bener lo! Masa musiknya malah dimatiin padahal gue lagi menikmati," ucap Gala dengan sewot.
"Nikmati pala lo!" decak Raja sembari menghidupkan mesin mobilnya. "Lo kalau mau dengerin musik sebaiknya untuk diri lo saja," kata Raja.
"Iya-iya," balas Gala.
Mobil hitam itu melaju dengan kecepatan sedang membelah padatnya jalanan kota Jakarta menuju kawasan puncak di Bogor Jawa Barat. Di dalam mobil hanya terjadi keheningan lantaran dua gadis cantik yang sejak tadi bersuara kini tertidur pulas.
"Cewek yang di belakang cantik juga," celetuk Gala.
"Ngomong apa lo?"
"Lo enggak usah pura-pura gudeg!"
"Kampret lo!" balas Raja sewot. "Awas lo jangan suka sama cewek yang duduk di belakang lo!"
Gala melirik sekilas Lia yang tertidur pulas sembari memeluk boneka milik Amanda yang tertinggal di sana. Secara perlahan sudut bibir Gala mulai terangkat.
"Enggak usah senyum! Senyum lo jelek!"
"Buset." Gala menggeleng. "Sensi banget lo sama gue."
***
"Enggak ada yang perlu dibicarakan lagi jadi sebaiknya kalian pergi dari sini!" usir Kinan.
KAMU SEDANG MEMBACA
A&B | Kita Belum Usai [Ending]
Fiksi RemajaYang sudah membaca cerita ini, tolong jangan spoiler alur cerita dan endingnya! "Kalau kita usai, aku boleh kangen pelukan kamu yang bikin nyaman? Aku boleh kangen kamu?" Agrilia atau kerap disapa Lia, tidak pernah menduga kalau dirinya akan kembali...